APAKAH YESUS KRISTUS MATI DI KAYU SALIB?

Para nabi Perjanjian Lama bersaksi mengenai kematian dan penguburan Yesus.

Hampir 700 tahun sebelum Yesus, Yesaya menuliskan

Yesaya 53:7-9 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.           Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orangorang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya

Dalam berbagai peristiwa Yesus bersaksi mengenai kematian-Nya.

Matius 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga

Matius 20:17-19 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsabangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”

Matius 26:1-2 Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada muridmurid-Nya: “Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.”

Matius 26:6-12 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku.

Para saksi mata yang melihat kematian Yesus di atas kayu salib:

 Maria Magdalena

 Maria ibu Yakobus dan Yusuf

 Maria ibu Yesus

 Murid yang dikasihi Yesus (Yohanes 19:26)

Orang-orang yang turut memakamkan jenazah Yesus:

 Yusuf dari Arimatea

 Nikodemus

 Maria Magdalena

 Maria ibu Yakobus dan Yusuf

Sumber bukan Kristen pun menuliskan bahwa Yesus mati:

 Yosephus (sejarahwan Yahudi yang lahir sekitar 37 AD dan meninggal 100 AD) merujuk pada kematian Yesus (Antiquities 18.3.3).

 Tacitus (AD 55-120) sejarawan ternama dari zaman Romawi Kuno menulis pada sekitar 115 AD bahwa Kristus “dieksekusi” oleh Pilatus (Annals 15.44).

Hukum Taurat mempersyaratkan bahwa suatu perkara harus ditentukan kebenarannya oleh dua atau tiga saksi (Ulangan 17:6-7). Karena itu, kesaksian Yesus, para nabi Perjanjian Lama, para pengikut Yesus, para sejarawan bukan Kristen, dll adalah benar, sah dan dapat dipercaya dibandingkan dengan kesaksian Muhammad (atau Qur’an) yang ditulis hampir enam ratus tahun setelah peristiwa itu. Secara sederhana, Taurat Musa menyatakan bahwa tidaklah sah untuk percaya pada Qur’an.

 Kesimpulan:

  • Nabi-nabi Perjanjian Lama bersaksi mengenai kematian dan penguburan Yesus.
  • Yesus bersaksi tentang kematian-Nya dalam beberapa kesempatan.
  • Kita memiliki saksi-saksi mata akan kematian Yesus di kayu salib.
  • Kita mengetahui orang-orang yang ikut serta di dalam penguburan tubuh Yesus.
  • Bahkan sumber-sumber non Kristen menuliskan bahwa Yesus mati.
  • Josephus (sejarawan Yahudi yang lahir sekitar tahun 37 M dan meninggal tahun 100 M) menunjuk kepada kematian Yesus (Antiquities 18.3.3).
  • Tacitus (55-120 M), seorang sejarawan terkenal dari masa Romawi kuno menuliskan pada tahun 115 M bahwa Kristus “dieksekusi” oleh Pilatus (Annals 15.44).
  • Hukum Taurat menetapkan bahwa sebuah perkara bisa dipastikan kebenarannya jika didukung oleh dua atau tiga orang saksi (Ulangan 17:6-7). Karena itu, kesaksian Yesus, para nabi Perjanjian Lama, para pengikut Yesus, para sejarawan non Kristen, dll, adalah sah dan bisa dipercaya dibandingkan dengan kesaksian Muhammad (dan Al-Quran), yang dituliskan sekitar enam ratus tahun setelah peristiwa itu terjadi.

MANAGEMENT PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

 BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………       1

  • Latar Belakang …………………………………………………………. 1
  • Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
  • Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 2
  • Manfaat Penulisan……………………………………………………… 3

BAB 2 LANDASAN TEORI………………………………………………………..      4

  • Tentang Manajemen……………………………………………………. 4
    • Pengertian Managemen…………………………………… 4
    • Macam-macam Managemen……………………………. 6
    • Tujuan Managemen………………………………………… 8
    • Fungsi Managemen………………………………………… 9
    • Kegiatan Managemen……………………………………… 12
  • …………………………………………………………………. 13
    • Pengertian Pendidikan…………………………………….. 13
    • Macam-macam Pendidikan……………………………… 15
    • Tujuan Pendidikan………………………………………….. 15
    • Permasalahan dalam Pendidikan………………………. 15
    • Mengatasi Permasalahan dalam Pendidikan………. 16
  • Managemen Pendidikan………………………………………………… 16
    • Pengertian Managemen Pendidikan………………….. 16
    • Tujuan Managemen Pendidikan……………………….. 19
    • Ciri Khas Managemen Pendidikan…………………… 19
    • Tantangan Manajemen Pendidikan…………………… 20

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………    22

  • …………………………………………………………………. 22
  • ………………………………………………………………………….. 23

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

BAB 1

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008 mendefinisikan manajemen sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Lalu Dale Carnegie dan Associates tahun 1978, dalam Sugiyanto Wiryoputro tahun 2008 menggambarkan bahwa manajemen ialah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui penggunaan efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi. Sementara itu Leonard D.White dalam Manajemen Pendidikan dkk. Tahun 2008 mendefinisikan bahwa manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. George R Terry tahun 1972, dalam A. Halim, dkk, tahun 2005 memaparkan manajemen sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan, untuk menentukan arah mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Sedangkan Sukanto Reksohadiprodjo, (dalam Sugiyanto Wiryoputro, 2005:2) mengartikan bahwa manajemen ialah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Jadi, semua defenisi tentang manajemen ini ternyata berbicara menyangkut dan berhubungan mengenai segenap proses, tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penggiatan demi mencapai hasil yang ditujukan.

Istilah pendidikan (education) dalam bahasa Latin disebut educare dan educere. Istilah yang pertama memiliki arti merawat, membesarkan, memelihara, dan memperkaya seseorang dengan gizi yang baik supaya bertumbuh sehat dan kuat. Istilah kedua mengandung arti menuntun seseorang keluar dari suatu keadaan atau situasi ke dalam situasi lain yang lebih baik (B.S. Sidjabat, 2011, hal. 101).

Menurut Prof. DR. H . Muhaimin, MA ; Hj. Suti’ah, MPd; Sugeng Listyo Prabowo, MPd. Manajemen Pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Artinya segala sesuatunya menyangkut pendidikan perlu pengelolahan secara maksimal hingga mencapai apa saja yang diharapkan. Tanpa ada pengelolahan dalam dunia pendidikan itu sendiri maka pasti tidak ditemukannya tujuan yang jelas.

 

Rumusan Masalah

Di dalam Makalah ini, penulis menentukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah pengertian Managemen, Pendidikan dan Managemen pendidikan?
  2. Bagaimanakah permasalahan-permasalahan yang muncul di pendidikan? Lalu bagaimanakah untuk mengatasinya?
  3. Bagaimanakah ciri khas managemen pendidikan?
  4. Apa saja tantangan-tantangan dalam managemen pendidikan?

 

Tujuan Penulisan

Untuk memahami dan mengetahui arti sesungguhnya mengenai manajemen, pendidikan dan managemen pendidikan serta hal-hal yang menyangkut di dalamnya.

 

 

Manfaat Penulisan

  1. Manfaat bagi Penulis
  2. Penulis menjadikan materi sebagai bahan perpustakaan sendiri
  3. Penulis dapat mengetahui dan menjelaskan sesungguhnya managemen, pendidikan, dan manajemen pendidikan serta apa saja keterkaitan di dalamnya.
  4. Manfaat bagi Pembaca
  5. Pembaca dapat menjadikan bahan ini sebagai refrensi tambahan dalam sebuah karya tulis.
  6. Pembaca semakin diperluas tingkat pengertian dan pemahaman seputar managemen, pendidikan dan manajemen pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PENDIDIKAN

 Pengertian Manajemen

Istilah Manajemen di Indonesia masih terdengar menggunakan “bahasa asing”, sebab memang pada awalnya diserap dari bahasa asing, Management, kemudian di-Indonesiakan menjadi Manajemen. Terjadinya penyerapan tersebut untuk memperoleh istilah dan makna sekaligus, agar mendekati kepada istilah asalnya yang berasal dari bahasa asing. Disebabkan berbagai kesulitan dalam menjelaskan makna dari suatu istilah ilmiah, maka digunakanlah kata Manajemen dengan segala konsekuensi ilmiah yang menyertainya. Dalam Manajemen Pendidikan, karangan A.Lhartani tahun 2011 menjelaskan bahwa management merupakan istilah yang baru populer setelah dipublikasikannya karya ilmiah Taylor yang berjudul Shop Management pada tahun 1903 dan Principles and Methods of Scientific Management pada tahun 1911.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008 mendefinisikan manajemen sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Lalu Dale Carnegie dan Associates tahun 1978, dalam Sugiyanto Wiryoputro tahun 2008 menggambarkan bahwa manajemen ialah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui penggunaan efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi. Sementara itu Leonard D.White dalam Manajemen Pendidikan dkk. Tahun 2008 mendefinisikan bahwa manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. George R Terry tahun 1972, dalam A.Halim, dkk, tahun 2005 memaparkan manajemen sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan, untuk menentukan arah mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Sedangkan Sukanto Reksohadiprodjo, (dalam Sugiyanto Wiryoputro, 2005:2) mengartikan bahwa manajemen ialah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Dalam pembahasan terpisah, Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, memberikan batasan bahwa manajemen, ialah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (2008:3). Pendapat yang hampir searah menggambarkan mengenai manajemen dijelaskan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, merupakan kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui kegiatan-kegiatan orang lain (2011:6).

James AF.Stoner mengatakan managemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (1992:8).

Harsey dan Blanchard mengatakan menajemen merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan (1988:9).

Sudjana menyatakan bahwa Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (2000:77)

Menurut Sergiovanni dan Kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal, mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien). Selain itu dalam manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading), dan pengawasan (controlling). Hal ini terlihat bahwa dengan manajemen sesuatu akan mudah diatur dan belajar bagaimana mendayagunakan sekelompok orang dan fasilitas yang ada untuk dilibatkan dalam suatu tujuan tertentu.

Iwa Sukiswa menyatakan manajemen merupakan suatu proses sosial yang berhubungan dengan keseluruhan usaha manusia dengan manusia lain serta sumber-sumber lainnya dengan menggunakan metode yang efisien efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Menurut Sergiovanni dan Kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal menjelaskan manajemen Taman Kanak-kanak merupakan keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan institusional pendidikan prasekolah. Sumber daya merupakan komponen-komponen dalam sistem pendidikan, diantaranya adalah; Program Kegiatan Belajar, pembina, sarana prasarana, uang dan lainnya. Program Kegiatan Belajar merupakan kata lain dalam kurikulum khusus untuk Taman Kanak – Kanak. Pembina meliputi; kepala dan guru taman kanak – kanan. Sarana Prasarana meliputi gedung, perabot, dan alatpermainan taman kanak – kanak, dan lainnya.

 

Macam-macam Manajemen

  1. Managemen sebagai Ilmu

Managemen sebagai Ilmu Yaitu: Adanya objek pengenal, Disusun secara sistematis, Menggunakan metode keilmuan, Dapat dipelajari dan diajarkan secara universal. Didasarkan kepada: Pembuktian, Disamakan, Dirumuskan, Diukur, dan Dibandingkan. Manajemen ini dikembangkan dengan Pengetahuan. Pengetahuan (Knowledge) dimaksudkan keseluruhan dari fakta-fakta, nilai-nilai, asas-asas, dan keterangan-keterangan yang diperoleh melalui belajar, penelaahan, ilham, intuisi dan pengalaman.

Ilmu (science) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang telah di organisasikan secara sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui pengamatan atau percobaan dengan cermat dan teliti.

Ilmu dibagi dua bagian seperti dibawah ini;

Tabel 2.1. Pembagian-pembagian Ilmu

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 14)

 

  1. Managemen sebagai Seni

Manajemen Sebagai Seni Yaitu: Daya cipta yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu, kemahiran yang diperoleh dari praktek atau pengalaman didasarkan kepada Perasaan, terkaan, diuraikan, opini, pendapat . Manajemen ini dikembangkan dengan Latihan.

Ilmu managemen akan dapat dipelajari dan diaplikasikan dengan daya lenting penyesuaian sebagai suatu keahlian, kemahiran atau keterampilan yang dapat dipakai dalam kehidupan manusia. Sebagai suatu seni, managemen merupakan suatu siasat dan usaha tata kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

  1. Managemen sebagai Profesi

Profesi berbicara keterampilan atau keahlian yang berkaitan dengan pekerjaan. Dalam managemen profesi perlu dimiliki pendidikan profesi, pelatihan profesi dan pengalaman kerja.

 Tujuan Manajemen

  1. Efektivitas artinya tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya manajemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.
  2. Efisiensi artinya manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program. Pertama, efisisiensi ditinjau dari usaha / pelaksana program Apabila dari segi pelaksanaan, sebuah program dapat dikatak efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-hematnya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan. Kedua, efisiensi ditinjau dari hasil program. Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyakbanyaknya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.
  3. Produktivitas Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan(input) produktivitas dapat dinyatakan secara kaulitas maupun
  4. Kualitas artinya Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang(products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektiv atas bobot dan/atau kinerja (Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelangannya.
  5. Zulkifli Amsyah (2005:3) memaparkan manajemen sebagai prosedur pelaksanaan fungsi-fungsi unit-unit dalam organisasi untuk merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengarahkan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaanunit masing-masing untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara efektif dan efisien.

 Fungsi Manajemen.

  1. Henry Fayol mengatakan fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
  2. Menurut George R. Terry bahwa fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.
  3. Luther Gulllich menyatakan bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan controlling.
  4. Ernest Dale menjelaskan bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, innovating, representing, dan controlling. Koonts dan O’donnol berkata fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, controlling.
  5. Menurut Oey Liang bahwa fungsi manajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating,Controlling.
  6. James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.
  7. Gorton, (dalam Ibrahim Bafadal, 2009:39) memberikan rincian yang cukup detail mengenai beberapa langkah untuk mencapai tujuan dalam manajemen, sebagai berikut : Identifikasi masalah, Diagnosis masalah, Penetapan tujuan, Pembuatan keputusan, Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian, Pendelegasian, Penginisiasian, Pengkomunikasian, Kerja dengan kelompok-kelompok, dan Penilaian. Semua langkah tersebut sebagai alur prosedur yang berkedudukan “harus dilaksanakan” untuk memperoleh tujuan dan citacita, baik pribadi maupun organisasi. Penjabaran ini memaparkan lebih luas berbagai bagian atau fase-fase kegiatan yang harus dilakukan, baik skala lokal maupun nasional.

Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu planning,organizing, actuating, dan controlling.

  1. Perencanaan ( Planning ) : Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
  2. Pengorganisasian ( Organizing ) : penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi.
  3. Pengarahan ( Actuating ) : Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya.
  4. Pengawasan ( Controlling ) : Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif

Tabel 2.2. Kegiatan dalam fungsi-fungsi managemen

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 8)

 

Perbedaan pandangan dalam fungsi-fungsi managemen

 

Gambar 2.3. Struktur Perbedaan pandangan dalam fungsi-fungsi managemen

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 7)

 Kegiatan Manajemen

 

PENGAWASAN

 

PENGARAHAN

 

PENGORGANISASIAN

 

PERENCANAAN

 MANAGEJEMEN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.4 Siklus kegiatan Manajemen

  1. Fungsi dari Perencanaan
  2. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.
  3. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsiyang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
  4. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana.
  5. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara dini.
  6. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan internal dengan situas eksternal
  7. Menghindari pemborosan.
  8. Fungsi Pengorganisasian: Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
  9. Fungsi Pengarahan: Pemimpin lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
  10. Fungsi Pengawasan Mencakup Empat Unsur : Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas atau fungsinya masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan. Langkah-langkah dalam melakukakan pengawasan, yaitu Menetapan standard pelaksanaan, Mengukur performa aktual, Pengukuran pelaksaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

 Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan (education) dalam bahasa Latin disebut educare dan educere. Istilah yang pertama memiliki arti merawat, membesarkan, memelihara, dan memperkaya seseoang dengan gizi yang baik supaya bertumbuh sehat dan kuat. Istilah kedua mengandung arti menuntun seseorang keluar dari suatu keadaan atau situasi ke dalam situasi lain yang lebih baik. (B.S. Sidjabat, 2011, hal. 101) Dengan demikian maka pengertian pendidikan perlu dipahami dengan baik untuk memperlengkapi segala sesuatu apapun bentuknya.

Secara etimologis, kata “pendidikan” berasal dari kata dasar didik, yang mendapat imbuhan awal dan akhiran pe-an. Berubah menjadi kata kerja mendidik, yang berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakatnya. Pada zaman Yunani, pendidikan diistilahkan dengan kata “paedagogiek” yang artinya ilmu menuntun anak, sementara “paedagogia” artinya pergaulan dengan anak-anak, sedangkan orang yang menuntun disebut dengan nama “paedagog”. Kamus Oxford Learner’s Pocket Dictionary mencatat, Pendidikan diartikan sebagai pelatihan dan pembelajaran (Arif Rohman, 2009:5).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 352) pendidikan ialah suatu perbuatan atau cara memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Kemudian Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1 ) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hakikat pendidikan ialah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia (Ondi Saondi dan Aris Suherman, 201 0:1 ).

Menurut John Dewey, istilah pendidikan dirupakan sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia (Singgih Iswara dan Hadi Sriwiyana, 201 0:68). Al-Syaibani dalam Filsafat I lmu Dalam Pendidikan Tinggi (Singgih Iswara dan Hadi Sriwiyana, 2010:69) memberikan pengertian pendidikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitarnya.

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Selanjutnya, menurut Pidarta Pendidikan Merupakan proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku di dalam masa hidup serta proses sosial (2000:3).

 Macam-macam Pendidikan

Pendidikan digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Pertama, Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang teratur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yang Kedua, Pendidikan non formal meliputi pendidikan lanjutan, pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan, pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sebagainya. Yang Ketiga, Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri dijalani oleh manusia dengan durasi selama hidupnya, ini berarti pengaruhnya akan terus dirasakan oleh pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal, namun demikian keadaan sebaliknya juga terjadi dimana kualitas dari pendidikan informal mendapat pengaruh dari pendidikan formal dan nonformal baik secara langsung maupun pembentukan keluarga.

Tujuan Pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.5 Tabel tujuan Pendidikan

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 29)

Permasalahan dalam Pendidikan

Kebutuhan terhadap perencanaan pendidikan diakibatkan oleh adanya kompleksitas masyarakat dewasa ini, seperti masalah jumlah penduduk, kebutuhan akan tenaga kerja, masalah lingkungan, dan adanya keterbatasan sumber daya alam. Hal tersebut antara lain dikemukakan Banghart dan Trull (1973:5) dalam bukunya yang menyatakan bahwa: “The need for planning arose with the intensified complexcities of modern technological society. Problems

such as population, manpower needs, ecology, decreasing natural resources and haphazard aplication of scientific developments all place demand on educational institutions for solution. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih mengalami krisis besar karena perkembangan dan kebutuhan akan pendidikan tidak dapat terpenuhi oleh sumbersumber yang tersedia. Sejak beberapa tahun lalu, Coombs (1968) dan Manap (1999, 2008) menghimbau agar pendidikan

direncanakan secara seksama. Caranya dengan melihat pada keterbatasan yang ada dan diarahkan kepada penyelenggaraan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat ( Manap Somantri, 2014:2).

Mengatasi permasalahan dalam Pendidikan

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan secara komprehensif, Banghart dan Trull (1973:120) merekomendasikan beberapa hal yang harus dicermati dalam merencanakan pendidikan, di antaranya

  1. mengidentifikasi berbagai kebijakan terkait dengan sistem pendidikan;
  2. mengevaluasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif metode pendidikan dan dalam kaitannya dengan masalah-masalah khusus pendidikan;
  3. mencermati masalah-masalah kritis yang memerlukan perhatian, penelitian, dan pengembangan;
  4. Mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan yang ada.
  5. melaksanakan kajian terhadap sistem pendidikan. dan komponen-komponennya. Perencanaan berfungsi sebagai pemberi arah bagi terlaksananya aktivitas yang disusun secara komprehensif, sistematis, dan transparan.

 Pengertian Menejemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomonikasian, pemotivasian, penggangaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

Ada sepuluh pengertian manajemen pendidikan dari berbagai referensi yang telah saya baca, yaitu:

  1. Menurut Prof. DR. Oemar Hamalik bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem organ peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan.
  2. Menurut Prof. DR. H . Muhaimin, MA ; Hj. Suti’ah, MPd; Sugeng Listyo Prabowo, MPd. Manajemen Pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
  3. Menurut Zainal Aqib dalam bukunya yang berjudul “ Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak” Manajemen Pendidikan yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan Instruksional pendidikan.
  4. Menurut Drs. B. Suryosubroto Manejemen Pendidikan dari segi Kepemimpinan, merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dpt mlksnskn pencapaian tujuan pendidikan.
  5. Menurut Redja Mudyaharjo dalam bukunya “Manajemen pendidikan adalah suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasaran pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
  6. Menurut Biro Perencanaan Depdikbud, manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya,yaitu manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasamani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaan.
  7. Menurut Engkoswara (2001); manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajarai bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktifdan bagaimana menciptakan suasana bagi manusia yang turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.
  8. Menurut Soebadio Atmodiwiryo (2000); manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
  9. Menurut Djam’an Satori (1980); manajemen pendidikan ialah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
  10. Menurut Made Pidarta (1988); manajemen pendidikan ialah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Secara konseptual, manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Engkoswara 1987; ISPI 1995; Manap 1999, 2008).

Gambar 2.6 Managemen Pendidikan

(Pengantar Managemen Pendidikan Halaman 37)

 

Pendapat saya, managemen pendidikan adalah menata, mengatur, memberdayakan, merencanakan, dan mempersiapkan setiap kebutuhan-kebutuhan dalam sistem pendidikan demi mengsukseskan tujuan atau hasil yang ingin dicapai.

 Tujuan Manajemen Pendidikan

Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

 

Ciri Khas Manajemen Pendidikan

            Ciri khas manajemen pendidikan adalah tujuannya : bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Prosesnya : dilandasi sifa edukatif (mendidik). Orientasi berpusat pada peserta didik dan bermuara pada kesuksesan perkembangan peserta didik.

 

Tantangan Manajemen Pendidikan.

Di tengah masyarakat yang selalu bergerak ke arah penyempurnaan diri dan kompleksitas kebutuhan pasar pendidikan, serta realitas perkembangan teknologi dan gaya hidup yang terus mengalir, maka menimbulkan kejadian di luar rencana manajemen. Di tingkat makro, ada tiga perubahan besar terkini yang sangat memberi pengaruh besar kepada kehidupan manusia, yaitu proses globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi informasi (H.A.R.Tilaar, 201 2:460). Keseluruhan perubahan tersebut membentuk pilar pendidikan yang globalis dan mendunia. Seluruh sivitas pendidikan termasuk peserta didik menjadi bagian dari warga negara global, yang satu sama lain bisa berhubungan tanpa ada sekat apapun.

Demokratisasi mengarahkan seluruh warga masyarakat berperan aktiv dalam manajemen persekolahan. Kondisi ini menuntut manajerial sekolah memihak pada kebutuhan dan kepentingan lokal semantara pada saat yang sama menjadi informasi bagi dunia pendidikan secara global. Tantangan utama yang selalu ada dan harus disadari oleh seluruh pelaku manajerial kependidikan ialah perubahan. Apa yang abadi di dunia ini ialah perubahan. Selera masyarakat terhadap pendidikan juga mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut sebuah keniscayaan dan tidak dapat dihindari. Muhaimin, dkk, (201 0:69) menjelaskan, beberapa perubahan tersebut misalnya perubahan upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perubahan Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut selalu akan terjadi dan ini harus diantisipasi oleh pihak manajemen kependidikanan.

Dalam tingkat mikro, salah satu contoh tantangan dalam perencanaan pendidikan ialah apabila suatu agenda belum dilaksanakan dengan baik berdasarkan suatu asesment kebutuhan masa tertentu, ternyata di saat diagendakan, kondisi yang terjadi di luar dugaan dan rencanapun akhirnya terhambat. Ini akan membongkar bingkai manajemen yang apabila terus menerus dalam masa tertentu tanpa penanganan khusus, bisa berakibat fatal bagi proses manajemen pendidikan. Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dan begitu singkat, merubah Konsep dan opini umum terhadap kebermanfaatan pendidikan bagi seseorang. Seseorang akan lebih nyaman mengikuti pendidikan yang instan dan “mendadak” lulus tanpa adanya kerumitan manajemen yang bertele-tele. Hal ini mendorong lahirnya fenomena model pembelajaran semacam home schooling, yang mana fungsi manajemen pendidikan seolah-olah tidak berarti meskipun sesungguhnya home schooling sendiri masih dalam kerangka manajemen pendidikan dalam skala makro. Apalagi lahir suatu internasionalisasi pendidikan, yang seakan mencabut akarnya dari bumi asalnya, dan menuntut kompetensi lebih dari tenaga pendidik yang tersedia. Selain itu, dikarenakan oleh manajemen pendidikan yang merupakan sebuah otonomisasi kebijakan dan pengambilan keputusan mandiri sebuah lembaga pendidikan, maka intervensi kental dari oknum instansi tertentu, menjadi hambatan utama dan sangat besar. Manajemen semasak apapun, akan menjadi tidak berarti, jika ada oknum instansi menggunakan “jurus tingkat tinggi” menata wewenang dan tugas pokok komponen organisasi. Contoh lain, tantangan manajemen pendidikan yang lahir pada tataran mikro atau satuan pendidikan di bawah, ialah terkait dengan implementasi manajemen sistem informasi.

Manajemen sistem informasi membutuhkan kemampuan khusus dengan perangkat media yang khusus pula. Sedangkan kita mengetahui, bahwa kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi masih terlihat minimalis, lebih-lebih perangkat medianya juga kurang mendukung. Singkatnya, tantangan yang timbul bisa dari atas (top down) yaitu instansi berwenang, juga dari bawah (bottom up) yaitu masyarakat, sebagaimana peluang dan kesempatan juga datang dari kedua sisi tersebut.

 

 

 BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan makalah ini maka penulis menarik kesimpulan bahwa managemen pendidikan berbicara tentang sebuah proses, tindakan-tindakan, penataan, penggiatan, pengorganisasian, perencanaan, pemotivasian, pengendalian, pemanfaatan, pengawasan, penilaian, pelaporan, pengkomunikasian, secara sistematis terhadap pendidikan. Manajemen pendidikan juga menyangkut perlengkapan dan peningkatan sumber daya manusia dalam mengelolah seni dan ilmu berkaitan dengan suatu sistem pendidikan untuk mencapai hasil tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Managemen pendidikan tidak terlepas dari proses pendaya guna sumber daya manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan masalah-masalah yang muncul dalam pendidikan. Sehingga dengan adanya manajemen dalam pendidikan maka semua persoalan-persoalan di pendidikan segera terselesaikan hingga memperoleh hasil yang diharapkan. Kehadiran manajemen pendidikan dapat memperlancar segala yang ada di pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pendidikan segera pasti teratasi apabila pendidikan tersebut di managemen dengan terarah sesuai dengan kebutuhan sistem pendidikan. Seringkali terjadi kesulitan hingga muncul dilema di dunia pendidikan karena kurangnya keefektifan terhadap managemen atau kurangnya pelaksanaan apa yang sudah ditentukan dalam managemen pendidikan.

Manajemen pendidikan memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan hal-hal ini. Ciri khas tersebut dapat terlihat apabila semua program bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Proses dan arahnya yaitu mendidik bahkan orientasinya pada peserta didik dan kesuksesan bahkan keberhasilan perserta didik.

Tantangan-tantangan seringkali terjadi dalam managemen pendidikan adalah perubahan-perubahan dalam kurikulum dalam sistem pendidikan sekaligus adanya perubahan sikap, karakter terhadap yang merespon terhadap pendidikan. Bukan hanya itu saja, selanjutnya perkembangan-perkembangan dan kemajuan-kemajuan teknologi dapat mempengaruhi sistem pendidikan.

 

Saran-Saran

Pertama, dengan adanya kehadiran makalah ini maka penulis menyarankan kepada pembaca kiranya tulisan ini boleh dijadikan sebagai salah satu refrensi karya tulis Ilmiah. Kedua, Melalui Tulisan ini, penulis menyarankan agar tulisan ini dibaca oleh mahasiswa, supaya mahasiswa semakin diperkaya dan diperluas wawasan mengenai manajemen Pendidikan.

 DAFTAR PUSTAKA

 Abdulmuid Muhibbuddin 2013. Managemen Pendidikan. Batang: Pengging   Mangkunegaran.

 

Aqib Zainal. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak.

 

Hamalik Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya

 

Hasibuan S.P. Malayu H. T.Th. Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah.

 

Kusnadi H.dkk. 2005. Pengantar MANAJEMEN (Konsepsual & Perilaku).

 

Mudyaharjo Redja.   T.Th. Pengantar Pendidikan, Sebuah Study Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. PT. Raja Grafindo

 

Pidarta Made.   T.Th. Manajemen Pendidikan Indonesia. Bina Aksara

 

Pidarta Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

 

Sidjabat B.S. 2011. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

 

Somantri Manap. 2014. Perencanaan Pendidikan. Taman Kencana: IPB Press

 

Sukiswa Iwa. 1986. Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: TARSITO

 

Terry G.R. etc. 1985. Dasar-Dasar Manajemen.

 

UPI Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2011. Manajemen Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

 

Wiryoputro, Sugiyanto. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Kristiani. Jakarta: Gunung Mulia.

 

_________. 2003. UU No.20 Tentang Sisdiknas Dan Perencanaannya. Yogyakarta: Media Wacana Press

 

 Diktat

­­­______ 2008. Bahan ajar, diklat tenaga pendidik PAUD non formal tingkat dasar,.

Pengantar Managemen Pendidikan

 

 Internet

alatsar/googlepages.com/manajemenpendidikan.pdf
alfabeta,manajemen pendidikan

id.wikipedia.org/wiki/manajemen
edukasi.kompasiana.com

Biography Penulis

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Kisaran Kabupaten Asahan-Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan-Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, Pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT, Pelayanan Penjara di Alor-NTT, Radio, Rumah sakit Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kutai Barat-Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

 

APAKAH MUHAMMAD SEORANG NABI ALLAH?

Al-Quran mengatakan : Seandainya dia (Muhammad) mengadakan (pemalsuan) sebagian perkataan atas (nama) Kami niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya (aorta), (Qur’an 69:44-46)

Beberapa saat setelah Muhammad memakan racun dan mendekati kematiannya, beliau mengatakan demikian:

… Dikisahkan oleh Aisha: Sang Nabi dalam penderitaan sakitnya yang mengakibatkannya mati, biasa berkata, “Wahai ‘Aisha! Aku merasa sakit karena daging yang kumakan di Khaybar, dan saat ini, aku merasakan urat nadiku (aorta) bagaikan dipotong oleh racun itu.” (Sahih Bukhari 5:59:713)

Nampaknya kesimpulannya sederhana saja: Didasarkan kepada apa yang diucapkan Muhammad sendiri di dalam Qur’an 69:44-46 dan atas dasar kesaksiannya ketika menghadapi kematiannya, Muhammad bukanlah nabi Allah yang sebenarnya. Karena itu, Al-Quran bukanlah Firman Allah.

 

APAKAH AL-QURAN DAPAT DITERIMA/DIPERCAYA SEBAGAI WAHYU ALLAH DARI SISI SEJARAH?

Klaim Muhammad bahwa malaikat Jibril berbicara kepadanya adalah suatu klaim bersejarah?

Berikut ini adalah alasan lain mengapa tidak sah untuk percaya pada Qur’an. Klaim Muhammad bahwa malaikat Jibril berbicara kepadanya adalah suatu KLAIM BERSEJARAH. Lalu apa bukti sejarah yang menyatakan bahwa malaikat Jibril berbicara kepada Muhammand? Apakah ada kesaksian dari saksi mata, atau Muhammad adalah satu-satunya saksi dari klaimnya bahwa Jibril berbicara kepadanya? Alkitab mengatakan bahwa klaim seperti yang dilakukan oleh Muhammad harus ditentukan kebenarannya berdasarkan kesaksian dua atau tiga saksi. Berbeda dengan Musa dan Yesus, Muhammad adalah satu-satunya saksi dari apa yang diklaimnya mengenai malaikat Jibril. Hal ini berarti mempercayai klaim Muhammad adalah merupakan pelanggaran terhadap Taurat Allah dan merupakan dosa karena dia menentang kesaksian Musa dan Yesus yang sebelumnya sudah divalidasi dan sah.

Kematian Yesus di Salib dan Qur’an

Saya membaca bahwa Qur’an mengharuskan empat saksi ketika seorang perempuan dituduh berzinah (Al-Maeda 4:15; Al-Noor 24:4; (bandingkan 2:282) Tentu saja perzinahan merupakan tuduhan yang serius dan perlu ada saksi-saksi. Namun klaim Muhammad bahwa Kitab Suci Kristen dipalsukan adalah klaim yang bahkan lebih serius lagi.   Kesaksian/saksi-saksi apa yang diberikan dan diajukan oleh Muhammad untuk mendukung tuduhannya bahwa Kitab Suci Kristen dipalsukan?

Muhammad tidak memiliki saksi bahwa malaikat Jibril berbicara kepadanya. Muhammad tidak memiliki saksi bahwa kata-kata yang dia ucapkan lebih berotoritas dibandingkan dengan Kitab Suci Kristen. Muhammad tidak memiliki dan tidak mampu mengajukan kesaksian yang lebih baik tentang fakta mengenai kematian Yesus di atas salib, begitu juga Anda.

Sekalipun An-Nisa 4:157 mengklaim tentang sesuatu yang pasti, ayat itu adalah klaim sejarah yang jauh dari kepastian sejarah.

004.157 dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.-

Dalam sudut pandang sejarah klaim ini tidak benar. Klaim ini dibuat ratusan tahun setelah peristiwa itu dan tidak memiliki dukungan historis dari abad pertama; tidak ada seorang pun pengikut Yesus yang menulis atau bersaksi bahwa Yesus hanya kelihatan seperti mati di salib. Qur’an tidak menjelaskan siapa yang mati di salib, tidak menjelaskan apakah para murid Yesus ditipu, dan tidak menjelaskan mengapa Allah mengizinkan dunia ditipu (atau apakah Allah menipu dunia?) dalam soal ini selama ratusan tahun. Adalah orang-orang Islam yang menyangka-nyangka; orang-orang Islam yang tidak tahu secara pasti; orang-orang Islam yang amat meragukan apa yang betul-betul terjadi dalam penyaliban. Semua orang Kristen (Katolik Roma, Ortodoks, dan Protestan) sepakat bahwa Yesus mati di salib. Memang orang Kristen tidak selalu sepakat dalam segala hal. Banyak terjadi perbedaan pendapat. Namun satu hal yang disepakati oleh semua orang Kristen adalah mengenai kematian Yesus di kayu salib. Bahkan Kematian Yesus di Salib dan Qur’an para sejarawan bukan Kristen pun mendukung kenyataan sejarah dari kematian Yesus di kayu salib.

APAKAH KATA ALKITAB TENTANG PERCERAIAN

Dalam kamus bahasa Indonesia, Cerai artinya pisah, putus hubungan sebagai suami Istri, talak. Dalam Kamus Alkitab, di tulis oleh W.R.F. Browning mengatakan bahwa Bercerai artinya pemisahan pasangan perkawinan secara resmi (20093:43). Dari kedua arti atau defenisi maka hal ini tidak dapat mendatangkan keharmonisan dalam sebuah hubungan suami-isteri. Justru kehancuran yang terjadi dalam sebuah hubungan apabila mereka bercerai.

  1. Larangan Untuk Bercerai
  •  Larangan bercerai pada pasangan yang se-iman.

Matius 19:6 mengatakan : “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Matius 19:8 Kata Yesus kepada mereka: “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Artinya : Tidak ada perceraian sejak semula Tuhan izinkan.

1 Korintus 7:10-11 menjelaskan Kepada orang-orang yang telah kawin aku — tidak, bukan aku, tetapi Tuhan — perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

  • Larangan bercerai dengan pasangan yang tidak seiman

Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu (1 Korintus 7:12-13).

2. Boleh Bercerai

Perceraian diperbolehkan terjadi dalam kasus-kasus tertentu dimana Tuhan tidak menginginkan demikian terjadi di kalangan umat Tuhan.

  • Boleh Bercerai Karena zinah (perbuatan tidak senonoh/ketidaksetiaan)

Disebutkan boleh diceraikan, dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya, jika di dapatinya hal-hal tidak senonoh pada perbuatan istrinya. Sebenarnya istilah tidak senonoh dalam bahasa Ibraninya adalah “erwat davar” yang arti harafianya sesuatu yang telanjang. Menurut Hilel salah satu ahli Taurat mengartikan “Erwat Davar” adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi suaminya. Dalam masa PB, Para sekolah Sammai mengartikan kata Ibraninya sebagai “Ketidak-setiaan” (Karel Sosipater,2010:172).

  • Boleh bercerai karena Ketegaran Hati mereka

Dalam Matius 19:8 menjelaskan Musa memperbolehkan adanya perceraian karena ketegaran hati mereka bukan karena Allah mengizinkan perceraian sejak awal. Perceraian diperbolehkan dikarenakan keinginan ketegaran hati dan kesalahan-kesalahan mereka, bukan karena Allah merestuinya sejak awal. Apapun alasannya dari sisi ke Allah-an tidak memperbolehkan adanya perceraian jika pernikahan mereka sudah seturut dengan ketetapan Tuhan.

  • Boleh bercerai dengan pasangan yang tidak beriman, asal yang tidak beriman yang meminta untuk bercerai bukan yang ia sudah beriman di dalam Yesus.

Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera (1 Korintus 7:15).

3. Tuhan Bukan hanya melarang perceraian tapi malah justru Tuhan membenci Perceraian.

Maleakhi 2 : 16 berkata : “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel  —  juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

Daftar Pustaka

___________. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013

Browning W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2009

Sosipater Karel. Etika Perjanjian Lama. Jakarta:Suara Harapan Bangsa, 2010

Biography Penulis                                  

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kutai Barat-Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

(Email : yonggi sinaga@yahoo.co.id, Fb: Iman Yonggi Cho, NO.REKENING BANK BRI: 0904-01-024392-53-0. AN. IMAN YONGGICCO SINAGA.)

 

 

 

 

TANYA-JAWAB YANG BERHUBUNGAN DENGAN ISI ALKITAB

Pertanyaan 1 : Siapakah Istrin Kain dalam Kejadian 4 :17?

Kejadian pasal 4: 17 menjelaskan Kain bersetubuh dengan istrinya dan mengandunglah perempuan itu. Pertanyaan : siapakah istri Kain dalam ayat ini? Bukankah manusia hanya Adam, Hawa Kain dan Habel saja? Habel pada waktu itu sudah di bunuh oleh Kain, terus darimanakah Kain mendapatkan Seorang Istri..??

Jawaban: Adam dan Hawa adalah manusia yang diciptakan pertama kali. Tuhan juga meneguhkan hal ini dalam Injil Matius 19:3-9. Silsilah Yesus Kristus ditarik sampai Adam (Lukas 3:38). Yudas 14 menyebutkan Henokh sebagai keturunan Adam yang ketujuh. Kita tahu bahwa Adam dan Hawa mempunyai lagi anak-anak laki-laki dan perempuan selain Kain, Habel dan Set (Kejadian 5:4) dan jika hanya satu keluarga Asli maka pernikahan-pernikahan mula-mula haruslah antara saudara lelaki dan saudara perempuan. Pernikahan pada mulanya tidaklah berbahaya. Inses berbahaya sebab mewarisi sel keturunan yang berubah yang menghasilkan anak-anak yang cacat, sakit atau dungu dan tentunya akan dinyatakan dalam diri anak-anak kalau orang tuanya sama-sama mewariskan sel-sel tersebut. Sudah pasti Adam dan Hawa datang dari tangan Allah yang menciptakan mereka dan tidak mempunyai sel-sel demikian. Itulah sebabnya pernikahan antara saudara lelaki dan perempuan atau kemenakan lelaki dan perempuan dari generasi pertama dan kedua sesudah Adam dan Hawa tidaklah berbahaya.

Pertanyaan 2: Adam dan Hawa memiliki anak laki-laki dan perempuan (Kejadian 5:4), tetapi mengapa Alkitab hanya menyebutkan 2 orang saja?

Jawaban : anak yang dua orang yang tercantum dalam Alkitab sangat penting untuk sejarah penebusan. Waktu itu, Hawa menyangka bahwa anak sulungnya yaitu Kain adalah orang yang akan membinasakan Iblis (Kejadian 3:15) dan melepaskan mereka dari kutuk dosa dan kematian (Kejadian 4:1). Akan tetapi Justru Kain membunuh Habel adiknya karena iri hati.

Pertanyaan 3 : Tuhan memberikan tanda pada dahi Kain agar tidak di bunuh oleh orang lain karena Allah tidak menghendaki ia untuk dibunuh. Apakah tanda yang diberikan Tuhan pada dahi Kain?

Jawaban : kita tidak tahu pastinya apa tanda Tuhan itu di dahi Kain, tetapi pasti itu tampak dengan jelas bagi orang lain yang hidup pada zaman mereka.

Pertanyaan 4 : Mengapa Allah tidak ikut membinasakan keluarga Nuh pada waktu itu?

Jawaban : Karena Nuh mendapat kasih karunia Allah. Nuh hidup benar pada zamannya mereka. Selain itu, karena Allah ingin menepati janjiNya untuk menebus umat Manusia.

Pertanyaan 5 : Ada berapa pasang Tuhan mengirimkan Binatang ke bahtera Nuh?

Jawaban : Ada 8 (delapan) pasang. 7 pasang binatang halal (Kejadian 7:2), 1 pasang binatang yang haram (Kejadian 7:15)

Pertanyaan 6 : Apakah Arti tentang Roh Kudus

Jawaban : Menurut Kamus Alkitab hasil tulisan W.R.F. Browning Halaman 386 menjelaskan bahwa Roh Kudus dalam kata Ibrani disebut “ruah” dan kata Yunani disebut “pneuma” berarti “Nafas” atau “Angin” dan diterjemahkan dengan ‘roh” yang menunjukkan kuasa pemberi kehidupan yang tak terlihat. Jika digabungkan dengan “Kudus”, maka kuasa itu dikatakan sebagai yang ilahi, meskipun kombinasi dua kata tersebut hanya tampak tiga kali dalam PL (Yes. 63:10,11; Maz.51;11). Jadi Roh Kudus adalah Nafas Ilahi, Pribadi yang ilahi, Kuasa Ilahi, dan Roh yang Ilahi.

Pertanyaan 7: Apakah Roh Kudus memiliki Kepribadian?

Jawaban : Ya. Roh Kudus memiliki Kepribadian Ilahi. Dalam Buku “Teologi Sitematika” karangan “Henry C.Tiessen” halaman 148-149) menjelaskan “Roh Kudus memiliki tiga unsur utama kepribadian yaitu: Akal (1 Korintus 2:11), Perasaan (Roma 8:27; 15:30) dan kehendak (1 Korintus 12:11). Roh Kudus juga melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa Ia berkepribadian. Ia mengadakan kelahiran kembali (Yohanes 3:5), mengajar (Yohanes 14:26), bersaksi (Yohanes 15:26), menginsafkan akan dosa (Yohanes 16:8-11), menuntun kedalam kebenaran (Yohanes 16:13), memuliakan Kristus (Yohanes 16:14), memanggil orang ke dalam pelayanan (Kis. 13:2), berbicara (Kis.13:2; Wah.2:7), mengarahkan pelayanan seseorang (Kis. 16:6), memanjatkan doa syafaat (Roma 8:26), menyelidiki segala sesuatu (1 Korintus 2:10) dan berkarya (1 Korintus 12:11). Roh Kudus berhubungan dengan Allah Bapa dan Allah Anak sebagai pribadi. Hal ini terlihat dari formula Baptisan (Matius 28:19), dalam berkat rasuli (2 Korintus 13:13), dan dalam tugasnya sebagai pembina gereja (1 Korintus 12:4-6 bandingkan dengan 1 Petrus 1:1-2; Yudas 20,21). Roh Kudus sensitif terhadap perlakuan pribadi. Ia dapat dicobai (Kis. 5:9), di dustai (Kis.5:3), di dukakan (Ef. 4:30; Yes. 63:10), ditentang (Kis.7:51), dihina (Ibr. 10:29), dan dihujat (Mat. 12:31-32)

Pertanyaan 8 : Apakah semua agama sama?

Seorang Ibu berkata bahwa semua agama adalah sama. Sama-sama benar karena mereka sama-sama mengajarkan kebaikan, sama-sama menyembah Tuhan. Oleh karena itu tidak perlu dipersoalkan tentang agama. Apakah benar pernyataan seorang ibu ini mengatakan bahwa semua agama sama dan benar?

Jawaban : Ingat! Memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua agama mempunyai persamaan. Tetapi selain persamaan tersebut, terdapat juga cukup banyak perbedaan.

Contoh pertama: Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang berbeda tentang keselamatan. Menurut Islam, keselamatan terletak pada besarnya amal ibadah yang kita lakukan. Tetapi, itu pun belum dapat memberi jaminan, sebagaimana yang disampaikan oleh Muhammad sendiri. “Bersumber dari Abu Huraira, beliau Rasulullah berkata: “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah, bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga engkau?” Rasulullah bersabda: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahiku dengan rahmat dankarunia dari-Nya.” (Hadis Shahih Muslim). Sementara Kristen memberi ajaran, bahwa keselamatan adalah anugerah dari Allah, bukan hasil usaha manusia. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Ef.2:8-9).

Contoh Kedua: Alkitab atau Injil menceritakan secara teliti mengenai penderitaan, penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih (lihat Injil Matius pasal 26-28, Injil Markus pasal 14-16, Injil Lukas pasal 22-24, Injil Yohanes pasal 12-21). Sedangkan ‘wahyu’ Nabi yang membawa Al-Quran 600 tahun kemudian menyatakan, Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…Sura 4:157″. Manakah yang benar? Bukankah ajaran Alkitab dan ajaran Al-Quran jelas bertentangan? Apakah cerita historis dalam Alkitab yang juga diakui sarjana non-theologi adalah yang benar? atau justru pernyataan Al-Quran yang benar?

Contoh Ketiga : Alkitab mengajarkan bahwa Isa Al-Masih bukan “manusia pilihan” saja. Injil Yohanes pasal 1 menyatakan bahwa “Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi.” (pasal 1:1-3). Lalu diteruskan tentang Isa Al-Masih, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita melihat kemuliaan-Nya” (pasal 1:14). Memang ini cerita Natal. Isa Al-Masih bukan “manusia pilihan” saja. Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Sekali lagi pernyataan Alkitab ini bertentangan dengan ajaran Al-Quran, yang menyatakan “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman ‘Jadilah’ (seorang manusia) maka jadilah dia (Sura 3:59).” Lagi, “Al- Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu beberapa rasul.” (Sura 5:75).

Sekali lagi saya bertanya: mana yang benar, Isa Al-Masih adalah Tuhan yang menjelma dan turun dari surga lahir sebagai bayi perawan Maryam, *atau* ajaran Al-Quran yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih diciptakan seperti Adam dan sesuai kata Bapa adalah “manusia pilihan” saja?

Contoh Keempat : Isa Al-Masih mengajarkan “Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik…” (Injil Matius 5:44-45). Dan Isa Al-Masih mempraktekan sifat kasih ini sehingga dari salib Isa Al-Masih berseru “Ya Bapa, ampunilah mereka (musuh yang menyalibkanNya), sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Injil Lukas 23:34)”.

Sebaliknya Nabi Muhammad membawa ajaran jihad yang berbeda sekali. Berikut adalah beberapa kutipan dari dua Sura saja. “Penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka… barangsiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaanNya (Sura 8:12,13).” “Perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama semata-mata bagi Allah (8:39).” “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min untuk berperang…(8:65).” “Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi (8:67).” “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. . . (9:5).” “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaran) tangan-tanganmu. . . (9:14).” “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka. . . (terang maksudnya perangilah Orang Kristen) (9:29).” “Perangilah kaum musyrikin. . . (9:36).” “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka (9:73).” “Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya (9:86).” Contoh sikap Nabi Muhammad terhadap orang yang dianggap nyata dalam Sura ke 111, yaitu AL LAHAB (GEJOLAK API). Kutuknya hebat, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab. . . . kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya. . . .” Abu Lahab, yang nama sebenarnya adalah Abdul Uzza, dianggap musuh meskipun ia masih ‘keluarga’ Nabi Muhammad sendiri tetapi tidak menyambut ‘wahyu’ yang diberitakan oleh Muhammad.

Pertanyaan 9: Apakah agama dapat menyelamatkan manusia?

Jawaban : Agama tidak berasal dari Tuhan. Agama adalah buatan manusia saja. ‘Agama’ hanyalah sebuah aturan yang ditetapkan oleh manusia, yang memuat cara-cara untuk mendekatkan diri dan mengenal Sang Ilahi. Agama juga adalah usaha manusia untuk boleh mengenal dan mencapai Allah di sorga. Agama adalah cara yang diupayakan dan dijalani oleh setiap manusia untuk hidup secara lebih baik. Dan sebagai balasannya, ia berharap nantinya akan diberi kesempatan untuk boleh masuk dalam sorga. ‘Agama’ tidaklah dapat menjamin keselamatan seseorang. Sebab Keselamatan yang sejati hanya terdapat dalam Isa Al-Masih saja. Kitab Injil Berkata: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

Pertnyaan 10 : Apakah Yesus Kristus memiliki Agama?

Jawaban : Isa Al-Masih tidak memiliki agama yang harus dia ikuti, agar Dia bisa menuju sorga, sebab Dia adalah jalan menuju sorga itu sendiri. Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3-6 Isa Al-Masih berkata: Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Isa kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada (Allah) Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Isa Al-Masih adalah jalan menuju kepada Allah di sorga. Dia adalah “agama” itu sendiri.

Pertanyaan 11 : Benarkah Allah memiliki Anak? Kalau Allah tidak memiliki Anak, mengapa ada Istilah Anak Allah?

Jawaban : Orang yang mengerti bahasa dan mendengar istilah “Anak Suroboyo” tentu tidak berpikir bahwa Surabaya melahirkan anak. Melainkan, orang tersebut berasal dari Surabaya. Demikian juga dengan kata “anak kunci.” Bukan berarti kunci melahirkan anak. Inilah yang disebut dengan kata figuratif atau kata kiasan.

Alkitab tidak mengajarkan Allah melakukan hubungan biologis dengan Maryam sehingga melahirkan allah baru, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Inilah pemahaman sebagian umat Muslim yang salah. Mereka yang mempunyai pemahaman demikian, sulit membedakan antara bahasa figuratif dan bahasa harfiah.

Dan anehnya, bila mendengar kalimat “Muhammad adalah kekasih Allah” mereka tahu ungkapan tersebut hanya kiasan, tetapi bila mendengar kata “Anak yang tunggal,” mereka langsung mengartikannya secara harfiah.

Tentu Alkitab tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan “. . .  Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak . . . . “ (Qs 4:171). Sayangnya ucapan nabi ini tidak membedakan antara bahasa figuratif dan harfiah.

Kiranya umat Muslim mengerti bahwa Alkitab dan orang Kristen tidak mengajarkan, Isa Al-Masih adalah hasil hubungan biologis antara Allah dan Siti Maryam!

Bagaimana dengan ungkapan, “Muhammad adalah kekasih Allah”? Apakah Allah berpacaran dengan Muhammad, layaknya pria dan wanita? Tentu semua umat Muslim mengerti ungkapan tersebut hanyalah kiasan/figuratif.

Daftar Pustaka

___________. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013

Browning W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2009

Packer J.I.etc. Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanc-1. Malang: Gandum Mas, 2001.

(http://tinyurl.com/8abrx5t)

(http://www.isadanislam.com/isa-al-masih/) Email : masukan idionline.info.

Biography Penulis                                  

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kutai Barat-Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

(Email : yonggi sinaga@yahoo.co.id, Fb: Iman Yonggi Cho, NO.REKENING BANK BRI: 0904-01-024392-53-0. AN. IMAN YONGGICCO SINAGA.)

 

IMAN YANG MENYELAMATKAN(Markus 5:26-34)

Defenisi Iman terdapat dalam Ibrani 11:1 menjelaskan beberapa hal;

  1.  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Artinya :

Pertama, Harapan tanpa disertai dengan kepercayaan terhadap Allah maka tidak memiliki arti apa-apa.

Kedua, harapan-harapan harus sejalan bersamaan dengan keyakinan kepada Allah.

Ketiga, harapan-harapan kita harus seimbang dengan iman kita. Harapan besar maka dituntut juga iman besar.

Keempat, harapan kita tidak boleh terpisah dengan iman kita. Iman adalah dasar dari segala sesuatu apa yang kita harapkan, apapun bentuknya.

2. Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Artinya;

Pertama, iman berbicara ssesuatu apa yang tidak kita lihat. Firman Tuhan berkata: berbahagialah orang yang percaya bukan karena melihat.

Kedua, jika anda melihat dulu baru percaya itu bukan arti iman yang sesungguhnya.

Iman yang menjelamatkan dalam Perjanjian Baru disebut “Pisteuo” , arti harafiahnya ialah “Percaya ke dalam”. Artinya iman yang mengeluarkan seseorang dari dirinya sendiri dan menaruh dirinya di dalam Yesus Kriitus sehingga terjadilah kesatuan dengan Kristus melalui iman.

Kepada siapakah Anda harus percaya?

  1. Kita harus Percaya kepada Allah dan Nama Yesus

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: Percayalah kepada Allah!

1 Yohanes 3:23 Mengatakan: “Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.”

Yohanes 14:1 menjelaskan : “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

  1. Kita harus percaya kepada Janji-janji Allah

Roma 4:21 memberitahukan kepada kita supaya kita dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Ibrani 11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

  1. Kita harus percaya kepada Injil

 

Markus 1:15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

  1. Kita harus percaya kepada tulisan-tulisan Musa yang menulis tentang Yesus Kristus.

 

Kisah Para Rasul 24:14 Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi.

  1. Kita harus percaya kepada tulisan-tulisan para nabi di dalam Alkitab

 

2 Tawarikh 20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!”

 

Kisah Para Rasul 26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.”

 

Markus 5:34 ada dua hal ditekankan dalam ayat ini;

  1. Iman berhubungan dengan keselamatan
  2. Iman dikaitkan dengan kesembuhan

 

Markus 5:26 memberitahukan tugas tabib. Tabib bertugas untuk mengobati orang-orang yang sakit. Ada penyakit yang bisa diobati oleh tabib dan ada penyakit yang tidak bisa diobati oleh tabib. Hanya Yesus Kristus dapat menyembuhkan penyakit apa yang tidak bisa disembuhkan para tabib.

Markus 5:26-34 menjelaskan mengenai tindakan-tindakan perempuan penyakit pendarahan, yaitu;

  1. Perempuan itu mendengar berita-berita tentang Yesus Kristus (ayat 27)
  2. Perempuan itu mendekati Yesus Kristus (ayat 27)
  3. Dengan iman perempuan itu menjamah Yesus Kristus (ayat 28-32)
  4. Perempuan itu takut, gemetar, tampil dan tersungkur serta terbuka di hadapan Tuhan tentang keberadaan hidupnya (ayat 33-34).

Intinya : Jika anda ingin mengalami sesuatu kedasyatan Tuhan, anda harus memiliki iman yang dapat menyentuh kepribadian Yesus.

 

Biography Penulis

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kutai Barat-Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

 

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

(Email : yonggi sinaga@yahoo.co.id, Fb: Iman Yonggi Cho, NO.REKENING BANK BRI: 0904-01-024392-53-0. AN. IMAN YONGGICCO SINAGA.)

 

 

Apakah Seseorang Bunuh Diri Masuk Dalam Kerajaan Allah?

(By: Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.)

Melakukan Bunuh diri jelas adalah perbuatan dosa, karena hanya Allah yang berhak mengambil nyawa hidup seseorang, bukan dirinya sendiri. Hidup adalah anugerah Tuhan untuk manusia. Dalam sejarah Perjanjian Lama, Raja Saul melakukan bunuh diri iman masa-masa akhir hidupnya ia tidak taat kepada Tuhan (1 Samuel 31). Akhitofel penasehat raja Daud “Menggantungkan diri” karena ia merasa sia-sia telah menghianati raja Daud dengan memihak kepada Absalom (II Sam. 17:23). Simson bunuh diri dari pada jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan, akibat kesalahannya memberitahu kelemahannya kepada Delila (Hak.16).

Dalam sejarah Perjanjian Baru, Yudas Iskariot bunuh diri karena menghianati dengan menjual Tuhan Yesus sebesar tiga puluh uang perak. Dalam sepanjang perjalanan sejarah gereja dan peristiwa-peristiwa kehidupan banyak terjadi kasus bunuh diri. Di zaman modern sering terjadi kasus bunuh diri seolah-olah bunuh diri dapat memberikan jalan keluar dan menyelesaikan setiap permasalahan yang ada padahal itu menuju pada jalan kematian menuju penghukuman abadi yang penuh penderitaan.

Melihat semua peristiwa di Alkitab menunjukkan dan mengarahkan umat Tuhan bahwa kasus bunuh diri ketika diperhadapkan dengan masalah bukanlah solusi terbaik. Justru mendatangkan kerugian besar apabila kita mengambil keputusan untuk bunuh diri.

Pernyataan-pernyataan Alkitab menjelaskan kasus bunuh diri tidak dibenarkan, kasus bunuh diri upahnya masuk dalam Neraka bukan di kerajaan Sorga.

  1. Keluaran 20:13 mengatakan: “Jangan membunuh.”
  2. Imamat 24:17 menjelaskan “…..apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.”
  3. Ulangan 5:17 Memberitahukan “Jangan membunuh.”
  4. Matius 5:21 mengatakan “……Jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum.” Termasuk ketika seseorang membunuh dirinya sendiri dengan cara bunuh diri maka ia pasti mendapat penghukuman.
  5. Ibrani 10:26-27 Menjelaskan ‘Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.’

Intinya:

Para pelaku bunuh diri nasibnya bukan di dalam kerajaan Sorga melainkan di Neraka. Artinya mereka masuk dalam neraka karena mereka melanggar ketetapan Allah dengan cara mengambil nyawanya sendiri yang bukan haknya. Hanya Allah yang berhak mengambil nyawa manusia bukanlah manusia itu sendiri.

Biodata Penulis

Ev. Iman Yonggi Cho Sinaga S.Th., Mendapat Gelar Pendidikan Teologia di Sekolah Tinggi Teologia Torsina, Surakarta. Pernah melayani di Gereja GBIS “Pulo Gapuk” Sumatera Utara, GBIS “Tabera” Medan Sumatera Utara, GBI Tiberias Di Kupang-NTT, GBIS Kalabahi Alor-NTT. Pernah melayani Gereja persekutuan Kristen di Alor-NTT. Pernah Melayani di Penjara di Alor, sekolah-sekolah di Alor-NTT. Pernah Pelayanan di ABG (Alor Breakhtru Generation) Alor-NTT. Pernah menggembalakan di GBIS “Efrata” Ramunia Lubuk Pakam Sumatera Utara. Sekarang sebagai Gembala Sidang di GBIS Jemaat “Siloam” di Kampung Lakan Bilem sekaligus menggembalakan di GBIS “Arphazo” Batu Apoi Kalimantan Timur. Beban Pelayanan adalah menghimbau umat Tuhan untuk mengerti Firman Allah, mempelajari lebih dalam dan berpegang teguh pada Alkitab.

 

Pernah Bekerja sebagai Marketing dan Jurnalist di Tabloid My Home, Pematang Siantar. Pernah sebagai Financial Counsultant (FC) di PT. Axa Financial Indonesia di Kupang-NTT. Pernah bekerja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) di Intu Lingau Kalimantan Timur.

MENGENAL TUHAN(Yohanes 8 :19)

Mengenal Yesus berarti mengenal Bapa di Sorga. Tidak mengenal Yesus maka tidak mengenal Bapa di Sorga. Bapa dengan Anak adalah Satu adanya yaitu satu kesatuan (Esa).

Kelompok Atheis seringkali mempertanyakan tentang keberadaan Allah. mereka bertanya-tanya : “ Apakah Tuhan benar-benar ada…??, jika benar-benar ada, bagaimana kita mengetahui keberadaan Allah…??. pandangan ini membuat orang kristen tidak tahu untuk cara mengatasinya. Firman Tuhan berkata dalam Mazmur 14:1 : “Orang bebal berkata dalam hatinya “tidak ada Tuhan’. Ayat ini memberitahukan bahwa hanya orang-orang bebal yang mengatakan dalam hatinya tidak ada Tuhan. Kalau kita mengikuti penjelasan Alkitab sebenarnya secara tidak langsung telah memberitahukan bahwa kelompok kaum Atheis adalah kelompok orang bebal yang tidak mengakui adanya keberadaan tentang Tuhan.

Lalu pertanyaan selanjutnya :”bagaimana untuk mengetahui keberadaan Allah..?”. Kitab Keluaran 3:14 berkata: “Allah dapat dikenal hanya jika Ia menghadirkan diri kepada manusia dan manusia menanggapinya.” Sekarang Allah menghadirkan keberadaannya kepada Musa dengan mengatakan : “Aku adalah Aku. (Ibr. Eyeh asher Eyeh artinya Aku adalah aku sebagaimana Aku ini berada). Dalam bahasa Ibraninya YHWH. Allah menghadirkan diri-Nya juga lewat hasil karya ciptaan-Nya untuk memberitahukan bahwa Allah itu benar-benar ada. Allah sendiri juga turun melalui salah satu pribadi yaitu Yesus Kristus tujuannya untuk memperkenalkan tentang Allah. Allah benar-benar ada di dalam Yesus Kristus. Allah hadir menyatakan diri melalui Firman Allah yang hidup. Lalu jika kita sudah mengerti dan mengenal Allah dengan baik bahwa Ia benar-benar ada, bagaimanakah sikap kita?

Orang Kristen perlu memahami tentang pengenalannya terhadap Tuhan. Seringkali yang terjadi menganggap diri adalah orang yang mengenal Tuhan namun tidak sesuai dengan prinsip nilai-nilai mengenai Firman Tuhan. Untuk lebih mengenal Tuhan lebih jauh penting menyelidikinya lebih rinci ciri-ciri orang yang tidak mengenal Tuhan.

Ada beberapa hal ciri khas orang yang tidak mengenal Tuhan sebagai berikut;

  • Ia tidak memiliki kasih (1 Yohanes 4 :8)
  • Ia tidak menuruti Perintah Allah (1 Yohanes 2:9)
  • Ia tetap berbuat dosa ( Titus 1 :16; 1 Yohanes 3 :6)
  • Ia suka membenci dan menganiaya siapapun yang ditemukannya (Yohanes 15:18-21)
  • Ia berdusta dan melakukan kejahatan (Yeremia 9:3)
  • Ia melakukan apa yang tidak pantas (Roma 1:28)
  • Ia tidak suka mengetahui jalan-jalan Tuhan (Ayub 21:14).

Jika seseorang tidak mengenal Tuhan maka yang sering terjadi adalah;

  • Kesesatan (Matius 22:29)
  • Penyembahan Berhala (Yesaya 44:19, Kis. 17:29,30)
  • Jauh hidup dari persekutuan dengan Allah (Efesus 4 :18)
  • Mereka pasti menuruti hawa nafsu (1 Tesalonika 4:5 1 Petrus 1:14)
  • Pasti menganiaya orang-orang kudus (Yohanes 15:20,21; 16:2,3)

Contoh-contoh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan adalah;

  • Firaun tidak mengenal Tuhan, sehingga ia tidak mau mendengarkan Firman Allah bahkan ia tidak mengizinkan orang-orang Israel pergi untuk beribadah kepada Allah (Keluaran 5:2).
  • Nabi-nabi palsu (Yesaya 56:10,11)
  • Nikodemus tidak mengerti tentang Firman Allah (Yohanes 3:10).
  • Orang-orang Israel adalah sesat hati sehingga akhirnya membuat diri mereka tidak mengenal Allah (Mzm. 95:10; Yesaya 1:3). Orang-orang Israel tidak mengenal siapa pemilik kehidupan mereka dan mereka tidak mengenal siapa Tuan mereka yang telah menyediakan palungan (tempat bagi mereka).
  • Orang-orang kafir tidak mengenal Allah sehingga hal itu membuat mereka memperhambakan diri mereka terhadap allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah (Galatia 4:8).
  • Orang-orang Yahudi tidak mengenal Allah, maka mereka meminta keputusan dari Pilatus untuk menyiksa Yesus sampai mati di atas kayu salib (Lukas 23:24).
  • Paulus sebelum mengenal Tuhan, ia adalah seorang penganiaya, penghujat dan ganas kepada orang-orang Kristen (1 Timotius 1:13).

Contoh-contoh orang-orang yang mengenal Tuhan dalam Alkitab;

  • Abraham (Kejadian 18:19)
  • Kornelius (Kis. 10:2)
  • Seorang perwira (Lukas 7:2,3)
  • Yakub (Kejadian 35:2)
  • Yosua (24:15)
  • Sadrak, mesakh, abednego

Intinya

Pengenalan terhadap Tuhan merupakan kunci utama untuk mencapai sesuatu masa depan yang lebih baik. Mengenal Tuhan melalui pengetahuan yang benar dan sikap tingkah langkah yang benar sesuai dengan ketentuan Firman Allah lewat mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan cara melakukan perintah-perintah Allah dimanapun kita berada serta ditempatkan. Ia tidak melakukan kejahatan apalagi bekerjasama di dalamnya. Ingatlah! Percayalah, apapun posisi kita sekarang, Allah pasti mengerjakan sesuatu yang terbaik di dalam diri kita asal kita mengenal Tuhan dengan efektif.

 

KITAB KEJADIAN-IMAMAT

KITAB KEJADIAN : Jumlah Pasal 1-50

Pasal 01 : 1-31 ayat

Pasal 02 : 1-25 ayat

Pasal 03 : 1-24 ayat

Pasal 04 : 1-26 ayat

Pasal 05 : 1-32 ayat

Pasal 06 : 1-22 ayat

Pasal 07 : 1-24 ayat

Pasal 08 : 1-22 ayat

Pasal 09 : 1-29 ayat

Pasal 10 : 1-32 ayat

Pasal 11 : 1-32 ayat

Pasal 12 : 1-20 ayat

Pasal 13 : 1-18 ayat

Pasal 14 : 1-24 ayat

Pasal 15 : 1-21 ayat

Pasal 16 : 1-16 ayat

Pasal 17 : 1-27 ayat

Pasal 18 : 1-33 ayat

Pasal 19 : 1-38 ayat

Pasal 20 : 1-18 ayat

Pasal 21 : 1-34 ayat

Pasal 22 : 1-24 ayat

Pasal 23 : 1-20 ayat

Pasal 24 : 1-67 ayat

Pasal 25 : 1-34 ayat

Pasal 26 : 1-35 ayat

Pasal 27 : 1-46 ayat

Pasal 28 : 1-22 ayat

Pasal 29 : 1-35 ayat

Pasal 30 : 1-43 ayat

Pasal 31 : 1-55 ayat

Pasal 32 : 1-32 ayat

Pasal 33 : 1-20 ayat

Pasal 34 : 1-31 ayat

Pasal 35 : 1-29 ayat

Pasal 36 : 1-43 ayat

Pasal 37 : 1-36 ayat

Pasal 38 : 1-30 ayat

Pasal 39 : 1-23 ayat

Pasal 40 : 1-23 ayat

Pasal 41 : 1-57 ayat

Pasal 42 : 1-38 ayat

Pasal 43 : 1-34 ayat

Pasal 44 : 1-34 ayat

Pasal 45 : 1-28 ayat

Pasal 46 : 1-34 ayat

Pasal 47 : 1-31 ayat

Pasal 48 : 1-22 ayat

Pasal 49 : 1-33 ayat

Pasal 50 : 1-26 ayat

Pertanyaan:

1.      Pasal berapakah ayat paling banyak?

2.      Pasal berapakah ayat paling sedikit?

3.      Pasal-pasal manakah yang memiliki kesamaan jumlah ayat?

4.      Pasal-pasal manakah yang memiliki perbedaan jumlah ayat?

 

 

KITAB KELUARAN : Jumlah Pasal 1-40

Pasal 01 : 1-22 ayat

Pasal 02 : 1-25 ayat

Pasal 03 : 1-22 ayat

Pasal 04 : 1-31 ayat

Pasal 05 : 1-24 ayat

Pasal 06 : 1-29 ayat

Pasal 07 : 1-25 ayat

Pasal 08 : 1-32 ayat

Pasal 09 : 1-35 ayat

Pasal 10 : 1-29 ayat

Pasal 11 : 1-10 ayat

Pasal 12 : 1-51 ayat

Pasal 13 : 1-22 ayat

Pasal 14 : 1-31 ayat

Pasal 15 : 1-27 ayat

Pasal 16 : 1-36 ayat

Pasal 17 : 1-16 ayat

Pasal 18 : 1-27 ayat

Pasal 19 : 1-25 ayat

Pasal 20 : 1-26 ayat

Pasal 21 : 1-36 ayat

Pasal 22 : 1-31 ayat

Pasal 23 : 1-33 ayat

Pasal 24 : 1-18 ayat

Pasal 25 : 1-40 ayat

Pasal 26 : 1-37 ayat

Pasal 27 : 1-21 ayat

Pasal 28 : 1-43 ayat

Pasal 29 : 1-46 ayat

Pasal 30 : 1-38 ayat

Pasal 31 : 1-18 ayat

Pasal 32 : 1-35 ayat

Pasal 33 : 1-23 ayat

Pasal 34 : 1-35 ayat

Pasal 35 : 1-35 ayat

Pasal 36 : 1-38 ayat

Pasal 37 : 1-29 ayat

Pasal 38 : 1-31 ayat

Pasal 39 : 1-40 ayat

Pasal 40 : 1-38 ayat

 

Pertanyaan:

1.      Pasal berapakah ayat paling banyak?

2.      Pasal berapakah ayat paling sedikit?

3.      Pasal-pasal manakah yang memiliki kesamaan jumlah ayat?

4.      Pasal-pasal manakah yang memiliki perbedaan jumlah ayat?

 
KITAB IMAMAT : Jumlah Pasal 1-27

Pasal 01 : 1-17 ayat

Pasal 02 : 1-16 ayat

Pasal 03 : 1-17 ayat

Pasal 04 : 1-35 ayat

Pasal 05 : 1-19 ayat

Pasal 06 : 1-30 ayat

Pasal 07 : 1-38 ayat

Pasal 08 : 1-36 ayat

Pasal 09 : 1-24 ayat

Pasal 10 : 1-20 ayat

Pasal 11 : 1-47 ayat

Pasal 12 : 1-8 ayat

Pasal 13 : 1-59 ayat

Pasal 14 : 1-57 ayat

Pasal 15 : 1-33 ayat

Pasal 16 : 1-34 ayat

Pasal 17 : 1-16 ayat

Pasal 18 : 1-30 ayat

Pasal 19 : 1-37 ayat

Pasal 20 : 1-27 ayat

Pasal 21 : 1-24 ayat

Pasal 22 : 1-33 ayat

Pasal 23 : 1-44 ayat

Pasal 24 : 1-23 ayat

Pasal 25 : 1-55 ayat

Pasal 26 : 1-46 ayat

Pasal 27 : 1-34 ayat

Pertanyaan:

1.      Pasal berapakah ayat paling banyak?

2.      Pasal berapakah ayat paling sedikit?

3.      Pasal-pasal manakah yang memiliki kesamaan jumlah ayat?

4.      Pasal-pasal manakah yang memiliki perbedaan jumlah ayat?

(Email : yonggi sinaga@yahoo.co.id, Fb: Iman Yonggi Cho, NO.REKENING BANK BRI: 0904-01-024392-53-0. AN. IMAN YONGGICCO SINAGA.)