Archive | Maret 2013

ARTI STIGMATA DAN MAKNA KEMATIAN YESUS KRISTUS DI KAYU SALIB

By: Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th.

    Pengertian Stigmata

     Stigmata adalah tanda luka-luka Yesus yang tersalib, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang. Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung. Seorang stigmatis, yaitu orang yang menderita akibat stigmata, dapat memiliki satu, atau beberapa, atau bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata dapat kelihatan, dapat pula tidak kelihatan, dapat permanen, dapat pula sementara waktu saja.

Makna Kematian Yesus Kristus

     Kematian Yesus dapat dilihat melalui dua cara pandang yang berbeda (John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.87-88)

  1. Kematian Yesus sebagai peristiwa sejarah.
  2. Kematian Yesus sebagai bagian dari rencana Allah (Lukas 19:10)

Penjelasan:

  1. Kematian Yesus Kristus dalam peristiwa sejarah.

     Kematian Yesus Kristus terjadi pada abad ke-1 Masehi, diperkirakan antara tahun 3033 M. Menurut penanggalan Yahudi, Ia mati tergantung di atas salib, tanggal 14 Nisan, beberapa jam sebelum hari Paskah Yahudi dirayakan (tanggal 15 Nisan, dimulai pada sekitar pk. 18:00 saat matahari terbenam) atas perintah gubernur Kerajaan Romawi untuk propinsi Yudea, Pontius Pilatus, dari laporan para pemuka agama Yahudi saat itu bahwa Yesus mengaku sebagai Raja orang Yahudi. Berita penyaliban dan kematian ini dicatat di sejumlah tulisan sejarawan Kerajaan Romawi, orang Yahudi dan murid-murid Yesus.

        2. Kematian Yesus Kristus dalam rencana Allah

     Arti secara luas. Kematian Yesus Kristus di kayu Salib sebagai pernyataan kasih Allah yang besar atau menganggapnya sebagai teladan bagi kita untuk mengorbankan diri (Yoh. 15:13:Rm. 5:8).

     Arti secara terperinci. Kematian Yesus Kristus merupakan:

  • Sebagai pengganti bagi orang-orang berdosa

     Penebusan pengganti artinya Kristus menderita sebagai pengganti bagi kita, sehingga mengakibatkan kebaikan bagi kita karena Dialah yang membayar dosa-dosa kita. Dosa-dosa kita dibayar Yesus Kristus di kayu salib bukan berasal dari setan sebab kalau Yesus Kristus membayar dosa kita dari setan maka setan lebih tinggi dari Yesus. Akan tetapi dosa manusia dibayar oleh Yesus Kristus  dengan darahNya yakni dari pelanggaran manusia terhadap hukum atau Firman Allah. Jadi Firman Allah otoritas tertinggi dan manusia ditebus oleh Yesus Kristus karena manusia melanggar Firman Allah. Penebusan pribadi dengan penebusan pengganti ada perbedaan yaitu:

  1. Penebusan pribadi dilakukan oleh pihak yang bersalah. Hanya merupakan soal keadilan. Tidak akan pernah selesai.
  2. Penebusan Pengganti dilakukan oleh pihak yang disalahkan. Gabungan antara keadilan dan kasih. Hal ini pengorbanan yang lengkap.
  • Sebagai penebusan bagi hubungannya dengan dosa

     Penebusan berarti pembebasan karena suatu pembayaran telah dilakukan.bagi orang-orang percaya pengertian ini sangat penting sebab pembayaran berlangsung pada waktu kematian Yesus Kristus.

  • Sebagai pendamaian bagi hubungannya dengan manusia

     Pendamaian adalah suatu perubahan hubungan dari permusuhan menjadi kerukunan dan pendamaian antara kedua bela pihak. Manusia dapat didamaikan satu dengan yang lain (Mat.5:24, diallasso, 1 Kor. 7:11, Katallasso), dan manusia telah didamaikan dengan Allah (Rm,5:1-11; 2 Kor. 5:18-21, Katallasso, Ef. 2:16; Kol. 1:20, apokatallaso). Pendamaian juga berarti mendamaikan atau menghilangkan atau penghapusan murka Allah melalui korban kematian Yesus Kristus.

     Akibat dosa, maka Allah dengan manusia berada dalam hubungan permusuhan dan perseteruan. Dalam Roma pasal 5:10 dijelaskan bahwa kita adalah seteru atau musuh Allah. Allah menganggap kita sebagai seteru Allah. Dalam Roma 11:28, dijelaskan bahwa Allah menganggap umat Israel sebagai seteru-Nya. Dalam Roma 5:9 Paulus menjelaskan mengenai murka Allah. Sasaran murka Allah terjadi kepada seteru-seteru Allah. Keadaan manusia dengan Allah sudah dalam keadaan amat rusak adanya, hal ini membutuhkan kebutuhan akan adanya perubahan yaitu pendamaian , menjadi begitu sangat penting sekali.

      Dalam Roma 5:10 dijelaskan pendamaian terjadi melalui kematian Tuhan Yesus Kristus. Allah telah menjadikan Dia berdosa karena kita agar kita dibenarkan oleh Allah di dalam Dia. Kematian Yesus Kristus secara total telah mengubah keadaan manusia, yaitu dahulu sebagai seteru Allah kemudian menjadi manusia yang benar dan sama sekali berdamai dengan Allah yang benar.

     Sasaran dari pendamaian Yesus Kristus, Allah didamaikan dengan manusia, manusia di damaikan dengan Allah, kedua pihak didamaikan secara bersama-sama. Artinya manusia didamaikan dengan Allah. Manusia adalah sasaran pendamaian. Tetapi masih ada arti bahwa setelah manusia menerima pendamaian secara pribadi, maka kedua belah pihak, manusia dan Allah, bisa dikatakan didamaikan sehingga mereka dapat saling bersekutu kembali. Memang murka terhadap manusia dan inisiatif untuk mengadakan perubahan datangnya dari Allah; Ia mendatangi manusia untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya.

     Persyaratan Allah mengenai pendamaian bersifat universal. Pendamaian secara universal ini mengubah keadaan dunia dari tidak dapat diselamatkan menjadi dapat diselamatkan. Pendamaian secara pribadi melalui iman benar-benar membawa pendamaian itu dalam hidup orang yang bersangkutan dan mengubah keadaan orang itu dari tidak diselamatkan menjadi diselamatkan. Dan hanya dengan cara demikian, dosa-dosa diampuni, meskipun dosa-dosa sudah dibayar dikayu salib. Pendamaian dilaksanakan oleh Allah sekali untuk selamanya untuk semua orang berdosa.

  • Sebagai pengampunan  dalam hubungannya dengan Allah.

     Lukas 23:34 Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Pengampunan itu nyata keluar dari ucapan Yesus Kristus untuk semua orang berdosa. Walaupun semua orang disekitarnya berbuat jahat kepadaNya namun tetap mengampuni.

Siapakah Yang bertanggungjawab dalam Kematian Yesus Kristus di Kayu Salib ?
1. Yudas Iskariot. Yudas telah menghianati, menyerahkan Yesus, menjual serta membuat kesepakatan dengan para imam dalam penangkapan Yesus Kristus (Matius 26: 21-22; Matius 14:18-19).

2. Sanhedrin. Dari Getsemani, Yesus dibawa ke Pengadilan Yahudi, disitu Sanhedrin menyatakan Yesus dengan tuduhan-tuduhan palsu akan tetapi tunduhan palsunya tidak mengenai sasarannya sehingga orang-orang farisi jengkel melihat Yesus dan pada akhirnya mereka mendesak Yesus untuk menjawab satu pertanyaan yaitu: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah atau tidak?” Jawab Yesus, “Benar, engkau telah mengatakannya.” Maka imam besar itu  mengoyakkan pakaiannya dan berkata, “Ia sudah menghujat Allah, untuk apa kita perlu saksi lagi?” Dengan demikian Sanhedrinlah yang telah menjatuhi hukuman mati atas Yesus. Memang, oleh Sanhedrin, Yesus telah divonis sebagai orang yang tidak dapat diampuni dosanya. Karena Dia melanggar “kehormatan Allah”. Tetapi Sanhedrin tidak berhak untuk menjalankan hukuman tersebut.

3. Pontius Pilatus. Pontius Pilatus sudah menyatakan sesuatu kepada orang-orang Yahudi bahwa  Pilatus tidak menemukan kesalahan-Nya. Buktinya Pilatus berkata kepada mereka bahwa “Aku ini tidak mendapati suatu kesalahan pun pada-Nya.” Akan tetapi, karena desakan-desakan politis, ancaman-ancaman dan intimidasi dari pihak pemimpin agama Yahudi, Pilatus yang mula-mula berdiri tegak hendak melepaskan Yesus, akhirnya terpaksa menyerah kalah terhadadap tuntutan-tuntutan orang Yahudi itu, sehingga karena habis akal ia menyerahkan Yesus ke tangan mereka untuk disalibkan.
            Dari pembahasan di atas, seolah-olah ada tiga pihak yang harus bertanggung jawab atas kematian Yesus, yaitu: Yudas, pemimpin-pemimpin orang Yahudi, dan Pilatus. Tetapi hal ini masih belum menyatakan keseluruhan fakta, mengapa Yesus mati, sebab kematian Yesus sudah diizinkan bahkan telah ditentukan oleh Allah Bapa seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 4:27-28, “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.”
     Pilatus tidak memerintahkan Yesus dihukum mati dengan cara dilempari batu, sesuai dengan hukum agama Yahudi. Hukuman dilempari batu memang akan mendatangkan kematian, tetapi itu tidak akan menggenapi kesaksian Alkitab tentang jalan kematian sang Mesias, yakni mati diantara pemberontak-pemberontak (Yes. 53:12). Penyaliban adalah cara yang ditentukan Pilatus, suatu cara yang tidak pernah dikenakan kepada warga negara Roma. Cara penyaliban hanya dikenakan kepada orang-orang paling hina dan rendah dalam strata sosial, yakni budak, pemberontak-pemberontak dan orang-orang kutukan (Ul. 21:23, Gal. 3:13). Dengan disalibkan, Yesus menanggung kutukan atas dosa manusia (Karl Barth. Dogmatics in Outline. hlm. 117).

     Yesus Kristus dihakimi menurut tuntutan hukum kerajaan Roma padahal Yesus adalah seorang Yahudi tanpa protes dari para iman. Bahkan imam-imam jugalah yang menyerahkan Dia ke tangan Roma. Kita tahu seperti apa kebenciaan para imam Yahudi terhadap otoritas Roma. Hakim mendapati dirinya tidak bersalah, tetapi toh dijatuhi hukman mati. Hukuman yang diterima orang Yahudi yang bernama Yesus ini dilaksanakan di bawah tuntutan hukum Roma, yakni disalibkan dan bukan di bawah hukum Yahudi, dilempari dengan batu padahal tuduhan atasNya berhubungan dengan pelanggaran akan hukum Yahudi.

Kejadian-kejadian aneh saat kematian Yesus Kristus sbb

  • Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Matius 27:51; Markus 15:28: Lukas 23:45).
  • Terjadilah gempa bumi (Mat. 27:51).
  • Bukit-bukit batu terbelah (Mat. 27:51).
  • Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang (Matius 27:52-53).
  • Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi (Matius 27:54).
  • Kepala pasukan (yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian (Matius 15:39) berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” (Matius 27:54) dan juga ia memuliakan Allah, katanya: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (Lukas 27:47)
  • Datanglah prajurit-prajurit untuk mematahkan kaki orang-orang yang disalib, supaya cepat mati dan mayat-mayat dapat diturunkan. Hal ini atas permintaan orang-orang Yahudi kepada Pilatus, berhubung hari itu hari persiapan sebelum Paskah Yahudi. Ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air (Yohanes 19: 31-34)
  • Sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri (Lukas 23:48).

PUSTAKA;

(Dr. Charles  C. Ryrie, 2010 Teologi Dasar 2. Yogyakarta: Andi. Hal.28-29).

(Karl Barth. Dogmatics in Outline. hlm. 117).

(John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.87-88)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kematian_Yesus).

PERJAMUAN KUDUS (Yohanes 6:44-59; 1 Kor 11:23-34)

By: Iman Yonggi Cho Sinaga

Roti adalah Tubuh Kristus bukan lambang tubuh Kristus.  1 Korintus 11: 29 dikatakan : “Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.” Roti harus diyakini dan dipercayai adalah tubuh Kristus bukan melambangkan tubuh Kristus. Yohanes 6:48 dijelaskan bahwa Yesus Kristus sebagai roti hidup yang telah turun dari sorga dan roti yang diberikan oleh Yesus Kristus adalah daging Kristus yang diberikan untuk dunia untuk dinikmati secara rohani dan keyakinan. Dalam 1 Kor.11:24 berkata; “dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Roti adalah tubuh Kristus sebagai tanda peringatan akan pribadi Yesus Kristus.

Cawa berisi anggur adalah darah Yesus Kristus bukan sebagai lambang. Cawan berisi anggur adalah merupakan perjanjian yang dimateraikan oleh darah Yesus serta diberikan juga sebagai tanda peringatan akan Dia.  Cawan berisi anggur harus diterima secara keyakinan bahwa hal itu adalah darah Yesus Kristus.

Perjamuan Kudus berhubungan dengan hidup yang kekal (Yoh. 6:53-54, 58)

  • Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman (53-54).
  • Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (58)

Perjamuan Kudus menyatukan manusia dengan Allah (Yoh. 6: 56-57)

  • Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku (Yoh. 6: 56-57).

Perjamuan Kudus menyatukan manusia dengan sesamanya (1 Kor. 11:33)

  • Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.

Perjamuan Kudus memberi tugas untuk memberitakan Injil Kristus (1 Kor. 11:26)

  • Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

EKSPOSISI MATIUS 22:1-14

Perjamuan adalah bagian dari perayaan dan pesta khususnya pada hari paskah.

22:1-2 : berbicara mengenai perumpamaan dan gambaran mengenai hal kerajaan sorga. Hal kerajaan Sorga diumpamakan seperti seorang raja yang mengadakan pesta perjamuan kawin untuk anaknya. Orang yang mengadakan pesta perjamuan kawin itu yakni raja, jelas menggambarkan Allah sendiri yang memerintah nanti di dalam kerajaan Sorga. yang dipestakan untuk perjamuan kawin adalah anaknya yaitu Yesus Kristus.

  1. 22:1-8 : Raja memerintahkan hamba-hambanya untuk mengundang banyak orang ke Perjamuan Kawin agar mereka hadir, namun mereka tak satu pun yang diundangnya itu menghadirinya.
  2. 22:9-10: Raja memerintahkan hamba-hambanya untuk pergi kepersimpangan-persimpangan jalan untuk mengundang banyak orang dan mereka semua yang diundangnya itu datang yakni; orang-orang jahat dan orang-orang baik. Namun ada seseorang diantara mereka tetap dibuang dan tidak ada gunanya ia datang, hal ini disebabkan karena tidak “Mengenakan pakaian pesta”

22:3-4: Orang-orang itu telah diundang sebelumnya (ay 3: ‘yang telah diundang’).

Pada saat itu, biasanya jauh hari sebelum pesta, undangan telah diberikan, dan orang-orang yang diundang itu telah menyetujui untuk datang. Tetapi saat yang tepat dari pesta itu belum diberikan. Setelah segala sesuatu siap, maka diberikan undangan yang kedua supaya para undangan itu datang ke pesta (bdk. Ester 5:8 & 6:14). Jadi, adanya undangan ke dua menunjukkan bahwa pesta telah siap!

22:3-6 : Tanggapan orang-orang yang sudah dipanggil dan diundang.

1. Mereka tidak mau datang ke perjamuan kawin (22:3).

2. Orang-orang yang diundang itu mengindahkannya dengan cara (22:5);

  • Mereka ada yang pergi ke ladang
  • Mereka ada yang pergi mengurus usahanya

3. Mereka justru menangkap, menyiksa dan membunuh hamba-hamba yang mengundang tersebut (22:6).

22:8 : Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.

12-13 : Pakaian pesta menggambarkan “kesiapan diri” dan “kekudusan”untuk menghadap Kristus Yesus.

  • Kesiapan iman yang benar kepada Yesus Kristus
  • Kesiapan ketaatan yang terus-menerus kepada kasih karunia Yesus Kristus.

22:14 : Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih artinya orang-orang pilihan adalah orang-orang yang mengenakan pakaian pesta sedangkan orang-orang yang dipanggil adalah semua manusia secara umum untuk menghadiri pesta perjamuan kawin bersama anak domba Allah.

Intinya

Allah memanggil semua orang untuk masuk dalam kerajaan Allah namun Allah memberikan kepada manusia kehendak bebas untuk mengadakan kesiapan masuk ke dalam kerajaan Sorga.

 

TINDAKAN PAULUS DALAM MELAWAN GURU-GURU PALSU

Ada tiga langkah yang dilakukan Paulus untuk melawan guru-guru palsu, antara lain

  1. Menjelaskan kuasa-Nya ( Galatia 1 : 1-5 ) bnd. ( Filipi 1 : 1-5 ). Kuasa statusnya sebagai rasul ( Galatia 1 : 1 ) berusaha menyakinkan kuasanya dihadapan Allah. Menjelaskan kuasa dari sisi pelayanan ( 1 : 1-2 ). Pelayanannya sebagai rasul. Galatia 1 : 11-24 syarat rasul  adalah pernah mengalami perjumpaan pribadi secara fisik dengan Anak-Nya ( Kis. 1 : 16 ). Menjelaskan sumber kuasa-Nya dari beritanya ( 1 : 3-4 ). Salib adalah kasih Tuhan dan penderitaan Kristus. motifnya ( 3 : 1 ) melayani untuk menunjukkan  diri-Nya dan kemuliaan-Nya ( Galatia 6 : 12-14 ).
  2. Menyatakan kecemasannya ( 1 : 6-7 ). Paulus berani menyatakan kesalahannya dan berani untuk curhat.  Kecemasan paulus dapat dilihat : mereka meninggalkan kasih karunia ( ayat 7 ). Dengan kata “ memutarbalikan Injil ( Kis. 2 : 20; Yak. 4 : 9; Gal 1 : 7 ). Memutarbalikkan dalam bahasa Yunani adalah Metasfrofai yang artinya memutarkan, berpaling, mengubah arah, arah yang berlawanan dan mengacaubalaukan dalam bahasa Yunani adalah Tarasontes  yang artinya bingung, kalang kabut dan resah, terkejut ( Matius 2 : 3; 14 : 26 )
  3. Catatan : akibat kasih karunia. Kasih karunia membawa damai sejahtera dan pengampunan. Kita hidup karena kasih karunia ( 1 Korintus 15 : 10 ) maksudnya adalah kasih karunia bukan karena hanya diselamatkan saya namun juga dalam kehidupan sehari-hari diselamatkan.. Kita berdiri dalam kasih karunia yang menjadi dasar hidup orang Kristen. ( Rm 5 : 12 )  Kasih karunia memberi kekuatan adalah menjadi prajurit yang menang ( 2 Tim 2 : 1-4 ). Kasih karunia menyambutkan kita tanpa mengeluh dan bahkan menggunakan penderitaan bagi kemuliaan Allah ( 2 Korintus 12 : 1-10 ), bnd. Orang yang hidup diluar kasih karunian (Galatia 5 : 4 ) adalah orang yang lepas dari Kristus, maka akan mengakibatkan kematian.

DOA PRIBADI (Markus 14:32-41; 1:35; Matius 6:6; 1 Tes.5:17)

 By: Iman Yonggi Cho Sinaga,S.Th.

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar.  Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”  Markus 1:35

 Defenisi Doa

  1. Doa merupakan nafas kehidupan, dan kebutuhan hidup orang percaya seperti makan, minum, tidur atau bekerja,.
  2. Doa  merupakan permohonan ungkapan hati kita yang kita nyatakan pada Bapa Surgawi secara terus-menerus tanpa ada unsur memaksakan kehendak sendiri terhadap Allah.
  3. Doa bukan sebagai ritual agamawi, bukan meditasi, bukan mantra, bukan jimat namun doa sebagai hubungan yang intim, selayaknya seorang anak berbicara pada ayahnya atau mempelai wanita pada mempelai prianya.
  4. Doa merupakan alat komunikasi. Komunikasi yang perlu dilaksanakan adalah komunikasi dua arah  yaitu antara kita dengan Allah, bukan hanya sepihak.

Konsep Doa pribadi  yang salah

  1. Kebanyakan orang beranggapan bahwa Doa pribadi hanya berlaku bagi para hamba Tuhan, para pelayan-pelayan Tuhan dimimbar atau pengerja gereja namun bukan untuk semua orang Kristen tanpa terkecuali.
  2. Beberapa orang juga berkata doa pribadi adalah kewajiban agama karena sudah ada tercantum dijadwal mengenai berdoa.
  3. Doa dijadikan sebagai hapalan, ritual agama , rutinitas,  jimat dan meditasi.

Konsep doa pribadi  yang benar

  1. Berdoa pribadi berlaku bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
  2. Doa pribadi bukanlah suatu kewajiban agama, hapalan, rutinitas, jimat dan meditasi tetapi doa pribadi harus menjadi bagian hidup kita yang terus-menerus mengalir seperti sungai.
  3. Matius 6:6 berkata: “…masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.  Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Konsep doa pribadi  menurut Alkitab dalam  Injil Markus 14:32-41

a. Dari Sudut pandang Yesus Kristus

  1. Yesus melaksanakan doa pribadi. Markus 14:32 berkata: “Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.” Ada masanya Yesus memerintahkan mereka mengadakan doa secara bersama namun ada saatnya juga mereka harus berdoa secara pribadi seperti Yesus harus melaksanakan doa secara khusus di dalam kehidupan-Nya dan para muridnya.
  2. Yesus Kristus berdoa secara pribadi dengan cara Dia datang kepada Allah dalam kondisi memikul beban yang sangat berat. Markus 14:34 berkata: lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Yesus memisahkan diri dari para murid sementara supaya Yesus dapat berdoa dan Yesus memesankan kepada mereka agar mereka juga berjaga-jaga dalam hal berdoa. Yesus berdoa pribadi kepada Allah dalam kondisi darurat, tidak memungkinkan dan tak berdaya dalam kehidupan-Nya.
  3. Yesus berdoa secara pribadi disertai dengan penyerahan diri kepada Allah. Markus 14:35 berkata: ” Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.”
  4. Yesus Berdoa pribadi berdasarkan kehendak Allah Bapa bukan atas kehendak Yesus sendiri. Markus 14: 36 berkata:” Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” Menurut kehendak Yesus secara manusia, jika bisa penderitaan yang akan dialami-Nya jangan sampai hal itu terjadi atau biar semakin menjauh namun kenyataannya Yesus tetap menyerahkan seluruhnya sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga.
  5. Yesus berdoa secara berentetan, terus-menerus, tidak putus-putusnya. Buktinya Yesus Kristus berdoa pribadi sampai 3x di Taman Gedsemani (Markus 14:36-41).
  6. Yesus Kristus mengajarkan kepada ketiga murid Yesus yang sedang tidur yaitu mereka harus berjaga-jaga selama satu jam yakni dalam hal berdoa secara pribadi (Markus 14:37).

b. Dari sudut pandang para Murid Yesus

  1. Para Murid menganggap sepele, remeh mengenai berdoa secara pribadi. Buktinya sampai 3x Yesus selesai berdoa pribadi, mereka masih tetap dalam keadaan tertidur (ayat 36-41). Sehingga Yesus mengatakan kepada mereka di ayat 38 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
  2. Para Murid dikalahkan oleh kelemahan mereka sendiri (ayat 38-42). Mereka tidak bisa menaklukkan kelemahan daging mereka untuk menyediakan waktu berdoa secara pribadi.

Intinya

  • Berdoalah kepada Allah menurut kehendak Allah bukan menurut kehendak sendiri
  • Berjaga-jaga dan berdoa.
  • Kalahkan kelemahan daging ketika datang kepada Allah.
  • “Tetaplah berdoa.”  (1 Tesalonika 5:17).

SIAPAKAH YANG DIPILIH OLEH ALLAH (1 Kor. 1:27-31)

      Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” Yang dipilih oleh Allah adalah;
1.apa yang bodoh bagi dunia, tujuannya; untuk memalukan orang-orang yang berhikmat
2.apa yang lemah bagi dunia, tujuannya; untuk memalukan apa yang kuat,
3.apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, tujuannya; –
4.apa yang tidak berarti, tujuannya; untuk meniadakan apa yang berarti

Ingat: SEMUANYA INI DIPILIH OLEH ALLAH SUPAYA JANGAN ADA YANG MEMEGAHKAN DIRI ATAU SOMBONG DAN CONGKAK DIHADAPAN ALLAH. HENDAKLAH SEMUA ORANG BERMEGAH DIHADAPAN ALLAH.

PELAYANAN ROH

Dalam Perjanjian Lama

Masa sebelum Hukum Taurat

      Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN (Kej. 4:26b).”

Masa Hukum Taurat (Imamat 11:1;12:1;13:1;14:1 dst)

      Bunyinya : Lalu TUHAN berfirman kepada Musa. Allah  adalah Roh berfirman kepada Musa terlebih dahulu untuk melaksanakan seluruh pelayanannya dihadapan Allah.

Masa para nabi (1 Raj.18:26-28)

      Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.” Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

 Dalam Perjanjian Baru  

Menurut kitab Injil (Markus 16:17-18; Mat. 7:28-29).

      Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka (Mat.7:28-29).

      Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (Markus 16:17-18).”

Menurut Kitab Kisah Para Rasul

      Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya: “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan itu: “Betul sekian.” Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.” Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya (Kis. 5: 7-9).

Menurut Rasul Paulus

      Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

 Menurut Rasul Yohanes ( Yohanes 7:37-39; 1 Yoh.2:27).

      Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu  —  dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta  —  dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia (1 Yoh.2:27).
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan (Yohanes 7:37-39).

Percaya terhada Firman Allah atau Kehendak pikiran Manusia ?

By: Iman Yonggi Cho, Sinaga, S.Th

1. ABRAHAM

Dalam Kejadia 12:1-3, bagaimana Allah memerintahkan Abraham untuk pergi dari negerinya dan keluar dari sana menuju negeri yang ditujukan Tuhan kepadanya. pastinya Allah belum memberitahukan kepada Abraham ke negeri mana dia harus melangkah, akan tetapi Abraham tetap percaya kepada Firman dan janji Allah tanpa dia memprotes kepada Allah dengan alasan-alasan logika manusia….buktinya Abraham langsung bertindak (12:4). Dalam Kejadian 12:4 dikatakan bahwa Abraham pergi seperti yang diperintahkan oleh Allah tanpa membantah dengan alasan-alasan logika manusia.

2. ZAKHARIA (Luk. 1:5-25)

Luk 1:11-17: Malaikat Tuhan menyampaikan sesuatu kepada Zakharia tentang akan lahirnya Yohanes pembaptis lewat isterinya Elisabet.

Luk. 1:6-7: Dijelaskan bahwa Zakharia dan Elisabet belum memiliki anak karena Isterinya Elisabet mandul. dengan kata lain, secara logika bahwa mereka selamanya tidak akan mempunyai anak lagi.

ayat 13: Zakharia berdoa kepada Allah dengan iman/keyakinannya, dan hal itu dijawab oleh Allah. walaupun doanya dijawab oleh Allah, namun Zakharia tetap memprotes jawaban dari Allah dengan alasan-alasan logika manusia dibuktikan di ayat 18. akhirnya dengan alasan-alasan logika terhadap kepercayaan janji Allah akhirnya memiliki resiko di dalam diri Zakharia (ayat 19-20). Zakharia bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai lahirnya Yohanes..

Intinya:
1. Pecaya terhadap janji-janji Allah/Firman Allah tanpa ada alasan-alasan logika manusia, maka mendatangkan mamfaat besar terhadap dirinya.

2. menentang janji-janji Allah dengan alasan-alasan pikiran manusiawi, akan membawa resiko/dampak yang tidak baik terhadap dirinya masing-masing.

3. sebenarnya tidak penting lagi/tidak dibutuhkan logika dengan alasan untuk memprotes Allah, terhadap janji-janji Allah, sebab janji Allah itu benar dan pasti digenapi bagi setiap orang percaya dan berharap kepada-Nya. buktikan saja bagi diri kita masing-masing..dan masih banyak lagi toko-toko Alkitab yang lain..

PERLENGKAPAN ROHANI YANG HANDAL (Efesus 6:10-20)

By: Iman Yonggi Cho, S.Th.

      Dalam medan peperangan, dibutuhkan alat untuk berperang, perlengkapan yang cukup matang serta persiapan-persiapan secara fisik dan yang lainnya. Dalam Alkitab dinyatakan dan dibahas mengenai perlengkapan-perlengkapan rohani agar orang percaya memilikinya untuk mengadakan sebuah perlawanan terhadap musuh. Apa yang perlu kita lakukan untuk melawan musuh..?? bagaimana kita bertindak…?? siapakah musuh kita…??

      Dalam Efesus 6:11 dikatakan:”kenakanlah seluruh  perlengkapan senjata Allah…..” . mengenai kata “kenakanlah” menunjuk pada pemakaian senjata tersebut. Dalam pemakaian sangat penting untuk latihan dalam menggunakan senjata-senjata Allah. Sebelum masuk dalam proses latihan dalam penggunaannya, sipengguna senjata harus terlebih dahulu mengenali, paham dan mengetahui senjata apa yang ingin dipakainya. Setelah si pengguna mengenali maka dia harus cakap dan terampil dalam memakai senjata-senjata Allah.

      Dalam Efesus 6:11 dikatakan mengenai tujuan dari pengenaan senjata Allah yakni;”Supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis.” Kata “bertahan” menunjuk pada sebuah tindakan pasif. Kata “melawan” adalah sebuah tindakan aktif. Bertahan  tanpa menyerang (melawan) maka mereka akan kalah. Menyerang tanpa bertahan maka mereka juga akan kalah. Pastinya tindakan yang perlu mereka miliki adalah bertahan dan menyerang. Bertahan dan menyerang satu kesatuan tidak dapat dipisahkan dan kedua-duanya harus berjalan secara bersamaan. Jika mereka menggunakan kedua hal ini maka mereka akan mengalami kemenangan.

      Musuh pasti memiliki kekuatan, demikian juga orang percaya harus memiliki kekuatan. Kekuatan dimaksud bukan kekuatan secara jasmani namun kekuatan rohani. Kekuatan ini dapat diperoleh dari sumbernya. Siapakah sumber kekuatan orang percaya dalam mengadakan pertahanan dan perlawanan terhadap musuh..?? Sumber kakuatan rohani orang percaya berasal di dalam Tuhan yakni di dalam Firman Allah dan kuasa darah Yesus serta di dalam kekuatan kuasa Tuhan.

      Orang percaya harus berjuang untuk melawan musuh. Sebab musuh mereka bukan sembarang musuh. Musuh orang percaya bukan melawan oknum secara fisik atau secara jasmani, bukan juga melawan darah dan daging melainkan melawan oknum roh. Roh jahat ini memiliki struktur pemerintahan yakni; pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat.

      Adapun tujuan-tujuan untuk mengambil seluruh perlengkapan senjata Allah (ayat 13).

  1. Supaya dapat mengadakan perlawanan pada hari yang  jahat (ayat 13a).
  2. Supaya dapat berdiri di dalam kebenaran Allah (ayat 13b).

     Cara pemakaian seluruh perlengkapan senjata Allah;

  • Pemakaian ikat pinggang kebenaran

     Ikat pinggang pada zaman dahulu bahannya terbuat dari kulit dan bahan yang lain, lalu dijadikan ikat pinggang sebagai tempat menggantungkan peralatan-peralatan. Jadi ikat pinggang kebenaran artinya kebenaran sebagai pelindung orang percaya dan tempat menggantungkan kehidupannya sepenuhnya kepada kebenaran Allah.

  • Pemakaian bajuzirah keadilan

      Bajuzirah keadilan fungsinya untuk melindungi hal-hal yang berharga yang menyangkut nyawa manusia misalnya melindungi leher, jantung dan paru-paru. Jadi bajuzirah keadilan fungsinya untuk melindungi hal-hal penting di dalam diri setiap orang percaya kepada Allah.

  • Pemakaian kasut kerelaan untuk memberitakan injil

      Kasur adalah sejenis sandal dibagian bawahnya terdapat paku-paku yang membuat semakin sulit untuk bergerak. Jadi dalam pemberitaan Injil, kita harus mengenakan pemakaian kasut kerelaan. Artinya sesulit apapun kita bergerak untuk melangkah, kita harus rela untuk tetap memberitakan Injil Yesus Kristus.

  • Pemakaian perisai iman

      Perisai berbentuk persegi panjang yang terbungkus dengan kain tebal dan kulit binatang. Sebelum masuk ke dalam medan pertempuran, perisai itu direndam di dalam air sehingga ketika panah api menghujam perisai tersebut maka panah api itu padam. Jadi dengan cara sama, iman mampu mengalahkan panah-panah dari si iblis. Misalkan panah kebencian, sakit hati, dendam, perselisihan, kekecewaan dan lain sebagainya.

  • Pemakaian ketopong keselamatan

      Ketopong terbuat dari kulit yang diperkuat dengan besi. Fungsinya untuk melindungi bagian yang mengontrol segala sesuatu dari tubuh yakni di dalam kepala. Jadi ketopong keselamatan artinya Yesus adalah Juruselamat, terlebih dahulu kita pahami, kita alami secara nyata dan ada di dalam diri kita. Tujuannya untuk menguasai pribadi kita, lalu kita bisa mengontrol dengan baik dan mengalahkan perilaku daging kita termasuk pikiran jahat.

Intinya

  • Senjata yang ada pada seseorang dan senjata apa yang digunakan atau dipakai seseorang sangat menentukan kemenangannya terhadap musuh-musuh.
  • Kemenangan seseorang dalam berperang untuk melawan musuh hanya ada di dalam keyakinan terhdapa  kebenaran (Yesus Kristus) dan kuasa Allah

BERGAUL KARIB DENGAN ALLAH

By:Iman Yonggi Cho, S.Th.

       Kata “Bergaul” dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah “Berteman dan bersahabat” sedangkan kata”Karib” artinya “Dekat sekali, rapat dan erat sekali”. Misalnya dalam hubungan keluarga/famili. Jadi dari arti diatas bahwa beragaul karib dengan Allah artinya bersahabat (berteman) dengan Allah secara erat sekali atau rapat sekali tanpa ada batasan-batasan apapun. Di dalam Alkitab ada 2 tokoh terkenal di Alkitab yang bergaul karib dengan Allah yakni;

1. Henokh (Kejadian 5:21-24)

      Henokh berasal dari keturunan Yared. Yared memperanakan Henokh setelah berumur 162 tahun (Kej.5:18). Setelah Henokh berumur 65 tahun, maka henokh memiliki anak namanya adalah Metusalah (Kej.5:21). Henokh juga berasal dari keturunan ketujuh dari Adam (Yudas 1:14). Henokh juga pernah bernubuat pada masa hidupnya, menyampaikan suara Allah yaitu dalam kitab Yudas 1:14-16 dengan mengatakan: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.” Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan. Henokh bisa menyuarakan suara Allah, karena Henokh hidup bergaul karib dengan Allah. Kehidupan Henokh sangat pantas untuk diteladani mengenai hubungannya dengan Allah. Dikatakan di dalam Alkitab bahwa Henokh bergaul karib dengan Allah sangat begitu lama selama 300 tahun berlangsung (Kej.5:22). Hal inilah yang membuat kehidupan Henokh berkenan dihadapan Allah. Henokh menjadi kesukaan Allah. Henokh memiliki kualitas hidup yang baik dihadapan Allah. Dalam pergaulannya dengan Allah, Henokh tidak berbuat jahat atau kepura-puraan untuk datang kepada Allah, akan tetapi dia memiliki kesungguhan hati dalam menghampiri tahta hadirat Allah. Dengan alasan itulah Allah akhirnya mengangkat Henokh tanpa mengalami kematian secara daging (Ibrani 11:5). Allah melihat juga, Henokh memiliki iman yang tangguh selama hidupnya. Henokh percaya kepada Allah, dengan menyatakan di dalam dirinya bahwa Allah itu benar-benar ada dan nyata. Dan hal itu dibuktikan banyak orang di dalam Alkitab. Henokh juga percaya bahwa Allah memberi upah jasmani maupun upah kekal kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11:6).

 Ada 3 hal kita pelajari dari dalam diri Henokh mengenai bergaul karib dengan Allah;

– Henokh bergaul karib dengan keyakinan penuh kepada Allah.

 a) Keyakinan mengenai posisi Allah bahwa Allah benar-benar ada dan nyata.

 b) Keyakinan terhadap janji-janji Allah/upah yang disediakan oleh Allah.

– Henokh bergaul karib secara sungguh-sungguh kepada Allah.

– Henokh tidak membatasi kuasa Allah bekerja di dalam dirinya.

2. Daud (1 Samuel 10, 13,15,16,17,18)

        Daud adalah pilihan Allah untuk menjadi raja orang Israel (1 Samuel 16:1). Sebelum raja Daud tampil sebagai raja ke dua, raja yang pertama adalah raja Saul (1 Samuel 10:1). Alkitab menjelaskan bahwa posisi Saul pada waktu itu menjadi raja karena permintaan bangsa Israel bukan karena inisiatif dari Allah. Saul mengadakan suatu pemberontakan dihadapan Allah. pemberontakan Saul membuat dirinya tidak berkenan lagi dihadapan Allah. Saul melakukan dosa yang seharusnya dia tidak laksanakan. Buktinya yang pertama, Saul memberanikan diri untuk membakar korban bakaran kepada Allah. Sesungguhnya mengenai ini, bukanlah tugasnya Saul melainkan tugas seorang nabi Samuel (1 Samuel 13:9-14). Bukti yang kedua, Nabi Samuel memerintahkan kepada Saul untuk menumpas segala sesuatu yang ada di dalam diri orang Amalek tanpa ada unsur belaskasihan namun hal itu dilanggar oleh Saul (1  Sam.15:3,7-9). Akhirnya dengan perkara demikian, Saul ditolak oleh Allah menjadi pemimpin ditengah-tengah bangsa Israel (1 Samuel 16:1). Kepemimpinan Saul sebagai raja digantikan oleh raja Daud. Raja Daud berasal dari keturunan Isai. Isai berasal dari Betlehem sehingga mereka dikatakan sebagai orang Betlehem (1 Sam.16:1). Raja Daud adalah salah satu anak dari Isai. Daud bekerja sebagai pengembala kambing domba (16:11). Daud adalah anak bungsu isai (16:11). Daud termasuk orang yang tidak terhitung di dalam Keluarganya. Pribadi Daud menarik, indah, cakap. Dia dapat dilihat dari kemerah-merahan, elok parasnya dan indah matanya (16:12). Daud termasuk orang bergaul karib dengan Allah. Dapat dilihat dari kehidupan sehari-harinya. Keseharian Daud menyenangkan dan menyukakan hati Tuhan. Pada akhirnya Daud dipilih oleh Allah serta diperintahkan-Nya nabi Samuel untuk mengurapi Daud sebagai Raja atas bangsa Israel (1 Sam. 16:12). Setelah Daud diurapi oleh nabi Samuel maka berkuasalah Roh Tuhan di dalam dirinya (16:13). Semakin karibnya Allah dengan Daud, Allah tetap menyertai Daud dalam kondisi apapun (16:18). Keintiman dan kekariban Daud dengan Allah dinyatakannya dalam pujian, pengagungan kepada Allah (16:23), sehingga roh jahat yang mencobah untuk menghinggapi Saul lari dari dirinya karena Roh Allah ada di dalam diri Daud. Daud memiliki sifat keberanian untuk melawan musuh-musuh Israel (17:32) yakni orang Filistin. Dia yakinkan Saul dengan pengalamannya bersama dengan Tuhan karena Allah dengan Daud adalah sahabat karib. Dia mengatakan 17:37 berkata; “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.”  Daud berperang melawan musuh bersama dengan Allah, sebab Allah dan Daud adalah sahabat karib. Daud selalu membawa nama Allah dalam setiap masuk dalam medan pertempuran. Sehingga Daud dengan tegas menantang Goliat dengan berkata: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu (17:45). Dengan keberanian demikianlah Daud menang dalam pertempuran melawan orang Filistin.

          Saul juga pernah mengalami ketakutan terhadap Daud karena Saul melihat kedekatan Daud dengan Allah. Saul mengakui bahwa di dalam diri Daud nyata penyertaan Allah, sehingga hal demikianlah yang membuat Daud berhasil dalam segala perjalananya, sebab ada Tuhan dipihak Daud (18:12-14). Jadi, sangat terbukti Daud bergaul karib dengan Allah. Dapat dilihat dari penyertaan Allah. Pertanyaannya apa sebenarnya kunci untuk bergaul karib dengan Allah di dalam diri Daud?  Jika diamati di dalam kitab Ibrani 11:32-33 mengatakan bahwa Daud bisa menaklukkan kerajaan-kerajaan musuh dikarenakan;

  1. Daud memiliki iman seorang pahlawan.
  2. Daud mengamalkan kebenaran
  3. Daud bisa memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadanya.
  4. Daud dapat memadamkan api yang dasyat.
  5. Daud menutup mulut singa-singa.