Archive | November 2012

EKSPOSISI SURAT GALATIA 1 : 1-9

1 : 3; Kata “ Kasih karunia dan damai sejahtera “ adalah bentuk pengucapan selamat tradisionil Yunani dan Ibrani, yang diambil alih dalam kebiasaan Kristen  dan biasanya dipakai oleh Pulus dalam penyampaian surat-suratnya kepada jemaat-jemaat yang ada, salah satunya jemaat Galatia. Kata “ Kasih Karunia “  adalah anugerah Allah yang bukan karena jasa manusia, yang diberikan kepada orang-orang berdosa yang adalah dasar daripada keselamatan. Kata “ Damai sejahtera ( ibr ) shalom“  adalah keadaan kesejahteraan di dalam para penerima  kasih karunia itu dipelihara dan menunjuk kepada suatu keadaan, dimana kebenaran dan keadilan dipertahankan dan diperlihatkan dengan mengambil titik tolak dalam kasih karunia Alla. Gelar  “ Tuhan “ membuat Kristus berada dalam status yang sama dengan Bapa, dan menunjuk kepada pengakuan iman Kristen.

1 : 4; kata “ dosa-dosa “  adalah berpaling dari Allah, melanggar perintah-perintah Allah, melanggar hokum Taurat, dan gagal hidup sesuai dengan tuntutan Allah  ( Kel.20: 20 ) atau berpaling dari Allah dan mengikuti berhala-berhala ( Yeh.44 : 10). Menentang atau memberontak melawan Allah yang berakibat rusaknya hubungan yang baik dengan Allah.

Kata “ dunia yang jahat sekarang ini “ adalah sejarah manusia tanpa Allah, tanpa harapan kepada Yesus.

1; 5; kata “ Amin “ adalah “ ya, ini benar.

1 : 6 ; injil : dalam naskah-naskah tertua tidak ada huruf kecil namun huruf besar ( Injil ). ( lih. Pemb ).  Maksud Rasul Paulus jelas hanya satu Injil, yang benar-benar  Injil, injil lain sebenarnya bukanlah injil, melainkan kuk perhambaan ( 5 : 1 ). Kata “  Injil Lain / kuk perhambaan “ : mengarah kepada Guru-guru palsu yang  pengajarannya : Keselamatan meliputi bukan hanya percaya kepada Kristus namun karena bergabung dengan agama Yahudi dengan jalan disunat ( 5 : 2 ), menaati hukum Taurat ( 3 : 5 ) dan merayakan hari-hari raya Yahudi ( 4 : 10 ).

Injil Lain / kuk perhambaan : menegaskan bahwa seseorang harus hidup menurut hukum Taurat agar sungguh menjadi  anak Allah dan menegaskan keselamatan karena hukum Taurat dan bukan hanya didalam Yesus  Kristus saja.

Kata “ berbalik dan mengikuti “ ( Yunani ) satu kata saja adalah “ pindah, beralih dari…kepada, oleh : atau: dalam kasih karunia. ( 6 )

1 : 7; yang sebenarnya bukan injil atau dimana injil lain tidak ada. Hanya atau tetapi “Ada orang yang  mengacaukan ( Yunani : menggelisahkan, terkejut ) kamu” artinya : pertama, kaum beriman  orang-orang bukan Yahudi yang di Galatia harus mempraktikkan ritus-ritus Yahudi tertentu, termasuk sunat. Kedua, mereka juga menyatakan bahwa Paulus bukanlah seorang rasul yang benar, karena memberitakan bahwa  orang-orang bukan Yahudi tidak harus mentaati hukum Taurat atau mengambil bagian dalam upacara-upacara Yahudi.

1 : 9; terkutuklah dia : istilah terkutuk ( untuk kekal ) ( Yunani ) “ Anathema “ berarti seseorang berada dibawah kutukan Allah.  Kutuk ini adalah suatu ucapan untuk menjelaskan betapa pentingnya Injil itu dikabarkan secara murni, yaitu tanpa dicampur  dengan perintah-perintah manusia atau perintah yang tidak datangnya dari Allah. Paulus mengucapkan kutuknya  mengenai inti Injil, kebenaran hanya oleh karena  iman kepada Yesus Kristus. kutuk ini diarahkan oleh rasul Paulus kepada orang yang dengan sengaja merongrong kepercayaan jemaat-jemaat Galatia.

FILSAFAT

APAKAH ARTI FILSAFAT?

 Untuk menjadi filsuf yang baik, secara singkat dapat dikatakan bahwa unsur yang sangat perlu dimiliki adalah pikiran yang selalu ingin menyelidiki kebenaran atau yang penuh dengan pertanyaan.

 SIFAT-SIFAT PENYELIDIKAN FILOSOFIS

Masalah Definisi

Salah satu filsuf berkata bahwa filsafat adalah “ratunya ilmu pengetahuan”, yang memiliki sifat paling umum dan universal. Kata filsafat berasal dari dua kata Yunani yang berarti “mencintai kebijaksanaan”. Tugas utama filsafat adalah pendidikan etika, artinya filsafat harus mengajarkan tentang kehidupan yang baik.

Filsafat Analitis dan / Spekulatif

Kajian filsafat mulai muncul secara sistematis dalam sebuah koloni Yunani-yaitu Miletus- sekitar tahun 600sM. Menurut perkembangann sejarah filsafat terdapat dua pendekatan berbeda yang saling berhubungan terhadap filsafat, yaitu yang akan kita sebut filsafat analitis atau analitis konseptual dan filsafat spekulatif.

Filsafat konseptual adalah keyakinan bahwa satu-satunya atau paling sedikit oerhatian utama filsafat adalah pada studi analitis atas konsep-konsep. Tugas filsafat adalah untuk mendefinisikan istilah-istilah filosofis dan ilmiah, di man aide-ide yang terkandung di dalamnya dijelaskan. Filsuf adalah seorang analis, namun tidak seperti ilmuwan.

Sasaran filsuf analitis itu menyelidiki konsep-konsep dan berbagai pengertian dsar yang biasa digunakan oleh ilmuwan, moralis dan teolog. Filsuf mencoba untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan konsep-konsep metodologis yang dalam disiplin ilmu tertentu diterapkan tanpa diuji kembali. Filsuf mencoba untuk menjernihkan konsep-konsep metodologis dan prinsip-prinsip yang dalm disiplin ilmu tertentu diterapkan tanpa diuji kembali. Filsafat analitis tidak hanya memusatkan perhatian pada ilmuwan, moralis dan teolog. Tiap-tiap area kajian utama memiliki istilah-istilah danprinsip-prinsip pokok yang memelukan penjelasan. Kajian seperti ini sering kali disebut metafilosofis.

Jadi, tugas utama filsafat adalah menganalisis dan menjelaskan berbagai teori.

Filsafat spekulatif adalah cabang kedua dari kajian filosofis.

Filsafat spekulatif bergerak ke arah yang berbeda dengan filsafat analitis. Bila filsafat analitis menganalisis fondasi pengetahaun, maka filsafat spekulatif dalam bentuknya yang lebih ekstrem menekankan pembuatan sintesis atas hasil-hasil kajian konseptual menjadi gambaran realitas yang menyeluruh dan terpadu. Tujuan utama filsafat spekulatif adalah menjelaskan secar sistematis unsure pokok dari dunia dan realitas serta mendefinisiakn kedudukan yang tepat dari manusia berikut aktifitasnya dalam dunia ini.

Dua perbedaan  kajian anatra filsafat analitis dan filsafat spekulatif:

  • Upaya untuk memadukan semua pengetahuan dalam satu gambaran realitas yang mencakup segalanya.
  • Upaya untuk memformulasikan suatu system terpadu untuk niali agama, moral dan estetika.

Tantangan filsafat spekulatif:

  • Ada sejumlah filsuf yang beranggapan bahwa mustahil memadukan semua pengetahuan dan nilai-nilai.
  • Sejumlah besar filsuf berpendapat bahwa filsafat spekulatif bukan saja mustahil,namun juga tidak masuk akal- hanya merupakan ilmu yang semu tanpa obyek akjian yang nyata.

Kesimpulan pendapat filsuf modern:

  • Tanpa memperhatikan bagaimana seseorang memutuskan soal spekulatif, filsafat ada kaitannya dengan alalisis sistematis atas konsep-konsep dasar.
  • Filsafat spekulatif mencakup persoalan-persoalan yang secara tradisional disebut normative dan juga betul-betul spekulatif.

Dari sini dapat diketahui bahwa filsafat adalah analitis kritis atas konsep-konsep dasar yang dipertanyakan oleh manusia, sekaligus diskusi normative mengenai bagaimana pikiran dan tindakan manusia seharusnya berfungsi dan juga gambaran tentang realitas itu sendiri.

Karakteristik Kajian Filosofis

 Beberapa karakteristik kajian filosofis:

  1. perselisihan-perselisihan filosofis bukan disebabkan oleh kurangnya informasi tentang fakta-fakta.
  2. masalah-masalah filosofis jaang dapat dipecahkan dengan cara mengacu pada fakta-fakta.
  3. filsafat sering lebih berkaitan dengan metode daripada dengan muatan teori.
  4. salah satu tujuan utama filsafat adalah mengadakan klarifikasi.
  5. filsafat berkaitan dengan pemikiran kritis tentang dasar kebenaran dan buktinya.
  6. kajian filsafat berpusat pada pencarian kebenaran menganai soal-soal penting yang selalu menjadi pokok bahasan para pemikir.
  7. analisis dan penjelasan filosofis membutuhkan acuan pada berbagai sistem prinsip.
  8. beberapa filsafat memusatkan perhatian pada sifat “keberadaan” atau realistis.

NILAI FILSAFAT

Beberapa alas an yang bagus untuk mengikuti studi filsafat:

  • memahami masyarakat.
  • Pembebasan dari prasangka dan kepicikan.
  • Nilai praktis.
  • Tantangan orang Kristen.

KEBENARAN YANG NYATA DALAM KRISTUS ( Efesus 4 : 21 -32 )

IMAN YONGGI CHO SINAGA, S.Th.

A       Analisa Isi Surat Efesus

  • Penulis Surat

Dari tahun 95 M sampai abad ke 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai surat tulisan Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Efesus 1 : 1; 3 : 1. Tetapi para ahli modern menentang fakta ini dengan tajam. Ada beberapa alas an yang diajukan:

  1. Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada setengah dari jumlah  kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian Perjanjian Baru yang lain. Ada 44 kata yang tidak dipakai dalam surat-surat Paulus yang lain.
  2. Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:
    1. Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.
    2. Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain.
    3. Tidak ada salam untuk orang-orang akrab atau nama-nama tidak dicantumkan.
    4. Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis.
    5. Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat umum.
    6. Tahun penulisan diperkirakan melebihi zamannya Paulus ( dilihat dari ciri dan ungkapan tahun ).
    7. Nama “Efesus” tidak tercantum dibeberapa surat salinan asli yang lain.

Dari alasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis surat Efesus, tetapi mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan memakai nama Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh Teolog Injili.

  • Tujuan Surat
  1. Untuk Ucapan Syukur : Paulus mengucap syukur  dan terima kasih akan anugerah Allah bagi jemaat di Efesus.
  2. Nasehat untuk hidup  jemaat yang dewasa : kasih Paulus ditunjukkan bagi  jemaat ini karena Paulus  sendiri  yang  telah mendidik mereka bertumbuh menjadi dewasa. Namun demikian Paulus merasa perlu untuk mengingatkan mereka kembali untuk hidup kudus dan tidak cepat puas.
  3. Untuk memberitahukan asal-usul gereja. Jemaat Efesus yang sebagian besar adalah non-Yahudi perlu diingatkan untuk tidak menganggap remeh Israel  yang menganggap sepele  partisipasi orang  Yahudi dalam amanat Injil. Memang orang non-Yahudi  mempunyai kedudukan yang sama dengan orang Yahudi, namun demikian penting bagi mereka untuk mengingat bahwa asal-usul  gereja adalah Israel.
  • Tahun Penulisan

Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan surat ini adalah dalam Efesus 3 : 1 dan 6 : 20, yang menceritakan keadaan Paulus waktu menulis surat ini, yaitu ketika ia ada di penjara Roma. Hal ini sesuai dengan catatan dari Kolose 4 : 3, 10, 18 dan Kisah Para Rasul 28. Oleh karena itu tahun yang tepat untuk penulisan surat Efesus adalah antara tahun 60-62 M.

  • Tempat Penulisan

Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai “ Surat penjara”, karena memang ditulis oleh Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma ( Ef. 3 : 1; 6 : 20 ).

B       Analisa Sejarah Dan Latar Belakang

  • Sejarah Berdirinya Jemaat Galatia

Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus ( Kis. 19, 20 ), pada saat Paulus melakukan perjalanan misi ketiga, Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan penuh kasih untuk semakin berakar selama tiga tahun. Menurut kesaksian Paulus jemaat Efesus adalah jemaat yang dewasa ( Efesus 1 : 3-14 ), karena mereka bisa menerima makanan keras. Diketahui bahwa sebagian besar jemaat adalah orang-orang non-Yahudi, hanya sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah orang yang ditunjuk untuk melanjutkan pelayanan Paulus setelah Paulus pergi.

  • Latar Belakang Kota Efesus

Kota Efesus adalah Sebuah kota kuno taraf internasional. Terletak pada muara Kaistros di Asia Kecil. Kira-kira tahun 1000 sebelum Masehi. Didiami oleh para imigran dari Ionia. Kemudian bisa berkembang menjadi kota perdagangan yang kaya dan bernilai budaya tinggi (Herakletus).  Sejak tahun 133 sebelum Masehi menjadi pusat propinsi Romawi di Asia. Kenisah dewi Artemis dengan arca dewi itu termasuk bilangan mujizat dunia sejak dari zaman kuno ( Kis 19:35). Arca dewi Artemis dikabarkan jatuh dari langit. Dikalangan koloni Yahudi di situ yang menikmati berbagai privelesi istimewa, pewartaan agama Kristen memperoleh tanggapan kuat sekali ( Kis 18:24 ; Kis 19:1), sedangkan di tengah penghuni lainnya berkembanglah kekuatan sihir (Kis 19:19). Paulus bekerja di Efesus dalam perjalanan misionaris yang pertama dan kedua, sampai pada saat ia diusir karena huru-hara tukang perak ( Kis 18:19-21; 19:1-20:1). Kepentingan jemaat di Efesus juga ditekankan oleh ( Wahy 2:1-7 ). Gereja mengadakan konsili ekumeni III di situ pada tahun 431. (Berita tentang wafatnya Ibu Maria di Efesus adalah sebuah legenda). Dewasa ini kota itu adalah kota Selcuk.

C      Analisa Konteks

  • Konteks Dekat

Dalam konteks dekatnya bahwa, sebagai orang percaya kepada Kristus yang memang benar-benar mengenal Allah didalam setiap langkah hidupnya, mereka harus berpegang kepada kebenaran didalam kasih dan harusnya jemaat Efesus bertumbuh didalam segala hal kearah Dia, Kristus yang adalah kepala ( Efesus 4 : 15-16).

  • Konteks Jauh

Secara konteks jauh, dapat diteliti dalam Kolose 3: 10, kembali diingatkan, salah satu bagian dari karakter orang Kristen yang mengenal Allah yaitu mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

 

KEBENARAN YANG NYATA DALAM KRISTUS

 ( Efesus 4 : 21 -32 )

Manusia Lama

Arti dan Defenisi Menanggalkan dan manusia Lama

Kalimat “ Menanggalkan Manusia Lama “ (Ayat 22). Dalam kamus Global kata “ Menanggalkan”: dalam bahasa inggris adalah disconnect (kkt.) yang artinya melepaskan, mencopot, dan  memutuskan. Arti yang lain adalah “Disrobe” ( kkt., kki.) yang artinya membuka atau menanggalkan pakaian. “Divest” (kkt.) membebaskan, melepaskan. “Doff” ( kkt.) yang artinya mengangkat.

Kata “Menanggalkan” ( Yunani ) “Anastrophe”. Meaning : manner of life ( gaya, cara, sikap untuk hidup ), conduct ( (kb.) tingkah laku, kelakuan ), behavior ( kelakuan. tindak-tanduk. deportment ( tingkah laku, kelakuan, sikap ( kb.) ). Jadi maksud Penulis dari setiap kata dan kalimat yang tertera adalah Paulus menekankan kepada jemaat Efesus, supaya mereka menanggalkan, meninggalkan, melepaskan setiap tingkah laku, kelakuan, gaya hidup, cara hidup, sikap hidup, tingkah laku, tindak tanduk yang tidak berkenaan apa yang seharusnya Paulus inginkan. Paulus menyampaikan hal ini supaya mereka tidak jauh dari hadapan Allah, namun mereka semakin serupa dengan Allah. Paulus juga merindukan sesuatu yang baru terjadi didalam diri mereka masing-masing termasuk dalam persekutuan jemaat. Paulus hanya mengharapkan mereka tampil beda dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Manusia lama adalah manusia yang jauh dari Allah. manusia lama hanya mengenal keinginan untuk memiliki, untuk menarik segala sesuatu kepada dirinya, sekalipun untuk itu ia harus melakukan kejahatan atau ketidak-benaran atau ketidak-adilan secara terang-terangan. ( J.L.Ch. Abineno, 2009 : 161 ) Dalam sisi yang lain, Paulus menjelaskan kepada jemaat Efesus mengenai manusia lama. Manusia lama adalah manusia yang belum diperbaharui, dikerjakan oleh Allah didalam diri manusia itu sendiri. Dalam ayat 23 mengatakan,: “Supaya kamu dibaharui didalam roh dan pikiran.” Manusia lama adalah manusia yang sama sekali roh dan pikirannya belum sesuai dengan apa yang sudah Allah inginkan dan yang belum diubahkan dan perbaharui.

Sifat-Sifat Manusia Lama

Ada beberapa hal sifat-sifat manusia Lama yaitu;

  • Dusta  atau bohong ( ayat 25 ).

Dalam kamus bahasa Indonesia bahwa bohong adalah tidak sesuai dengan hal atau keadaan yang sebenarnya.  Dusta dalam bahasa Ibrani adalah syeqer, yang artinya : kebohongan, penipuan, dan kazan artinya : dusta atau hal yang palsu. Dalam bahasa Yunani pseudos dan yang sejenisnya. Pada dasarnya dusta adalah pernyataan tentang sesuatu yang diketahui palsu dengan maksud menipu. Dusta adalah dosa dari orang yang menyangkal Kristus dan biasanya kebiasaan berdusta menghilangkan keselamatan yang kekal ( Why. 21 : 27 ). Menurut rasul Paulus, Dusta merupakan sifat orang yang belum ditebus atau bisa disamakan dengan sifat orang yang belum mengenal pribadi Yesus yang seutuhnya, yang menolak Kristus dan yang belum mengalami Tuhan didalam pribadinya sendiri.

Dusta adalah sifat manusia lama. Manusia lama itu tidak jujur terhadap sesama manusia, ia memakai topeng. manusia baru tidaklah demikian. dusta berhubungan erat dengan amarah. jika anggota jemaat tidak jujur satu sama lain dan saling mendustai, maka akan timbul curiga, amarah, dan lain-lain diantara mereka. dan lain-lain diantara mereka.

  • Marah ( ayat 26 )

Dalam Kamus Bahasa Indonesia “Marah” artinya sangat tidak senang karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya; berang; gusar. Kata “ Marah” dalam bahasa Yunani adalah “ovrgi,zw “ atauy orgizo. Meaning:  1) to provoke, to arouse to anger 2) to be provoked to anger, be angry, be wroth  : Merangsang membangkitkan untuk marah 2) menjadi perangsang untuk marah, marah atau gusar. Jadi, Paulus menyampaikan bahwa sikap marah yang tidak beralasan, akan membawa kerugian besar bagi jemaat tersebut. Paulus menjelaskan, biasanya orang yang marah dikarenakan kondisi kepribadiannya kurang stabil.

  • Memberi kesempatan kepada iblis ( ayat 27 )

Suatu perselisihan yang dibiarkan tanpa penyelesaian merupakan kesempatan yang sangat menguntungkan bagi iblis untuk membangkitkan perpecahan. tidak jarang bahwa  gereja terpecah dalam kelompok yang saling bertentangan, disebabkan oleh perselisihan antara dua, tiga orang yang tidak segera diselesaikan. pengertian dari kedua nasehat Paulus adalah sebagai berikut. kata bahasa Yunani untuk Iblis adalah diabolos. tetapi dalam bahasa sehari-hari kata bahasa Yunani adalah pemfitnah. arti kata ini dipakai oleh Luther dalam ungkapannya yang berikata: “Jangan berikan tempat kepada pemfitnah didalam hidupmu.” kemungkinan besar pengertian kedua hal inilah yang dimaksudkan oleh Paulus. tidak ada orang didunia ini yang lebih mampu melakukan kehancuran kecuali si pemfitnah dan penyebar berita bohong.

  • Mencuri ( ayat 28 )

Kata “ Mencuri” dalam bahasa Yunani adalah “Klepton” dari “Kleptein” sama artinya “Mencuri”. Particium yang tidak mempunyai waktu, particium ini menyatakan suatu perbuatan yang terus menerus atau berulang-ulang berlangsung. Jadi penulis menyimpulkan kata “Klepton” artinya orang yang biasa mencuri.

Dalam dunia Kuno pencurian sangat merajalela. pencurian itu sangat umum terjadi dermaga-dermaga yang terutama ditempat-tempat pemandian umum. pada waktu itu tempat-tempat pemandian umum merupakan milik kelompok-kelompok tertentu hanya para kelompok saja yang bisa mandi disitu. pencurian atas barang-barang milik orang yang sedang mandi, merupakan kejahatan umum yang tak pernah dapat dihindarkan disetiap kota Yunani. ( William, 2008 : 236 )

  • Perkataan kotor ( ayat 29 )

Perkataan kotor dalam bahasa Yunani adalah logos sapros yaitu perkataan buruk dan busuk. Paulus mengingat akan perkataan-perkataan kotor, busuk dan buruk yang banyak sekali dipakai oleh orang-orang kafir dan juga oleh jemaat-jemaat di Efesus. dengan tegas, ia menuntut kepada mereka supaya perbuatan itu mereka hentikan dan sebagai ganti perkataan kotor itu mereka memakai perkataan-perkataan yang baik ( sopan ) yang mendatangkan kebaikan ( berkat, kasih karunia ) kepada pendengar-pendengarnya.

  • Mendudukakan Roh Kudus Allah ( ayat 30 ).

Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang percaya ( Rm. 8 : 9 ), adalah oknum yang dapat mengalami duka atau kesedihan yang mendalam sebagaimana halnya Yesus ketika dia menangisi Yerusalem atau bersedih pada peristiwa lainya ( Mat. 23 : 37; Mrk 3 : 5 ). Orang yang masih memiliki kehidupan lama namun yang sudah percaya Yesus, apabila mereka mengabaikan kehadiran, suara dan pimpinan-Nya ( Rm. 8 : 5-17 ), mereka sudah termasuk orang yang mendukakan Roh Kudus. Mendukakan Roh Kudus juga membawa kepada penolakan Roh Kudus ( Kis. 7 : 51 ); seterusnya menghasilkan pemadaman api Roh ( 1 Tes. 5 : 19 ), dan akhirnya menghina Roh Kasih Karunia ( Ibr. 10 : 29 ).

  • Kepahitan ( ayat 31 )

Dalam kamus bahasa Indonesia bahwa arti kepahitan adalah sebuah rasa yang tidak sedap seperti rasa empedu dan tidak menyenangkan hati. Hal ini pasti cenderung menyusahkan hati, menyedihkan dan pengalaman yang  menyakitkan. Tindakan ini merupakan tindakan yang merugikan orang lain. Kerugian yang ada adalah kerugian yang cukup besar karena akan membuat seseorang tidak beraktivitas untuk melakukan suatu pekerjaan. Setiap orang yang mengalami kepahitan tanpa mereka sadari bahwa mereka hidup diluar kebenaran Allah yang sudah ditentukan-Nya.

  • Kegeraman ( ayat 31 )

Kegeraman adalah kemarahan dan kegemasan. Jemaat Efesus memiliki sikap dan tindakan saling marah atau gemas satu dengan yang lain. mereka tidak saling menghargai satu dengan yang lain. mereka saling menyakiti, saling memojokkan, saling menjauhi dan tidak mau akan kepentingan yang lain, hingga mereka di cap oleh rasul Paulus jemaat yang memiliki karakter geram atau pemarah. Paulus ingin menjaga keharmonisan terjadi ditengah-tengah jemaat yang tidak ada dalam kesatuan. Paulus menasihatkan dengan tegas, agar mereka tidak hidup lagi sebagai pemarah dan tidak lagi memiliki sifta marah yang mungkin akan menyakiti orang lain.

  • Kemarahan ( ayat 31 )

Kemarahan dalam bahasa Yunani adalah orge yang artinya kemarahan yang berkelanjutan, yang tidak pernah habis. Kemarahan yang sudah melebihi batas kekuatan sangatlah berbahaya bagi orang-orang yang disekitarnya. Kemarahan yang tinggal didalam kehidupan seseorang harus segera dengan secepatnya diselesaikan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan kepada orang-orang yang ada disekitar mereka.

  • Pertikaian ( ayat 31 )

Dalam kamus secara global, kata “ Pertikaian “ dalam bahasa Inggris adalah Pertama,  “Dispute”, dalam bentuk kata bendab artinya perselisihan, percekcokan. Dalam kata kerja keterangan artinya membantah. Arti yang Kedua, dalam bahasa Inggris “ Pertikaian adalah “Faction” Dalam kata benda artinya golongan, kumpulan orang-orang dalam partai politik, gereja. Jadi, Paulus mengetahui peristiwa perselisihan dan percekcokan yang hebat terjadi didalam siding jemaat hingga Paulus menuliskan sebuah surat mengenai pertikaian, supaya tidak ada lagi didalam kehidupan mereka. pertikaian disatu sisi memang sangat diperlukan, untuk menguji setiap keyakinan yang ada, namun peristiwa yang ada didalam jemaat adalah peristiwa yang sudah diluar batas yang dipikirkan oleh Rasul Paulus.

  • Fitnah ( ayat 31 )

Paulus menjelaskan bahwa fitnah adalah Sesuatu yang dibenci Tuhan, karena diluar kebenaran yang sudah ditetapkan agar tidak dilakukan ( Ams. 6 : 16,19 ). Kata “ Memfitnah” sangat dialarang oleh rasul paulus untuk diterapkan bagi kehidupan ( Kel. 23 : 1; Ef. 4 : 31; Yak. 4 : 11 ). Ada beberapa hal yang termasuk fitnah didalam Alkitab atau Firman Allah seperti gambaran rasul Paulus, antara lain; bisik-bisikan ( Rm, 1 : 29; 2 Kor. 12 : 20 ), umpat ( Rom. 1 : 30; 2 Kor. 12 : 20 ), curiga ( 1 Tim, 6 : 4 ), mencampuri urusan orang lain ( Im. 19 : 16; 1 Tim. 5 : 13 0 ), mengatakan yang jahat ( Mzm. 41 : 6; 109 : 20 ), mengadukan ( 1 Kor. 4 : 13 ), Mengucapkan kesaksian dusta ( Kel 20:16; Ul 5:20; Luk 3:14 ), menghakimi dengan tidak mengasihi ( Yak 4:11,12 ), menyebarkan kabar bohong ( Kel 23:1 ) dan membangkit-bangkitkan perkara. Jemaat Efesus rata-rata melakukan hal yang demikian.

  • Kejahatan ( ayat 31 )

 

Manusia Baru

Arti kata dan Defenisi mengenakan dan Manusia Baru

Kalimat “ Mengenakan Manusia Baru “ ( Ayat 24 ).Kata “Mengenakan” ( Inggris ) “ Put”. Dalam bahasa Yunani kata “ mengenakan” adalah  “Apotithemi” yang artinya to put of or aside away. Dalam terjemahan Indonesia artinya : “ Menaruh, menempatkan” atau “Telepas jauh”. Jadi, Paulus benar-benar memberitahukan kepada jemaat Efesus, agar mereka mengenakan manusia baru, menempatkan kehidupan mereka kepada sikap-sikap yang baru, dan mereka terlepas jauh dari kehidupan lama mereka. Bila jemaat Efesus taat akan perintah ini, maka jemaat tersebut layak dikatakan mereka adalah jemaat yang berkenan dihadapan Allah, karena mereka bisa menjadi cermin bagi sekitar mereka.

Paulus menjelaskan kepada jemaat di Efesus mengenai manusia baru. Manusia baru adalah manusia yang sudah diperbaharui oleh Allah didalam roh dan pikiran ( ayat 23 ) dan manusia baru ini diciptakan atau diadakan oleh Allah menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya ( ayat 24 ). Paulus juga menyampaikan bahwa manusia baru adalah manusia yang dipenuhi oleh kasih Kristus, mengenal pelayanan, mengenal tugas dan pekerjaannya didalam persekutuan, dimana ia berada sebagai anggota.

Sifat-sifat manusia baru

Ada beberapa hal ditemukan sifat-sifat manusia baru yaitu :

  • Berkata benar seorang kepada yang lain ( ayat 25 )

Paulus memberikan cukup alasan bagi setiap orang untuk menyatakan kebenaran. salah satu alasan itu ialah bahwa semua adalah anggota dari satu tubuh. kita dapat hidup aman, hanya karena  indra dan syaraf kita menyampaikan informasi yang benar kepada otak. jika informasi yang disampaikan itu salah, misalnya dengan mengatakan bahwa sesuatu itu dingin dan dapat dipegang, padahal sesungguhnya panas membara, maka hidup kita ini akan segera hancur binasa. tubuh dapat berfungsi secara sehat, hanya jika setiap bagian dari tubuh itu menyampaikan informasi yang benar kepada otak. demikian juga jika kita semua ini terikat sebagai satu tubuh, maka tubuh itu hanya dapat berfungsi secara sehat dan baik jika kita berkata dan berlaku benar.

  • Marah yang tidak menimbulkan dosa ( ayat 26 )

Dalam ayat ini ada kaitannya dengan Mazmur 4 : 5 mengatakan: “ Supaya mereka jangan berdosa dalam amarah mereka, apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. marah adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk dimiliki. namun marah yang tidak penting untuk dimiliki adalah marah yang terus menerus berlangsung. marah yang penting adalah marah terhadap suatu tindakan yang mengandung unsur dosa untuk dilakukan.

Dalam kehidupan orang Kristen harus ada kemarahan. tetapi kemarahannya haruslah kemarahan yang benar. Watak yang buruk dan sifat pemarah tak dapat dipertahankan; tetapi ada sejenis kemarahan yang diperlukan agar dunia ini tidak menjadi tempat yang lebih jelek.

  • Tidak memberi kesempatan kepada iblis ( ayat 27 )

Maksunya Paulus adalah mereka tidak memberikan peluang, waktu dan tempat didalam kehidupan mereka pribadi maupun dalam sebuah komunitas untuk melakukan suatu tindakan yang berasal dari si iblis yang sifatnya merusak, membunuh, menghancurkan, mencuri, membinasakan, membuat kecewa dan perpecahan. yang membuat akar pahit, kegeraman, putus asa, kemerosotan moral dan kebimbangan. Seks bebas, fitnah  dan kehancuran, dan masih banyak hal yang lainnya. Mereka harus menghindari semuanya itu dan sangat penting untuk membentengi diri mereka atau persekutuan jemaat yang ada.

  • Bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri ( ayat 28 )

Bekerja keras dan bekerja dengan baikn dengan tangan sendiri yang dimaksud adalah bekerja yang disertai dengan ketulusan hati dan usaha yang kuat yang disertai oleh Allah. Bekerja keras, berati berkerja dengan tenaga yang banyak, sebenarnya dilaksanakan hanya untuk mencapai sesuatu yang dia harapkan. berbicara mengenai bekerja, bukan saja bersifat sekuler atau secara fisik saja untuk mendapatkan financial, melainkan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemauan Allah itu sendiri. Paulus memunculkan pernyataan yang demikian, tujuannya untuk memahami konsep bekerja dengan baik. Konsep bekerja Paulus saat itu adalah konsep bekerja untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan. mereka harus giat dan berusaha dengan segenap hati untuk mendapatkan sesuatu yang sudah Tuhan janjikan kepada mereka. Paulus juga berharap pekerjaan yang mereka lakukan itu adalah pekerjaan yang murni, bersih, tidak ada penipuan, dan tidak ada perselisihan yang muncul.

  • Menggunakan perkataan yang baik untuk membangun dimana perlu ( ayat 29 )

Perkataan baik dalam bahasa Yunani adalah logos agathos, logos kalos ( 7 : 17 ). Yang dimaksudkan disini dengan perkataan baik adalah perkataan yang membangun. Ungkapan untuk membangun adalah pros oikodomen yang artinya fundamental. Jadi, Maksud Paulus perkataan yang baik dan yang akan membangun adalah perkataan yang memberikan suatu pengetahuan, pengertian, ilmu pengetahuan, perkataan yang mengubahkan dan perkataan yang memotivasi  satu dengan yang lain. Bukan menggunakan perkataan yang sesuka hatinya yang tujuannya merusak kehidupan orang lain  sehingga hal itu menghancurkan. Seseorang yang ingin berkata-kata, sangat penting untuk berfikir terlebih dahulu sebelum memperkatakan sesuatu, apakah hal itu yang baik dan sifatnya membangun. Jadi Paulus menekankan penggunaan perkataan yang baik dan benar, sesuai dengan kebutuhan yang baik terhadap orang lain dan jemaat yang ada.

  • Tidak mendukakan Roh kudus ( ayat 30 ).

Paulus menekankan agar jemaat di Efesus tidak akan mendukakan Roh Kudus maksudnya : mereka tidak melakukan suatu tindakan yang membuat Roh Kudus menangis, bersedih, meratap dan menyakiti hati-Nya. mereka harus melakukan suatu inisiatif yang bisa membuat Roh Kudus itu dapat bergerak dengan leluasa didalam kehidupan mereka.  Paulus rindu jemaat Efesus harus mengerti tindakan yang membuat Roh Kudus berdukacita atau tidak demikian. sebenarnya secara realitas kehidupan mereka, mereka sudah membuat Roh Kudus berduka, sehingga Paulus memberikan suatu nasihat kepada mereka agar mereka tidak membuat Roh kudus dalam keadaan berduka.

  • Membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dan segala kejahatan ( ayat 31 )

Dalam ayat ini, Paulus mengajak seluruh jemaat yang di Efesus, supaya mereka membuang semua kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dan segala kejahatan. Ajakan ini kepada jemaat, hanya demi kebaikan dari komunitas dan kepribadian mereka masing-masing. Paulus mengajar mereka dengan tulisannya bahwa semua yang tertera diatas tidak mendatangkan kebaikan dan keuntungan bagi hidup mereka sendiri. Justru hal ini akan membuat keadaan mereka semakin buruk, jika mereka tidak taat kepada apa yang dituliskan oleh Paulus.

  • Ramah seorang terhadap yang lain ( ayat 32 )

Secara umum kata “Ramah” dalam bahasa Yunani adalah “Epieikeia” terdapat hanya dalam 2 Korintus 10:1 mengenai Kristus yang lemah lembut dan ramah. Istilah itu menggambarkan hakim yang tidak menuntut hukuman ketat, tetapi memberi tempat pada rasa belas kasihan, supaya hak yang sah tidak menghasilkan perbuatan salah dalam moral. Dalam kata sifat “Epieikes” melukiskan sifat orang percaya yang menyerupai Kristus. sifat lain berhubungan dengan sifat ramah dalam 1 Timotius 3 : 3; Titus 3 : 2; Yakobus 3:17; 1 Pet 2 : 18. Kata “Epieikeia” digunakan dalam retorik atau kata muluk dalam Kisah Para Rasul 24 : 4. Beberapa istilah Ibrani dan Yunani lain diterjemahkan ‘ramah’, misalnya “Naim” 2 Samuel 1 : 23 ), “Filanthropos ( Kis 27 : 3 ), dan Khrestos ( Ef 4:32 ). Jadi, sikap ramah atau keramah tamahan berhubungan erat dengan kasih dan kelemah lembutan. Dalam hal ini sama seperti dalam seluruh tingkah lakunya, orang Kristen harus menjadi pengikut Kristus yang ramah tamah.

Sikap ramah juga adalah Sikap baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan: memang menyenangkan bergaul dengan orang yang  ada disekitarnya. biasanya banyak tawa dan banyak bicara; lidah suka bercakap-cakap; peramah; dalam setiap tindakan dan perkataannya, ia tidak akan pernah melukai orang dan menyinggung setiap hati sekitarnya. Paulus mengingatkan kembali untuk jemaat bahwa sikap ramah sangat perlu untuk dimiliki didalam sebuah komunitas maupun dalam diluar komunitas mereka. jika hal ini semakin diterapkan maka kesatuan jemaat akan semakin kokoh.

  • Penuh kasih mesra ( ayat 32 )

`Kasih tidak sebatas kasih. Kasih harus nyata dan dirasakan setiap individu. Kasih mesra merupakan kasih yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Kasih mesra yang sifatnya akrab dan harmonis. Kebenaran Allah dinyatakan karena adanya kasih Allah yang tiada henti kepada setiap manusia yang percaya kepadanya. Kebenaran Allah mengandung unsur kasih. Kebenaran Allah tidak bisa terlepaskan dari kasih mesra. Kasih mesra dibutuhkan banyak manusia khususnya dihadapan Allah, Allah sangat menginginkan hal itu terjadi di dalam kehidupan umat-Nya.

  • Saling mengampuni ( ayat 32 )

Kata “Mengampuni” dalam Perjanjian Baru terdapat dua kata kerja, yaitu kharizomai yang artinya melakukan secara anugerah, aphiemi dan kata benda aphesis yang artinya melepaskan. Dalam Lukas 6:37  terdapat apolyo ( melepaskan’) dan dalam  Roma 2:25 terdapat paresis ( membiarkan dosa  pada masa lampau ). Orang berdosa yg diampuni harus juga mengampuni orang lain, demikian yang diperintahkan Paulus untuk saling mengampuni.

 

BAB 3

KESIMPULAN DAN APLIKASI


Kesimpulan

Manusia lama adalah manusia yang belum menerima Kristus, Kristus tidak ada didalam diri mereka, hidup menurut keinginan daging, sama dengan orang fasik, bebal, jahat dan belum tidak mengenal Kristus di dalam diri seseorang. Manusia lama adalah manusia yang belum diperbaharui oleh Kristus secara roh, jiwa, mental, pikiran dan hal-hal yang bersifat karakter dan perkataan. Kebenaran Allah belum dinyatakan di dalam mereka yang masih terjun pola manusia lama. Kebenaran Allah nyata kepada orang-orang yang terjun dalam manusia baru. Manusia baru adalah manusia yang mengalami Tuhan secara utuh, mengalami kebenaran dan bertemu dengan kebenaran sehingga mereka mengalami perubahan hidup secara perkataan dan pikiran. Baru, dikatakan, saat ada sesuatu yang mengerjakannya yaitu Yesus Kristus didalam diri mereka.

Manusia baru adalah manusia yang serupa dengan Kristus, fokus utama adalah Kristus,  karakternya adalah karakter Kristus. Kehidupan yang menuruti kehendaknya Kristus.

Aplikasi

Pertama, Manusia baru sangat diperlukan integritas, perubahan pikiran, tindakan, dan perkataan yang menyenangkan, dan yang membangun.

Kedua, Membuang manusia lama berarti membuang semua sikap yang bertentangan dengan Firman Tuhan, yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, yang menyakiti Allah dan yang kurang sempurna dihadapan Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Abineno J.L.Ch.,

2002        Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta : Bpk Gunung Mulia

Browning W.R.F.,

2009. Kamus Alkitab. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Barclay William,

2002        Surat-Surat Galatia Dan Efesus. Jakarta : Bpk Gunung Mulia

Joyner Rick,

2003    Pesan Bagi Gereja Yang Mulia. Bandung : Revival Publishing House

MERAIH DAN MENCAPAI HARAPAN (Kis. 3:1-10)

 Oleh: Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

             Dalam Kis 3:1; kalimat: menjelang waktu sembahyang. Ada 3 waktu sembahyang orang Yahudi yakni; Jam 06.00 pagi, Jam 12.00 Siang dan Jam 03.00 Petang. Jadi, Posisi pada waktu itu yaitu pukul tiga petang Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.

Dalam Kis. 3:2; seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya (Dalam bahasa Yunaninya: Lumpuh sejak kandungan). Orang lumpuh adalah orang;

  • Yang tidak bisa berjalan untuk membawakan dirinya.
  • Yang selalu merepotkan orang lain.
  • Yang selalu berfokus kepada kelumpuhannya dan kelemahannya.

Dalam Kis 3:2; diletakkan dekat pintu gerbang bait Allah yakni gerbang Indah. Mengapa?

Gerbang Indah adalah yang menghubungkan atau jembatan orang-orang kafir dengan wanita-wanita orang-orang Yahudi. Yang sering berbelaskasihan pada waktu itu adalah wanita-wanita orang Yahudi pada waktu melewati si Lumpuh. Strukturnya;

Orang-orang Kafir                                     Wanita-wanita orang Yahudi

                      (Pintu Gerbang Indah)          (yang belaskasihan)

Tindakan orang Lumpuh hingga ia meraih harapannya adalah;

  • Orang lumpuh menatap kepada Petrus dan Yohanes (3:4) : tatapan orang lumpuh pada saat itu adalah tatapan yang menatap keatas bukan kebawah seperti yang dilaksanakannya setiap hari ketika dia meminta sedekah kepada orang banyak. Maksudnya, dia tidak berfokus lagi melihat kelemahan-kelemahan yang di dalam dirinya sendiri akan tetapi orang lumpuh itu harus melihat dan mengetahui apa yang didalam kehidupan kedua rasul tersebut yaitu Yesus Kristus
  • Selain Orang lumpuh menatap keatas, dia juga mengharapkan sesuatu diberikan oleh kedua rasul tersebut yakni Emas dan Perak (harta dan kekayaan) (3:5-6) tetapi sebaliknya para rasul tidak bisa mengwujudkannya justru mereka menawarkan yang berbeda dengan apa yang diharapkan oleh orang lumpuh. Tetapi orang lumpuh tetap berharap mendapatkan sesuatu kepada kedua rasul itu. (3:5-6)
  • Orang lumpuh mau merespon dengan tawaran para rasul dengan berkata: “Demi nama Yesus Kristus orang Nazaret, berjalanlah!” (3:6). Artinya Orang Lumpuh mau menerima Yesus Kristus.

Hasil dari apa yang diraih dan dicapai orang lumpuh adalah orang lumpuh dipulihkan bukan hanya secara fisik saja melainkan tubuh, jiwa dan rohnya juga dipulihkan oleh Yesus Kristus. buktinya.

  1. Tubuhnya orang lumpuh: kuatlah mata kaki dan mata kaki orang lumpuh itu (3:7)
  2. Jiwanya orang lumpuh: ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan melompat-lompat memuji Allah (3:8)
  3. Rohnya orang lumpuh: mengikuti kedua rasul itu kebait Allah serta memuji Allah.

Intinya

1)      Untuk meraih dan mencapai harapan kita, kita harus meletakkan dasar hidup kita (harapan kita) di dalam nama Yesus Kristus (memiliki harapan kepada Yesus terlebih dahulu), maka harapan itu akan terlaksana, tercapai dan bahkan Yesus Kristus akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan.

2)      Jadilah seperti Petrus dan Yohanes yang memperhatikan orang-orang yang lemah baik secara tubuh, jiwa dan roh, serta  berdiri dan menawarkan nama Yesus bagi hidup mereka yang lemah.

MEMIKIRKAN PERKARA-PERKARA YANG TINGGI (Roma 12:16)

By : Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

Roma 12 : 16 kalimat “Memikirkan Perkara-Perkara yang tinggi ( Yunani ) “ ta hupselos phoneros “ artinya : “ Memikirkan Hal-hal yang tinggi”.

Kata “ yang tinggi “ dalam Yunani adalah “ Hupselos ” yang artinya : tinggi;

( Surga ) yang tinggi; yang berharga; dan yang disombongkan.

Kata “ Memikirkan “ ( Yun ) “ Phronountes “ yang berasal dari kata “ Phroneo “ yang artinya : memikirkan; berfikir; mempunyai Fikiran; berpendapat; bersikap; dan menghormati. Kata ini digunakan 26x didalam PB.

Kata “ Jangan memikirkan hal-hal yang tinggi / perkara-perkara yang tinggi “ , dalam ( BIS ) “ Jangan bersikap tinggi hati. Dalam ( NIV ) “ No proud “ artinya “ Jangan sombong”, jangan menyombongkan diri ( bnd. Ams 3 : 7 ).

Jadi, yang Paulus tekankan di dalam kasih adalah tidak ada kesombongan. Kasih itu tidak sombong. Tidak sombong diidentikkan dengan tidak merasa diri bijak ( LAI ). Tidak sombong sama dengan merendahkan diri/hati. Tidak sombong juga disebut dengan mengerti kondisi orang bawah ( bawahan ).

Memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu fikirkan maksudnya : mengutamakan kerendahan hati yaitu : sikap tidak memandang diri sendiri lebih tinggi dari orang lain, sehingga muncul suatu kesederhanaan kebijaksanaan dalam arti kesopanan terhadap sesama, terutama sesama orang Kristen. Orang Kristen tidak boleh mengukur atau menilai pikiran dan dirinya sendiri agar tidak timbul rasa cemburu, minder atau angkuh.

MENEMUKAN PASANGAN HIDUP (2 Korintus 6:14-16)

By: Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

Dalam 2 Korintus 6:13-14 di sana diberitahukan sebuah contoh untuk diteladani, kepada orang yang sudah percaya Yesus Kristus, bagaimana cara atau tindakan untuk menemukan pasangan hidup.

Dalam ayat ini, rasul Paulus sangat dekat dengan jemaat yang ada di Korintus. Dalam ayat 13 ada kata “Aku berkata seperti kepada anak-anakku “. Ini berarti Paulus dengan jemaat Korintus sangat dekat sekali, sampai rasul Paulus dalam hal menyampaikan nasehat Firman Tuhan seperti kepada anak-anak yang dikasihinya.

Dalam ayat 13 Paulus dengan jemaat Korintus seperti bapa dan anak-anak. Walapun dalam ayat ini tidak ada dijelaskan sosok seorang bapa, tetapi ia mengibaratkan Jemaat Korintus adalah seperti anak-anaknya dan dia adalah bapak rohaninya yang sedang menyampaikan suatu firman yaitu dalam hal menentukan pasangan hidup mereka. Jemaat Korintus, yang disebut seperti anak-anaknya, ia memberikan suatu cara bagaimana untuk menentukan atau cara memilih pasangan hidup yang baik.

Di dalam jemaat Korintus ada beberapa hal permasalahan yang ditemukan si penulis yaitu : Dalam jemaat Korintus, rupanya ada yang salah dalam hal memilih pasangan hidup. Mereka memilih pasangan mereka dengan sesuka hatinya tanpa mempertimbangkan dari sisi iman mereka dan  kerohanian mereka. Mereka memilih pasangan hidup sesuai dengan kepuasaan dan keinginan hati mereka dan bukan menurut isi hatinya Allah. Sehingga dalam keluarga mereka terjadi tidak sehat dan tidak harmonis lagi. Dalam ayat 13, Paulus memberikan suatu perintah kepada mereka yang belum berkeluarga, supaya mereka membuka hati dan mata jasmani mereka secara luas, dalam hal untuk menemukan pasangan hidup. Mereka tidak akan mengerti tentang Firman Allah jika mereka menutup hati mereka, tidak memberikan hati untuk ditaburkan dengan kebenaran di dalam diri mereka dan tidak memperhatikan apa yang akan disampaikan oleh rasul Paulus mengenai menemukan pasangan hidup. Paulus menganjurkan agar orang percaya membukakan hati mereka secara terbuka tentang pengajaran ini yakni mengenai menemukan pasangan hidup.

Dalam ayat 14, merupakan ayat yang memberikan suatu larangan, pesan  dan peringatan dalam hal memilih pasangan hidup mereka. Dalam ayat 14 ada kalimat yang mengatakan “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya “. Disana ada kata “Janganlah”, dalam bahasa Yunani “Janganlah lagi”, ini merupakan suatu larangan yang keras. Bisa juga hal ini merupakan suatu perintah atau peringatan yang keras kepada jemaat Korintus, walaupun mungkin mereka sudah pernah melanggar, akan tetapi, Paulus menegaskan supaya mereka jangan melakukan kesalahan dalam hal memilih pasangan hidup. Karena jika mereka salah memilih pasangan hidup maka akan terjadi suatu penyesalan terhadap kehidupan mereka seumur hidup (berakibat di dalam keluarga mereka dan hubungan mereka terhadap Tuhan Yesus Kristus).

Kondisi kota Korintus.

Pada waktu itu, kota Korintus merupakan suatu gudang pelacuran. Kondisi antara wanita dan laki-laki sudah banyak yang melanggar Firman Tuhan dan kerusakan moral juga sangat banyak di Korintus. Jadi, Paulus kembali mengingatkan kepada mereka, pada saat mereka memilih pasangan hidup, supaya mereka mengambil pasangan yang seiman, satu Tuhan, satu hati dan satu roh di dalam Yesus Kristus, jika tidak demikian mereka akan terseret keluar dari keyakinan mereka.

Paulus ingin mempertahankan iman jemaat, yang ada di Korintus. Karena mereka bisa meninggalkan Tuhan, apabila mereka mengambil pasangan yang tidak seiman. Karena pasangan mereka yang tidak seiman akan mempengaruhi kehidupan mereka dan akan memborgol kehidupan mereka untuk datang kepada Allah. Sehingga rasul Paulus mengingatkan kembali, dan memberikan pemahaman yang benar tentang memilih pasangan hidup, harus yang seimbang, sederajat, setara dan sama.

Perbandingan  Kitab dari kitab yang lain  dalam ( ayat 14a ) yaitu mengenai menemukan pasangan hidup (mengenai membangun sebuah keluarga yang harmonis dan yang sehat) :

(TB) Janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya “

(BIS) Janganlah kamu menjadi sekutu orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus, itu tidak cocok.

(NIV) Translate : Janganlah bersama-sama dengan pasangan yang tidak percaya.

(YUN) Janganlah kamu menjadi pasangan yang memakai kuk yang berbeda (Yun) “Heterozugeo“ dengan orang-orang yang tidak percaya (Yun) “Apistos“ artinya: yang tidak dapat dipercayai atau mustahil, yang tidak percaya; yang tidak beriman.

Ada beberapa cara yang paulus pakai untuk menjelaskan “Pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya“ dalam menemukan pasangan hidup yaitu :

( TB ) Kebenaran dan kedurhakaan tidak sama atau tidak ada persamaan.

( BIS ) Menjelaskan kebaikan dan kejahatan tidak dapat berpadu (ayat 14b).

( YUN ) Kebenaran dan mental yang tidak mengindahkan hukum tidak ada suatu kebersamaan (mereka mengalami suatu keterpisahan).

(TB) Terang dengan kegelapan tidak dapat bersatu.

(BIS) terang dengan kegelapan tidak dapat bergabung (ayat 14c).

(YUN) Terang dengan kegelapan tidak ada hubungan yang erat satu dengan yang lain.

(TB)  Kristus dengan Belial tidak ada suatu persamaan (ayat 15a) dan tidak dapat bersama.

(TB) Orang-orang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya, tidak memiliki bagian secara bersamaan dihadapan Allah, ada suatu perbedaan (ayat 15b).

(TB) Bait Allah dengan berhala tidak ada hubungannya satu dengan yang lain (ayat 16a). Orang yang percaya  adalah bait dari Allah yang hidup menurut Firman Allah.

Dalam 2 Korintus 6:14-16 berpesan kepada orang-orang yang percaya masa kini untuk merenungkan dan memperhatikan kembali mengenai memilih atau menemukan pasangan hidup (dalam hal berkeluarga).

Hal-hal yang perlu untuk ditelusuri adalah;

1. Kedua pasangan harus Seiman

2  Kedua pasangan harus seimbang

3. Kedua pasangan harus bisa sama-sama dipercayai

Catatan : Belial  (Ibrani) menunjuk kepada ketidak berhargaan (REB) menyebut “Scoundrels” artinya “Bajingan atau orang-orang dursila” (W.R.F. Browning, Kamus Alkitab.BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2010. Hal.54)

Intinya: Dalam hal memilih pasangan hidup harus mencari yang seimbang, yang dapat dipercayai, yang seiman, yang sederajat, yang sehati, satu Tuhan, yang sepikir dan yang se visi dihadapan Allah. Orang percaya tidak diizinkan untuk memilih pasangan yang tidak percaya kepada Tuhan, akan tetapi mereka harus keluar dari jalur mereka, dari antara mereka yang tidak percaya kepada Allah dan mereka harus memisahkan diri dari hadapan mereka dan bahkan tidak akan sampai mereka menjamah mereka karena mereka yang tidak percaya kepada Allah rata-rata di Korintus sudah najis.

MENUMPUK BARA API (Roma 12:20)

 

Oleh: Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

 

Latar Belakang

         Dalam waktu kebudayaan Mesir, kalau sudah habis Bara Api ditungku perapian, mereka meminta Bara Api ketetangganya dengan dijunjung diatas kepalanya suatu tungku perapian / pinggan yang kosong supaya arang / bara api dikasih dengan menumpuk bara api / arang ditungku perapian / pinggan yang kosong tadi.Budaya dalam suatu upacara Mesir, seorang yang telah melakukan kesalahan, menghukum diri dengan menjunjung diatas kepalanya suatu pinggan yang berisi arang yang membara dalam abu sebagai tanda penyesalan atas kesalahan yang dilakukannya fakta yang diperoleh. Maksudnya : memberikan rasa malu kepadanya dengan kebaikan kita dan mengasihi orang yang tidak senang kepada kita, supaya orang yang tidak senang kepada kita malah baikan kepada kita dan saling mengasihi dan menghormati. Tetapi kata-kata yang terakhir dihilangkan yaitu “ dan Tuhan akan membalas kepadanya “ Paulus memberikan arti yang lebih tinggi : perlakukanlah musuhmu dengan baik hati : ini dapat melunakan hatinya keras dan membuang wataknya yang jahat. Cara terbaik untuk menghilangkan seorang musuh adalah menjadikan dia teman. Setiap orang Kristen yang berasaskan kasih harus bersikap belaskasihan.

 

Eksposisi Surat Roma

       Sebelum ada kalimat “Menumpuk Bara Api “ ada kata “ berilah “ ( Bhs. Yunani ) : Psomizo artinya : memberi makan, membagi-bagikan, menderma terdapat pada pasal yang sama dan ayat yang sama. Berilah-kasih, mengasihi. Kalau kita memberikan barang kepada orang lain itu membuang atau merusakkan dan tentu kita akan marah karena permberian kita tidak dihargai, tetapi kita tidak boleh marah karena barang yang kita beli itu bukan lagi hak kita tetapi , milik orang lain.

 

JANJI ALLAH MENGENAI ROH KUDUS

 

Oleh: Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

 

  1. Janji  Allah mengenai Roh Kudus

Dalam Perjanjian Lama

        Dalam Yesaya 44:3 : Aku akan mencurahkan

  • Air: ke atas tanah yang haus
  • Hujan lebat: ke atas tempat yang kering
  • Roh Allah: ke atas keturunanmu
  • Berkat: ke atas anak cucumu

Dalam Yoel 2:28-29: pencurahan Roh Allah keatas semua manusia (Yahudi dan non-Yahudi) yakni;

  • Anak laki-laki dan perempuan: bernubuat.
  • Orang-orang yang tua: mendapat mimpi.
  • Teruna-teruna (Teruna=muda, pemuda, siswa di sekolah Militer): mendapat penglihatan-penglihatan.
  • Hamba-hamba laki-laki dan perempuan: Roh Allah dicurahkan.

Dalam Perjanjian Baru

  • Kisah Para Rasul 1:5 = Yesus kembali mengingatkan pemberitaan Yohanes pembaptis, mengenai baptisan Roh Kudus dan api yang akan Allah kerjakan (Mat. 3:11).
  • Kisah Para Rasul 1:8 = dengan Perkataan Yesus Kristus sendiri sebelum Dia terangkat ke Surga.

     2. Penggenapan Janji Allah mengenai Roh Kudus

  • Dalam Perjanjian Lama: Yesaya 44:3; Yoel 2:28-29, penggenapan-Nya dalam Kis. 2:16-20.
  • Dalam Perjanjian Baru:

Pertama, Kisah Para Rasul 1:5 penggenapannya dalam Kisah Para Rasul 2:1-13. Ada tiga fenomena yang terjadi pada hari peristiwa pencurahan Roh Kudus

       1)   Turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah,  di mana mereka duduk.

       2)  Tampak kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

       3)   Mereka penuh dengan Roh Kudus, dengan disertai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Kedua, Kisah Para Rasul 1:8 penggenapan-Nya 2:21-24.

Ada Roh Kudus  maka ada  Kuasa, ada kuasa maka Menjadi Saksi (memberitakan Injil) di;        

  1. Yerusalem: adalah ibu kota Israel dan tempat beribadah orang Yahudi (Israel). (Untuk sekarang adalah seluruh anggota keluarga (kakek, nenek, ayah, ibu serta anak-anak)
  2. Yudea dan Samaria: Yudea tempat bait suci didirikan. Penduduknya Samaria merupakan campuran Israel dengan pendatang yakni orang-orang kafir. (untuk sekarang adalah lingkungan keluarga, kerja dan dimanapun kita berada).
  3. Ujung Bumi: seluruh bumi di luar Yudea dan Samaria/diluar bangsa Israel.

 Contoh dalam Pemberitaan Injil misalnya Petrus (Kis.  2:21-24). Inti pemberitaan Petrus adalah;

         a)      Kelahiran Yesus Kristus

         b)      Tindakan / karya Yesus Kristus

         c)      Kematian serta kebangkitan Tuhan Yesus Kristus

         d)     Kenaikan Yesus Kristus untuk menyediakan tempat bagi orang percaya yakni di Sorga.

 

Kesimpulan

  1. Bertekun dan bertekun dengan sehati dalam doa untuk meminta Roh Kudus memenuhi hidup kita.
  2. Percaya kepada Yesus Kristus dalam segala hal, baik perkataan-Nya, tindakan-Nya.
  3. Ada Roh Kudus maka ada kuasa, tidak ada Roh Kudus tidak ada kuasa. Roh Kudus sebagai jaminan orang percaya untuk bisa kuat menjadi saksi-Nya Allah.

HUKUMAN ALLAH ( Roma 2 : 11-16 )

 By : Iman Yonggi Cho Sinaga, S.Th.

 

Pendahuluan

        Secara Etimologi Hukuman adalah kata yang mempunyai akar “ sylm” yang berarti “ mengganti kerugian “ atau “ memperbaiki keseimbangan “. Kata ini dipakai dalam bidang hukum, jelas seperti surat-surat Amarna tertentu. Pangkal kata lainnya “ ykkh” berarti “mengadili”  atau “ menghakimi”. Pangkal “ ysr” lebih luas dipakai dalam arti “hukuman”. Hukuman itu bersifat memperbaiki, seperti hukuman yang diterapkan seorang ayah kepada anaknya. (J.D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L). 2004: Jakarta, Hal. 470)

Kata umum yang dipakai bagi penghakiman atau pengadilan dapat juga mempunyai arti  kedua yakni adalah “ hukuman “, sama seperti kata Ibrani “ misypat “.  Kata-kata yang jelas mempunyai arti hukuman adalah “ timoria” dan “ kolasis” dalam bahasa Yunani klasik “ timoria” mempunyai sifat membenarkan, banyak kesamaannya dengan “ nqm “ dalam bahasa Ibrani.

Isi

Orang yang tidak mengetahui bunyi hukum Taurat dan berbuat dosa akan mendapat hukuman Allah. Orang yang bernaung dibawah hukum Taurat ( ditunjukkan kepada bangsa Yahudi ), tidak benar dihadapan Allah sehingga mereka mendapat hukuman dari Allah. Tidak ada seorangpun yang akan dibenarkan karena ia melakukan hokum Taurat ( Roma 3 : 20 ).

Ada empat hal yang perlu untuk diperhatikan tentang hukuman Allah dalam surat Roma 2 : 11-16 yaitu :

  1. Hukuman Allah jatuh dengan adil keatas orang yang melakukan penghakiman atau sifat sewenang-wenang  kepada sesamanya manusia ( 2 : 1-2 ).
  2. Hukuman Allah dijatuhkan menurut perbuatannya masing-masing ( 2 : 6 ). Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan yang sudah menyimpang dari kebenaran Allah, orang-orang yang mengeraskan hati mereka, dan tidak mau bertobat kepada Allah sehingga hal itu akan menimbulkan murka ( hukuman ) keatas mereka ( 2 : 5 ).
  3. Allah menjatuhkan hukuman tanpa memandang bulu, muka, dan pribadi ( ayat 11 ). Hukuman berlaku kepada orang-orang yang melakukan kejahatan, orang-orang yang mencari kepentingan diri sendiri, orang-orang yang tidak taat akan aturan-Nya Allah, orang-orang yang mengarahkan diri mereka kepada kelaliman dan orang-orang yang melakukan pelanggaran akan perintah Allah, mereka akan mendapat geram, dan kebinasaan dari Allah yang sifatnya hukuman yang diberikan oleh Allah. Orang yang berbuat kejahatan akan ditimpa oleh penderitaan yang sangat mengerikan dan kesesakan yang sangat menyakitkan terhadap mereka yang melakukannya, tetapi orang yang melakukan kebaikan dan orang yang mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan dari Allah akan mendapat hidup yang kekal. Semua mereka akan diadili oleh Allah menurut tingkah laku, dan perbuatan mereka tanpa Allah memandang bulu.
  4. Hukuman Allah akan dinyatakan sesuai dengan keputusan Yesus Kristus ( 2 : 16 ).  Allah Bapa, dan Allah Roh Kudus mengikut sertakan keputusan Yesus Kristus karena Yesus-lah yang akan menghakimi dan mengadili setiap orang yang berbuat kesalahan dan benar kepada-Nya. Dan orang-orang yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, maka Yesus akan menimpakan hukuman terhadap mereka.

Penutup

Jadi, penghukuman yang diberikan oleh Allah bukan hanya untuk memusnahkan mereka atau mentang-mentang Yesus Allah, Dia menghukum setiap orang. Tetapi Dia memberikan hukuman kepada mereka ada tujuan yang baik yaitu agar mereka mengandalkan Tuhan dan berbalik kepada jalan kebenaran yang sudah Dia sampaikan kepada mereka.

Allah memberikan hukuman kepada mereka agar mereka sadar bahwa mereka hidup sudah keluar dari jalur-Nya Allah.

Allah memberikan hukuman kepada mereka, Allah ingin menunjukkan bahwa ada perbedaan orang yang melakukan kebenaran dengan orang fasik.

Allah memberikan hukuman, hanya untuk menunjukkan kepada mereka, bahwa Allah tidak pernah kompromi dengan dosa, baik bentuknya dosa kecil maupun dosa yang sangat besar

Kutipan

(__________, Alkitab. LAI, Jakarta: 2007. Hal 184)

(Douglas J.D , Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L). Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta : 2004. Hal. 470)

GAMBAR DIRI ( Kejadian 1 : 27-28; Kejadia 1: 7)

 Pengertian Gambar diri

Gambar diri tidak sama dengan percaya diri. Gambar diri adalah;

  • Bagaimana kita menilai diri kita dihadapan Allah dan sesama
  • Bagaimana Allah menilai kita
  • Bagaimana kita membawakan diri bagi orang lain.

Penyebab gambar diri rusak

Yang mempengaruhi dan menyebabkan gambar diri rusak yaitu :

  • Suku

Suku dapat juga mempengaruhi atau menentukan gambar diri seseorang itu baik atau tidak..

  • Dosa (  Kejadian 3 )

Bagaimana kita menilai diri kita mempengaruhi gaya hidup kita dan apa yang akan kita lakukan. Jika kita menilai diri kita sebagai hamba maka kita akan bertindak sebagai hamba, jika kita menilai diri kita orang kudus maka kita akan bertindak sebagai orang kudus.

Untuk apa Yesus disalib : untuk menebus segala dosa manusia yang respon terhadap pengorbanan-Nya dan untuk memperbaiki setiap gambar diri yang rusak.

  • Penampakan Fisik ( Maz 139 : 13-15 ).

Cth : karena bentuk wajahnya, tinggi dan pendek badannya dan matanya dll.

Cara mendeteksi atau menilai citra diri seseorang

  • Menanyakan sesuatu kepada orang lain. Cth kita bertanya kepada teman yang kita ajak berbicara: dia cantik ya ? trus jawabannya ya, dia cantik tapi pendek. Itu menunjukkan citra diri yang rusak.
  • Pergi ketoilet dan Berdiri didepan cermin. Ketika kita berdiri maka kita akan melihat diri kita bagaimana. Cth : aku jelek, itu menunjukkan bahwa citra dirinya adalah jelek.

Kecerdasan di dalam diri seseorang

Ada 3 kecerdasan yaitu :

  1. Kecerdasan intelektual 25 % dan
  2. Kecerdasan emosi serta
  3. Kecerdasan karakter 75 %. Yes 43 : 4; Yes 13 : 17.

Intinya : Jika kita tidak bisa menerima diri kita sendiri bagaimana orang bisa menerima diri kita dan bagaimana kita bisa menerima diri orang lain.