MANAGEMENT PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

 BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………       1

  • Latar Belakang …………………………………………………………. 1
  • Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
  • Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 2
  • Manfaat Penulisan……………………………………………………… 3

BAB 2 LANDASAN TEORI………………………………………………………..      4

  • Tentang Manajemen……………………………………………………. 4
    • Pengertian Managemen…………………………………… 4
    • Macam-macam Managemen……………………………. 6
    • Tujuan Managemen………………………………………… 8
    • Fungsi Managemen………………………………………… 9
    • Kegiatan Managemen……………………………………… 12
  • …………………………………………………………………. 13
    • Pengertian Pendidikan…………………………………….. 13
    • Macam-macam Pendidikan……………………………… 15
    • Tujuan Pendidikan………………………………………….. 15
    • Permasalahan dalam Pendidikan………………………. 15
    • Mengatasi Permasalahan dalam Pendidikan………. 16
  • Managemen Pendidikan………………………………………………… 16
    • Pengertian Managemen Pendidikan………………….. 16
    • Tujuan Managemen Pendidikan……………………….. 19
    • Ciri Khas Managemen Pendidikan…………………… 19
    • Tantangan Manajemen Pendidikan…………………… 20

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………    22

  • …………………………………………………………………. 22
  • ………………………………………………………………………….. 23

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

BAB 1

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008 mendefinisikan manajemen sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Lalu Dale Carnegie dan Associates tahun 1978, dalam Sugiyanto Wiryoputro tahun 2008 menggambarkan bahwa manajemen ialah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui penggunaan efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi. Sementara itu Leonard D.White dalam Manajemen Pendidikan dkk. Tahun 2008 mendefinisikan bahwa manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. George R Terry tahun 1972, dalam A. Halim, dkk, tahun 2005 memaparkan manajemen sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan, untuk menentukan arah mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Sedangkan Sukanto Reksohadiprodjo, (dalam Sugiyanto Wiryoputro, 2005:2) mengartikan bahwa manajemen ialah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Jadi, semua defenisi tentang manajemen ini ternyata berbicara menyangkut dan berhubungan mengenai segenap proses, tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penggiatan demi mencapai hasil yang ditujukan.

Istilah pendidikan (education) dalam bahasa Latin disebut educare dan educere. Istilah yang pertama memiliki arti merawat, membesarkan, memelihara, dan memperkaya seseorang dengan gizi yang baik supaya bertumbuh sehat dan kuat. Istilah kedua mengandung arti menuntun seseorang keluar dari suatu keadaan atau situasi ke dalam situasi lain yang lebih baik (B.S. Sidjabat, 2011, hal. 101).

Menurut Prof. DR. H . Muhaimin, MA ; Hj. Suti’ah, MPd; Sugeng Listyo Prabowo, MPd. Manajemen Pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Artinya segala sesuatunya menyangkut pendidikan perlu pengelolahan secara maksimal hingga mencapai apa saja yang diharapkan. Tanpa ada pengelolahan dalam dunia pendidikan itu sendiri maka pasti tidak ditemukannya tujuan yang jelas.

 

Rumusan Masalah

Di dalam Makalah ini, penulis menentukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah pengertian Managemen, Pendidikan dan Managemen pendidikan?
  2. Bagaimanakah permasalahan-permasalahan yang muncul di pendidikan? Lalu bagaimanakah untuk mengatasinya?
  3. Bagaimanakah ciri khas managemen pendidikan?
  4. Apa saja tantangan-tantangan dalam managemen pendidikan?

 

Tujuan Penulisan

Untuk memahami dan mengetahui arti sesungguhnya mengenai manajemen, pendidikan dan managemen pendidikan serta hal-hal yang menyangkut di dalamnya.

 

 

Manfaat Penulisan

  1. Manfaat bagi Penulis
  2. Penulis menjadikan materi sebagai bahan perpustakaan sendiri
  3. Penulis dapat mengetahui dan menjelaskan sesungguhnya managemen, pendidikan, dan manajemen pendidikan serta apa saja keterkaitan di dalamnya.
  4. Manfaat bagi Pembaca
  5. Pembaca dapat menjadikan bahan ini sebagai refrensi tambahan dalam sebuah karya tulis.
  6. Pembaca semakin diperluas tingkat pengertian dan pemahaman seputar managemen, pendidikan dan manajemen pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PENDIDIKAN

 Pengertian Manajemen

Istilah Manajemen di Indonesia masih terdengar menggunakan “bahasa asing”, sebab memang pada awalnya diserap dari bahasa asing, Management, kemudian di-Indonesiakan menjadi Manajemen. Terjadinya penyerapan tersebut untuk memperoleh istilah dan makna sekaligus, agar mendekati kepada istilah asalnya yang berasal dari bahasa asing. Disebabkan berbagai kesulitan dalam menjelaskan makna dari suatu istilah ilmiah, maka digunakanlah kata Manajemen dengan segala konsekuensi ilmiah yang menyertainya. Dalam Manajemen Pendidikan, karangan A.Lhartani tahun 2011 menjelaskan bahwa management merupakan istilah yang baru populer setelah dipublikasikannya karya ilmiah Taylor yang berjudul Shop Management pada tahun 1903 dan Principles and Methods of Scientific Management pada tahun 1911.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008 mendefinisikan manajemen sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Lalu Dale Carnegie dan Associates tahun 1978, dalam Sugiyanto Wiryoputro tahun 2008 menggambarkan bahwa manajemen ialah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui penggunaan efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi. Sementara itu Leonard D.White dalam Manajemen Pendidikan dkk. Tahun 2008 mendefinisikan bahwa manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. George R Terry tahun 1972, dalam A.Halim, dkk, tahun 2005 memaparkan manajemen sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan, untuk menentukan arah mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Sedangkan Sukanto Reksohadiprodjo, (dalam Sugiyanto Wiryoputro, 2005:2) mengartikan bahwa manajemen ialah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Dalam pembahasan terpisah, Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, memberikan batasan bahwa manajemen, ialah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (2008:3). Pendapat yang hampir searah menggambarkan mengenai manajemen dijelaskan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, merupakan kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui kegiatan-kegiatan orang lain (2011:6).

James AF.Stoner mengatakan managemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (1992:8).

Harsey dan Blanchard mengatakan menajemen merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan (1988:9).

Sudjana menyatakan bahwa Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (2000:77)

Menurut Sergiovanni dan Kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal, mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien). Selain itu dalam manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading), dan pengawasan (controlling). Hal ini terlihat bahwa dengan manajemen sesuatu akan mudah diatur dan belajar bagaimana mendayagunakan sekelompok orang dan fasilitas yang ada untuk dilibatkan dalam suatu tujuan tertentu.

Iwa Sukiswa menyatakan manajemen merupakan suatu proses sosial yang berhubungan dengan keseluruhan usaha manusia dengan manusia lain serta sumber-sumber lainnya dengan menggunakan metode yang efisien efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Menurut Sergiovanni dan Kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal menjelaskan manajemen Taman Kanak-kanak merupakan keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan institusional pendidikan prasekolah. Sumber daya merupakan komponen-komponen dalam sistem pendidikan, diantaranya adalah; Program Kegiatan Belajar, pembina, sarana prasarana, uang dan lainnya. Program Kegiatan Belajar merupakan kata lain dalam kurikulum khusus untuk Taman Kanak – Kanak. Pembina meliputi; kepala dan guru taman kanak – kanan. Sarana Prasarana meliputi gedung, perabot, dan alatpermainan taman kanak – kanak, dan lainnya.

 

Macam-macam Manajemen

  1. Managemen sebagai Ilmu

Managemen sebagai Ilmu Yaitu: Adanya objek pengenal, Disusun secara sistematis, Menggunakan metode keilmuan, Dapat dipelajari dan diajarkan secara universal. Didasarkan kepada: Pembuktian, Disamakan, Dirumuskan, Diukur, dan Dibandingkan. Manajemen ini dikembangkan dengan Pengetahuan. Pengetahuan (Knowledge) dimaksudkan keseluruhan dari fakta-fakta, nilai-nilai, asas-asas, dan keterangan-keterangan yang diperoleh melalui belajar, penelaahan, ilham, intuisi dan pengalaman.

Ilmu (science) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang telah di organisasikan secara sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui pengamatan atau percobaan dengan cermat dan teliti.

Ilmu dibagi dua bagian seperti dibawah ini;

Tabel 2.1. Pembagian-pembagian Ilmu

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 14)

 

  1. Managemen sebagai Seni

Manajemen Sebagai Seni Yaitu: Daya cipta yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu, kemahiran yang diperoleh dari praktek atau pengalaman didasarkan kepada Perasaan, terkaan, diuraikan, opini, pendapat . Manajemen ini dikembangkan dengan Latihan.

Ilmu managemen akan dapat dipelajari dan diaplikasikan dengan daya lenting penyesuaian sebagai suatu keahlian, kemahiran atau keterampilan yang dapat dipakai dalam kehidupan manusia. Sebagai suatu seni, managemen merupakan suatu siasat dan usaha tata kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

  1. Managemen sebagai Profesi

Profesi berbicara keterampilan atau keahlian yang berkaitan dengan pekerjaan. Dalam managemen profesi perlu dimiliki pendidikan profesi, pelatihan profesi dan pengalaman kerja.

 Tujuan Manajemen

  1. Efektivitas artinya tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya manajemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.
  2. Efisiensi artinya manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program. Pertama, efisisiensi ditinjau dari usaha / pelaksana program Apabila dari segi pelaksanaan, sebuah program dapat dikatak efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-hematnya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan. Kedua, efisiensi ditinjau dari hasil program. Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyakbanyaknya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.
  3. Produktivitas Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan(input) produktivitas dapat dinyatakan secara kaulitas maupun
  4. Kualitas artinya Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang(products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektiv atas bobot dan/atau kinerja (Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelangannya.
  5. Zulkifli Amsyah (2005:3) memaparkan manajemen sebagai prosedur pelaksanaan fungsi-fungsi unit-unit dalam organisasi untuk merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengarahkan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaanunit masing-masing untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara efektif dan efisien.

 Fungsi Manajemen.

  1. Henry Fayol mengatakan fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
  2. Menurut George R. Terry bahwa fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.
  3. Luther Gulllich menyatakan bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan controlling.
  4. Ernest Dale menjelaskan bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, innovating, representing, dan controlling. Koonts dan O’donnol berkata fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, controlling.
  5. Menurut Oey Liang bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating,Controlling.
  6. James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.
  7. Gorton, (dalam Ibrahim Bafadal, 2009:39) memberikan rincian yang cukup detail mengenai beberapa langkah untuk mencapai tujuan dalam manajemen, sebagai berikut : Identifikasi masalah, Diagnosis masalah, Penetapan tujuan, Pembuatan keputusan, Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian, Pendelegasian, Penginisiasian, Pengkomunikasian, Kerja dengan kelompok-kelompok, dan Penilaian. Semua langkah tersebut sebagai alur prosedur yang berkedudukan “harus dilaksanakan” untuk memperoleh tujuan dan citacita, baik pribadi maupun organisasi. Penjabaran ini memaparkan lebih luas berbagai bagian atau fase-fase kegiatan yang harus dilakukan, baik skala lokal maupun nasional.

Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu planning,organizing, actuating, dan controlling.

  1. Perencanaan ( Planning ) : Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
  2. Pengorganisasian ( Organizing ) : penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi.
  3. Pengarahan ( Actuating ) : Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya.
  4. Pengawasan ( Controlling ) : Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif

Tabel 2.2. Kegiatan dalam fungsi-fungsi managemen

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 8)

 

Perbedaan pandangan dalam fungsi-fungsi managemen

 

Gambar 2.3. Struktur Perbedaan pandangan dalam fungsi-fungsi managemen

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 7)

 Kegiatan Manajemen

 

PENGAWASAN

 

PENGARAHAN

 

PENGORGANISASIAN

 

PERENCANAAN

 MANAGEJEMEN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.4 Siklus kegiatan Manajemen

  1. Fungsi dari Perencanaan
  2. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.
  3. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsiyang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
  4. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana.
  5. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara dini.
  6. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan internal dengan situas eksternal
  7. Menghindari pemborosan.
  8. Fungsi Pengorganisasian: Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
  9. Fungsi Pengarahan: Pemimpin lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
  10. Fungsi Pengawasan Mencakup Empat Unsur : Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas atau fungsinya masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan. Langkah-langkah dalam melakukakan pengawasan, yaitu Menetapan standard pelaksanaan, Mengukur performa aktual, Pengukuran pelaksaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

 Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan (education) dalam bahasa Latin disebut educare dan educere. Istilah yang pertama memiliki arti merawat, membesarkan, memelihara, dan memperkaya seseoang dengan gizi yang baik supaya bertumbuh sehat dan kuat. Istilah kedua mengandung arti menuntun seseorang keluar dari suatu keadaan atau situasi ke dalam situasi lain yang lebih baik. (B.S. Sidjabat, 2011, hal. 101) Dengan demikian maka pengertian pendidikan perlu dipahami dengan baik untuk memperlengkapi segala sesuatu apapun bentuknya.

Secara etimologis, kata “pendidikan” berasal dari kata dasar didik, yang mendapat imbuhan awal dan akhiran pe-an. Berubah menjadi kata kerja mendidik, yang berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakatnya. Pada zaman Yunani, pendidikan diistilahkan dengan kata “paedagogiek” yang artinya ilmu menuntun anak, sementara “paedagogia” artinya pergaulan dengan anak-anak, sedangkan orang yang menuntun disebut dengan nama “paedagog”. Kamus Oxford Learner’s Pocket Dictionary mencatat, Pendidikan diartikan sebagai pelatihan dan pembelajaran (Arif Rohman, 2009:5).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 352) pendidikan ialah suatu perbuatan atau cara memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Kemudian Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1 ) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hakikat pendidikan ialah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia (Ondi Saondi dan Aris Suherman, 201 0:1 ).

Menurut John Dewey, istilah pendidikan dirupakan sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia (Singgih Iswara dan Hadi Sriwiyana, 201 0:68). Al-Syaibani dalam Filsafat I lmu Dalam Pendidikan Tinggi (Singgih Iswara dan Hadi Sriwiyana, 2010:69) memberikan pengertian pendidikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitarnya.

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Selanjutnya, menurut Pidarta Pendidikan Merupakan proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku di dalam masa hidup serta proses sosial (2000:3).

 Macam-macam Pendidikan

Pendidikan digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Pertama, Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang teratur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yang Kedua, Pendidikan non formal meliputi pendidikan lanjutan, pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan, pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sebagainya. Yang Ketiga, Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri dijalani oleh manusia dengan durasi selama hidupnya, ini berarti pengaruhnya akan terus dirasakan oleh pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal, namun demikian keadaan sebaliknya juga terjadi dimana kualitas dari pendidikan informal mendapat pengaruh dari pendidikan formal dan nonformal baik secara langsung maupun pembentukan keluarga.

Tujuan Pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.5 Tabel tujuan Pendidikan

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 29)

Permasalahan dalam Pendidikan

Kebutuhan terhadap perencanaan pendidikan diakibatkan oleh adanya kompleksitas masyarakat dewasa ini, seperti masalah jumlah penduduk, kebutuhan akan tenaga kerja, masalah lingkungan, dan adanya keterbatasan sumber daya alam. Hal tersebut antara lain dikemukakan Banghart dan Trull (1973:5) dalam bukunya yang menyatakan bahwa: “The need for planning arose with the intensified complexcities of modern technological society. Problems

such as population, manpower needs, ecology, decreasing natural resources and haphazard aplication of scientific developments all place demand on educational institutions for solution. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih mengalami krisis besar karena perkembangan dan kebutuhan akan pendidikan tidak dapat terpenuhi oleh sumbersumber yang tersedia. Sejak beberapa tahun lalu, Coombs (1968) dan Manap (1999, 2008) menghimbau agar pendidikan

direncanakan secara seksama. Caranya dengan melihat pada keterbatasan yang ada dan diarahkan kepada penyelenggaraan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat ( Manap Somantri, 2014:2).

Mengatasi permasalahan dalam Pendidikan

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan secara komprehensif, Banghart dan Trull (1973:120) merekomendasikan beberapa hal yang harus dicermati dalam merencanakan pendidikan, di antaranya

  1. mengidentifikasi berbagai kebijakan terkait dengan sistem pendidikan;
  2. mengevaluasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif metode pendidikan dan dalam kaitannya dengan masalah-masalah khusus pendidikan;
  3. mencermati masalah-masalah kritis yang memerlukan perhatian, penelitian, dan pengembangan;
  4. Mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan yang ada.
  5. melaksanakan kajian terhadap sistem pendidikan. dan komponen-komponennya. Perencanaan berfungsi sebagai pemberi arah bagi terlaksananya aktivitas yang disusun secara komprehensif, sistematis, dan transparan.

 Pengertian Menejemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomonikasian, pemotivasian, penggangaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

Ada sepuluh pengertian manajemen pendidikan dari berbagai referensi yang telah saya baca, yaitu:

  1. Menurut Prof. DR. Oemar Hamalik bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem organ peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan.
  2. Menurut Prof. DR. H . Muhaimin, MA ; Hj. Suti’ah, MPd; Sugeng Listyo Prabowo, MPd. Manajemen Pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
  3. Menurut Zainal Aqib dalam bukunya yang berjudul “ Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak” Manajemen Pendidikan yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan Instruksional pendidikan.
  4. Menurut Drs. B. Suryosubroto Manejemen Pendidikan dari segi Kepemimpinan, merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dpt mlksnskn pencapaian tujuan pendidikan.
  5. Menurut Redja Mudyaharjo dalam bukunya “Manajemen pendidikan adalah suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasaran pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
  6. Menurut Biro Perencanaan Depdikbud, manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya,yaitu manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasamani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaan.
  7. Menurut Engkoswara (2001); manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajarai bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktifdan bagaimana menciptakan suasana bagi manusia yang turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.
  8. Menurut Soebadio Atmodiwiryo (2000); manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
  9. Menurut Djam’an Satori (1980); manajemen pendidikan ialah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
  10. Menurut Made Pidarta (1988); manajemen pendidikan ialah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Secara konseptual, manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Engkoswara 1987; ISPI 1995; Manap 1999, 2008).

Gambar 2.6 Managemen Pendidikan

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 37)

 

Pendapat saya, managemen pendidikan adalah menata, mengatur, memberdayakan, merencanakan, dan mempersiapkan setiap kebutuhan-kebutuhan dalam sistem pendidikan demi mengsukseskan tujuan atau hasil yang ingin dicapai.

 Tujuan Manajemen Pendidikan

Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

 

Ciri Khas Manajemen Pendidikan

            Ciri khas manajemen pendidikan adalah tujuannya : bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Prosesnya : dilandasi sifa edukatif (mendidik). Orientasi berpusat pada peserta didik dan bermuara pada kesuksesan perkembangan peserta didik.

 

Tantangan Manajemen Pendidikan.

Di tengah masyarakat yang selalu bergerak ke arah penyempurnaan diri dan kompleksitas kebutuhan pasar pendidikan, serta realitas perkembangan teknologi dan gaya hidup yang terus mengalir, maka menimbulkan kejadian di luar rencana manajemen. Di tingkat makro, ada tiga perubahan besar terkini yang sangat memberi pengaruh besar kepada kehidupan manusia, yaitu proses globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi informasi (H.A.R.Tilaar, 201 2:460). Keseluruhan perubahan tersebut membentuk pilar pendidikan yang globalis dan mendunia. Seluruh sivitas pendidikan termasuk peserta didik menjadi bagian dari warga negara global, yang satu sama lain bisa berhubungan tanpa ada sekat apapun.

Demokratisasi mengarahkan seluruh warga masyarakat berperan aktiv dalam manajemen persekolahan. Kondisi ini menuntut manajerial sekolah memihak pada kebutuhan dan kepentingan lokal semantara pada saat yang sama menjadi informasi bagi dunia pendidikan secara global. Tantangan utama yang selalu ada dan harus disadari oleh seluruh pelaku manajerial kependidikan ialah perubahan. Apa yang abadi di dunia ini ialah perubahan. Selera masyarakat terhadap pendidikan juga mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut sebuah keniscayaan dan tidak dapat dihindari. Muhaimin, dkk, (201 0:69) menjelaskan, beberapa perubahan tersebut misalnya perubahan upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perubahan Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut selalu akan terjadi dan ini harus diantisipasi oleh pihak manajemen kependidikanan.

Dalam tingkat mikro, salah satu contoh tantangan dalam perencanaan pendidikan ialah apabila suatu agenda belum dilaksanakan dengan baik berdasarkan suatu asesment kebutuhan masa tertentu, ternyata di saat diagendakan, kondisi yang terjadi di luar dugaan dan rencanapun akhirnya terhambat. Ini akan membongkar bingkai manajemen yang apabila terus menerus dalam masa tertentu tanpa penanganan khusus, bisa berakibat fatal bagi proses manajemen pendidikan. Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dan begitu singkat, merubah Konsep dan opini umum terhadap kebermanfaatan pendidikan bagi seseorang. Seseorang akan lebih nyaman mengikuti pendidikan yang instan dan “mendadak” lulus tanpa adanya kerumitan manajemen yang bertele-tele. Hal ini mendorong lahirnya fenomena model pembelajaran semacam home schooling, yang mana fungsi manajemen pendidikan seolah-olah tidak berarti meskipun sesungguhnya home schooling sendiri masih dalam kerangka manajemen pendidikan dalam skala makro. Apalagi lahir suatu internasionalisasi pendidikan, yang seakan mencabut akarnya dari bumi asalnya, dan menuntut kompetensi lebih dari tenaga pendidik yang tersedia. Selain itu, dikarenakan oleh manajemen pendidikan yang merupakan sebuah otonomisasi kebijakan dan pengambilan keputusan mandiri sebuah lembaga pendidikan, maka intervensi kental dari oknum instansi tertentu, menjadi hambatan utama dan sangat besar. Manajemen semasak apapun, akan menjadi tidak berarti, jika ada oknum instansi menggunakan “jurus tingkat tinggi” menata wewenang dan tugas pokok komponen organisasi. Contoh lain, tantangan manajemen pendidikan yang lahir pada tataran mikro atau satuan pendidikan di bawah, ialah terkait dengan implementasi manajemen sistem informasi.

Manajemen sistem informasi membutuhkan kemampuan khusus dengan perangkat media yang khusus pula. Sedangkan kita mengetahui, bahwa kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi masih terlihat minimalis, lebih-lebih perangkat medianya juga kurang mendukung. Singkatnya, tantangan yang timbul bisa dari atas (top down) yaitu instansi berwenang, juga dari bawah (bottom up) yaitu masyarakat, sebagaimana peluang dan kesempatan juga datang dari kedua sisi tersebut.

 

 

 BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan makalah ini maka penulis menarik kesimpulan bahwa managemen pendidikan berbicara tentang sebuah proses, tindakan-tindakan, penataan, penggiatan, pengorganisasian, perencanaan, pemotivasian, pengendalian, pemanfaatan, pengawasan, penilaian, pelaporan, pengkomunikasian, secara sistematis terhadap pendidikan. Manajemen pendidikan juga menyangkut perlengkapan dan peningkatan sumber daya manusia dalam mengelolah seni dan ilmu berkaitan dengan suatu sistem pendidikan untuk mencapai hasil tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Managemen pendidikan tidak terlepas dari proses pendaya guna sumber daya manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan masalah-masalah yang muncul dalam pendidikan. Sehingga dengan adanya manajemen dalam pendidikan maka semua persoalan-persoalan di pendidikan segera terselesaikan hingga memperoleh hasil yang diharapkan. Kehadiran manajemen pendidikan dapat memperlancar segala yang ada di pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pendidikan segera pasti teratasi apabila pendidikan tersebut di managemen dengan terarah sesuai dengan kebutuhan sistem pendidikan. Seringkali terjadi kesulitan hingga muncul dilema di dunia pendidikan karena kurangnya keefektifan terhadap managemen atau kurangnya pelaksanaan apa yang sudah ditentukan dalam managemen pendidikan.

Manajemen pendidikan memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan hal-hal ini. Ciri khas tersebut dapat terlihat apabila semua program bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Proses dan arahnya yaitu mendidik bahkan orientasinya pada peserta didik dan kesuksesan bahkan keberhasilan perserta didik.

Tantangan-tantangan seringkali terjadi dalam managemen pendidikan adalah perubahan-perubahan dalam kurikulum dalam sistem pendidikan sekaligus adanya perubahan sikap, karakter terhadap yang merespon terhadap pendidikan. Bukan hanya itu saja, selanjutnya perkembangan-perkembangan dan kemajuan-kemajuan teknologi dapat mempengaruhi sistem pendidikan.

 

Saran-Saran

Pertama, dengan adanya kehadiran makalah ini maka penulis menyarankan kepada pembaca kiranya tulisan ini boleh dijadikan sebagai salah satu refrensi karya tulis Ilmiah. Kedua, Melalui Tulisan ini, penulis menyarankan agar tulisan ini dibaca oleh mahasiswa, supaya mahasiswa semakin diperkaya dan diperluas wawasan mengenai manajemen Pendidikan.

 DAFTAR PUSTAKA

 Abdulmuid Muhibbuddin 2013. Managemen Pendidikan. Batang: Pengging   Mangkunegaran.

 

Aqib Zainal. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak.

 

Hamalik Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya

 

Hasibuan S.P. Malayu H. T.Th. Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah.

 

Kusnadi H.dkk. 2005. Pengantar MANAJEMEN (Konsepsual & Perilaku).

 

Mudyaharjo Redja.   T.Th. Pengantar Pendidikan, Sebuah Study Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. PT. Raja Grafindo

 

Pidarta Made.   T.Th. Manajemen Pendidikan Indonesia. Bina Aksara

 

Pidarta Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

 

Sidjabat B.S. 2011. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

 

Somantri Manap. 2014. Perencanaan Pendidikan. Taman Kencana: IPB Press

 

Sukiswa Iwa. 1986. Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: TARSITO

 

Terry G.R. etc. 1985. Dasar-Dasar Manajemen.

 

UPI Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2011. Manajemen Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

 

Wiryoputro, Sugiyanto. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Kristiani. Jakarta: Gunung Mulia.

 

_________. 2003. UU No.20 Tentang Sisdiknas Dan Perencanaannya. Yogyakarta: Media Wacana Press

 

 Diktat

­­­______ 2008. Bahan ajar, diklat tenaga pendidik PAUD non formal tingkat dasar,.

Pengantar Managemen Pendidikan

 

 Internet

alatsar/googlepages.com/manajemenpendidikan.pdf
alfabeta,manajemen pendidikan

id.wikipedia.org/wiki/manajemen
edukasi.kompasiana.com

Biography Penulis

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Kisaran Kabupaten Asahan-Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan-Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, Pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT, Pelayanan Penjara di Alor-NTT, Radio, Rumah sakit Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kutai Barat-Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

 

About Iman Yonggi Cho

All Of Jesus Christ

Tinggalkan komentar